Liputan6.com, Jakarta - Temperamen artinya menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sifat bawaan yang memengaruhi pola perilaku, emosi, dan kebiasaan seseorang. Memahami konsep ini menjadi penting karena temperamen menjadi salah satu elemen kunci dalam membentuk kepribadian dan interaksi sosial manusia.
Baca Juga
Advertisement
Pentingnya memahami temperamen melibatkan pengakuan akan perbedaan individual yang dapat mempengaruhi interaksi dan komunikasi antarindividu. Temperamen mencerminkan kecenderungan alami yang membentuk respons individu terhadap lingkungan dan situasi tertentu. Memahami arti temperamen secara lebih mendalam, dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri serta orang lain.
KBBI memberikan wawasan bahwa temperamen manusia mencakup keberagaman emosi, sikap, dan perilaku manusia. Ada empat tipe temperamen manusia, yakni Plegmatis, Koleris, Sanguinis, dan Melankolis. Mengetahui keempat tipe temperamen manusia tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang diri sendiri, tetapi juga membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang temperamen artinya menurut KBBI dan empat tipenya, Senin (26/2/2024).
Temperamen Artinya Sifat Batin
Temperamen menurut KBBI adalah istilah yang merujuk pada sifat batin yang konsisten dalam memengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran seseorang. Dalam konsep ini, temperamen dianggap sebagai dimensi psikologis yang dapat memberikan ciri khas dan kestabilan pada kepribadian seseorang.
KBBI menjelaskan bahwa temperamen mencakup berbagai nuansa. Mulai dari periang hingga penyedih, mencerminkan ragamnya pengaruh sifat batin dalam membentuk sikap dan tindakan individu.
Temperamen artinya menurut KBBI, merupakan faktor yang dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang keunikan seseorang. Dengan memahami bahwa temperamen adalah sifat batin yang tetap, seseorang dapat meresapi keberagaman karakter manusia dan bagaimana setiap individu merespon berbagai situasi dengan ciri khasnya masing-masing.
Temperamen bukanlah sifat yang statis, tetapi lebih pada kecenderungan atau pola perilaku yang terus-menerus memengaruhi interaksi seseorang dengan lingkungannya. Penting untuk menyadari bahwa temperamen artinya mencakup perubahan emosional dan responsif terhadap stimulus eksternal.
KBBI menyoroti bahwa temperamen artinya tidak hanya berfokus pada aspek periang atau penyedih saja, tetapi melibatkan berbagai aspek yang saling terkait. Inilah mengapa, temperamen adalah dimensi kompleks yang memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian individu, memberikan warna pada sikap, perasaan, dan pikiran mereka.
Dalam hal ini, temperamen bukanlah sesuatu yang dapat diubah dengan mudah, melainkan suatu bagian dari diri seseorang. Temperamen artinya memberikan fondasi untuk pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan orang lain, memungkinkan adanya kerjasama yang lebih baik dalam berbagai konteks sosial.
Advertisement
Temperamen Manusia
Ada empat tipe temperamen manusia melansir dari Betterhelp:
1. Plegmatis: Temperamen Apatis yang Tenang dan Tertutup
Temperamen plegmatis, yang dapat dianggap sebagai temperamen apatis, menunjukkan ciri khas kepribadian yang tertutup dan cenderung bekerja dengan ketenangan. Individu dengan tipe temperamen ini, meskipun apatis, tetap mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Keaslian dan ketenangan mereka menciptakan serangkaian karakteristik unik yang dapat diidentifikasi.
Kepasifan, sebagai ciri khas temperamen apatis, menciptakan serangkaian sifat yang membedakan. Mereka terkenal santai, tenang, dan jarang terpengaruh secara emosional. Keputusan sulit mungkin menjadi momok bagi mereka, dan mereka cenderung membiarkan orang lain membuat keputusan untuk mereka. Meskipun bersifat tertutup, individu dengan temperamen plegmatis cenderung menjalani kehidupan yang tenang dan berpusat di sekitar rumah serta keluarga.
Ciri khas temperamen plegmatis adalah kecenderungan untuk membiarkan sesuatu terjadi. Tidak seperti tipe sanguinis yang cepat mengambil keputusan, plegmatis bersikap lebih hati-hati dan tidak terlalu ambisius.
Meskipun demikian, mereka menunjukkan resistensi terhadap perubahan dan mungkin memerlukan waktu dan kesabaran untuk beradaptasi dengan perubahan, terutama yang mendadak. Memahami bahwa temperamen ini tidak melulu berkaitan dengan kepasifan tetapi juga dengan kestabilan dan keterbukaan yang unik, menjadi kunci untuk menghargai keunikannya dalam spektrum temperamen manusia.
2. Koleris: Sikap Tegas dan Hasil-Orientasi
Temperamen koleris, yang dijelaskan sebagai temperamen yang mudah tersinggung, merupakan salah satu tipe yang langka di antara tiga tipe lainnya. Ciri utama dari temperamen ini adalah hasrat untuk mencapai hasil dan keteguhan dalam mengejar tujuan. Meskipun terkesan mudah tersinggung, individu dengan temperamen koleris menunjukkan sikap dan watak positif.
Sikap tegas dan hasil-orientasi menjadi ciri khas temperamen koleris. Mereka didorong oleh ambisi untuk mencapai tujuan dan mempertahankannya hingga selesai. Keberanian mereka dalam menghadapi segala situasi dengan pola pikir untuk mendapatkan hasil dan meraih keinginan mereka menggambarkan kepribadian koleris. Meskipun cenderung hanya memiliki beberapa teman dekat, mereka tidak takut untuk bertemu dan berbicara dengan orang baru.
Karakteristik kurangnya empati terhadap orang lain menjadi bagian tak terpisahkan dari temperamen koleris. Meskipun lambat marah, kepribadian yang mendominasi dan cara berbicara yang terus terang dapat meningkatkan risiko salah pengertian sebagai kemarahan. Pemahaman bahwa temperamen koleris tidak hanya tentang kepekaan emosional tetapi juga tentang hasrat dan keteguhan dalam mencapai tujuan menjadi kunci untuk menggambarkan keunikan temperamen manusia ini.
Â
Â
3. Sanguinis: Keberagaman Emosi dan Kecenderungan Ekstrovert
Temperamen sanguinis menonjolkan keberagaman emosi dan perilaku yang melibatkan keceriaan, optimisme, dan sifat riang. Karakteristik lincah, optimis, dan suka petualangan menjadi ciri khas yang mencolok dari temperamen ini. Mereka memiliki toleransi risiko yang tinggi, namun, kadang-kadang, sifat ini dapat berdampak negatif pada hubungan asmara.
Keberagaman temperamen sanguinis tercermin dalam kecenderungan untuk tidak tahan terhadap kebosanan. Mereka cenderung mencari hiburan atau pengalaman baru yang dapat memberikan stimulasi. Sifat ramah, talkative, dan mudah bergaul membuat mereka mudah terlibat dalam percakapan dan menjalin hubungan sosial. Namun, rentang perhatian yang singkat terkait langsung dengan seberapa banyak mereka menikmati suatu aktivitas atau pembicaraan.
Sifat dinamis dan kompetitif menjadi ciri khas sanguinis. Mereka dapat menjadi ceplas-ceplos dan tanpa memikirkan perasaan orang lain, mencerminkan temperamen yang dinamis dan ekstrovert. Keinginan untuk diterima dan menjadi yang terbaik di sekitar mereka melalui sifat kompetitif mereka menjadi sebagian dari identitas temperamen sanguinis.
4. Melankolis: Kehati-hatian, Perfeksionisme, dan Kekhawatiran
Temperamen melankolis, sering kali dikaitkan dengan depresi, sebenarnya mencirikan individu yang berhati-hati dan mungkin tampak perfeksionis. Ciri khas temperamen ini adalah obsesi untuk memahami yang benar dan yang tidak, bersama dengan perhatian yang tinggi terhadap detail. Kekhawatiran tentang masa depan dan perasaan orang lain dapat menciptakan sikap hati-hati yang terlihat serius.
Kesadaran terhadap detail dan kecenderungan untuk tampak perfeksionis menjadi bagian terpenting dari temperamen melankolis. Mereka sering khawatir tentang masa depan dan mempertimbangkan ulang kejadian di masa lalu. Sikap ini mungkin menciptakan kesan bahwa mereka menolak hidup di masa sekarang. Ketidakpercayaan dan kehati-hatian dalam membentuk hubungan menciptakan kesulitan dalam menjalin ikatan dengan orang lain.
Kurangnya keberanian untuk mempercayai orang lain menjadi ciri khas melankolis. Mereka membutuhkan waktu dan keyakinan untuk membangun hubungan yang kokoh. Standar tinggi untuk hubungan dan kecenderungan mereka yang curiga melengkapi ciri khas temperamen melankolis. Memahami bahwa temperamen ini tidak hanya tentang kecemasan dan kekhawatiran, tetapi juga tentang kehati-hatian dan ketelitian, membantu kita menghargai keunikan setiap individu dalam spektrum temperamen manusia.
Advertisement