Anxiety Disorder Bisa Sembuh Jika Melakukan Pengobatan, Ketahui Penyebabnya

Anxiety disorder bisa sembuh jika melakukan terapi sejak dini.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 05 Apr 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2024, 20:30 WIB
mengatasi anxiety disorder
Mama membantuku mengatasi anxiety disorder yang kualami./Copyright unsplash.com/@pabloheimplatz

Liputan6.com, Jakarta Anxiety disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang merasakan rasa cemas dan takut yang berlebih. Gangguan ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan sosial, pekerjaan dan kesehatan fisik. Namun, banyak yang bertanya-tanya apakah anxiety disorder bisa sembuh?

Jawabannya sebenarnya tidak mudah, karena setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam menghadapi anxiety disorder. Ada yang dapat pulih dalam waktu yang relatif singkat, sementara ada yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun untuk meredakan gejala-gejala yang mereka alami.

Apakah anxiety disorder bisa sembuh? Perlu diingat bahwa sembuh dari anxiety disorder, tidak berarti sepenuhnya terbebas dari gejala-gejala yang muncul. Sembuh dalam konteks ini berarti dapat mengelola dan mengatasi gejala tersebut, sehingga tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

Apakah anxiety disorder bisa sembuh? Penting bagi individu yang mengalami anxiety disorder, agar mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater, guna mendapatkan penanganan yang tepat. Terapi kognitif perilaku, obat-obatan, metode relaksasi dan teknik mengatasi stres dapat menjadi pilihan dalam pengobatan anxiety disorder.

Berikut ini peyebab dan penangana anxiety disorder yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (5/4/2024). 

Anxiety Disorder

Depresi atau Gangguan Cemas
Ilustrasi Depresi atau Gangguan Cemas Credit: pexels.com/Ivan

Secara garis besar, anxiety disorder merupakan suatu kondisi gangguan suasana perasaan yang sering kali berjalan seiring dengan depresi. Kondisi ini jika tidak ditangani dengan tepat, memiliki potensi untuk memperburuk dirinya seiring berjalannya waktu. Anxiety disorder, sebagai sebuah gangguan mental, menghasilkan rasa cemas dan takut yang berlebihan. Dampaknya dapat menyebabkan kurangnya motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan merampas kegairahan dalam mengejar hobi yang biasa dinikmati.

Lebih lanjut, rasa cemas ini cenderung berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, seringkali menyebabkan kelelahan fisik yang cepat. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 301 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan mental ini, dengan 58 juta di antaranya adalah anak-anak dan remaja. Di Indonesia, menurut data dari Kementerian Kesehatan, gangguan kecemasan menempati peringkat kedua dari sepuluh penyakit yang paling umum diderita oleh masyarakat dari tahun 1990-an hingga 2017.

Gejala dari anxiety disorder sangat bervariasi, mulai dari keringat berlebihan, detak jantung yang meningkat, hingga kesulitan bernapas. Meskipun dapat menimpa siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang berusia 30 tahun ke atas. Mayoritas penderitanya juga kesulitan menjelaskan secara konkret mengapa mereka merasa khawatir atau cemas berlebihan.

Apakah anxiety disorder bisa sembuh? Jika tidak ditangani dengan segera, gangguan kesehatan mental ini cenderung membuat penderitanya menarik diri dari interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, pengenalan dini dan penanganan yang tepat sangatlah penting, untuk membantu individu yang terkena anxiety disorder agar dapat mengelola kondisi mereka dengan lebih baik.    

Penanganan Anxiety Disorder Agar Sembuh

Anxiety atau gangguan kecemasan
Sumber: Unsplash

1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental

Apakah anxiety disorder bisa sembuh? Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental menjadi langkah awal yang penting, dalam mengatasi anxiety disorder. Dokter atau psikolog yang berpengalaman dapat membantu mengenali gejala-gejala yang dialami, mendiagnosis kondisi, dan memberikan pengobatan yang tepat. Dalam sesi konsultasi, Profesional Kesehatan Mental juga akan melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor lingkungan, pemikiran atau pikiran yang muncul, serta riwayat keluarga yang dapat memengaruhi anxiety disorder seseorang.

Selain itu, dokter atau psikolog bisa memberikan terapi kognitif atau perilaku yang membantu individu, untuk memahami dan mengubah cara berpikir serta bertindak, dalam menghadapi berbagai situasi yang memicu kecemasan. Terapi ini bisa meliputi teknik relaksasi, terapi perilaku berbasis pemecahan masalah, atau pengobatan dengan obat-obatan jika diperlukan. Melalui konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental, individu yang mengalami anxiety disorder memiliki kesempatan untuk mendapatkan bantuan dan dukungan, sehingga dapat mengatasi gejala kecemasan yang berlebihan. 

2. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)

Terapi Kognitif Perilaku (CBT) telah terbukti menjadi salah satu metode yang efektif, untuk mengatasi anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Terapi ini bekerja dengan mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang memicu kecemasan berlebih. CBT melibatkan terapis yang berfokus pada pengajuan pertanyaan dan memberikan pencerahan kepada pasien, mengenai pemikiran yang tidak realistis atau tidak rasional yang mungkin terjadi.

Terapi ini juga melibatkan teknik keterampilan pengelolaan stres, seperti teknik relaksasi dan metode pernapasan yang dapat membantu mengendalikan gejala cemas yang ditimbulkan oleh anxiety disorder. Selain itu, CBT juga melibatkan proses desensitisasi sistematis di mana pasien secara bertahap, akan diperkenalkan pada situasi yang menyebabkan kecemasan. Pengalaman ini dimaksudkan untuk membantu pasien melakukan perubahan bertahap, dan terkontrol dalam merespons situasi yang menyebabkan kecemasan.

 

3. Latihan Fisik dan Gaya Hidup Sehat

Latihan fisik dan gaya hidup sehat memiliki peran yang penting, dalam mengatasi gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Aktivitas fisik teratur seperti berjalan kaki, berlari, yoga, atau berenang dapat membantu mengurangi gejala kecemasan. Hal ini karena ketika kita berolahraga, tubuh kita akan melepaskan endorfin (hormon kebahagiaan) yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres.

Selain itu, menjaga gaya hidup sehat juga penting untuk mengurangi gejala anxiety disorder. Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, seperti buah-buahan, sayuran, protein, dan biji-bijian, dapat membantu mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental kita. Jadi, melalui latihan fisik yang teratur dan gaya hidup sehat, kita dapat mengurangi gejala kecemasan dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita. 

4. Dukungan Sosial

Apakah anxiety disorder bisa sembuh? Dukungan sosial dapat membantu individu dengan anxiety disorder merasa didengar, dipahami, dan diperhatikan oleh orang-orang di sekitar mereka. Dengan adanya dukungan sosial, individu dengan anxiety disorder akan merasa lebih aman dan nyaman. Mereka dapat membagikan pengalaman, kekhawatiran, dan ketakutan mereka kepada orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau pasangan.

Mendapatkan dukungan dan pemahaman dari orang-orang terdekat dapat membantu mengurangi perasaan cemas yang berlebihan. Selain itu, dukungan sosial juga dapat membantu individu dengan anxiety disorder dalam mengembangkan pola pikir dan strategi yang lebih positif. Melalui dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekat, mereka dapat belajar menghadapi rasa cemas dan takut dengan lebih baik.

5. Menjaga dan Mengontrol Pola Pikir

Penderita anxiety disorder umumnya mengalami cemas dan takut yang berlebihan, bahkan pada situasi yang sebenarnya tidak berbahaya. Namun, kabar baiknya adalah anxiety disorder bisa sembuh atau dikelola dengan baik. Salah satu cara untuk memulihkan diri dari gangguan ini adalah dengan menjaga dan mengontrol pola pikir. Pertama, penting untuk mengenali dan menangkap pola pikir negatif.

Ketika Anda merasa cemas atau takut berlebihan, perhatikan pikiran apa yang muncul dalam benak Anda. Apakah itu pikiran yang realistis atau hanya khayalan yang tidak berdasar? Dengan menyadari pola pikir negatif ini, Anda dapat menggantinya dengan pikiran yang lebih realistis dan positif.

Selanjutnya, latihlah diri untuk fokus pada hal-hal yang positif dalam hidup Anda. Cobalah berlatih gratitude, dengan mengucapkan terima kasih atas segala hal baik yang Anda alami setiap hari. Dengan melatih pikiran untuk lebih fokus pada hal-hal positif, Anda dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan.

Terakhir, berikan waktu untuk diri sendiri dan atur waktu untuk relaksasi. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam untuk menenangkan pikiran dan tubuh Anda. Olahraga rutin juga dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan.

 

Penyebab

Ilustrasi social anxiety disorder, gangguan kecemasan
Ilustrasi Ilustrasi social anxiety disorder, gangguan kecemasan. (Photo by JESSICA TICOZZELLI: https://www.pexels.com/photo/woman-in-face-mask-touching-head-in-anxiety-5670759/)

1. Genetik

Genetik memiliki peran penting dalam perkembangan gangguan kecemasan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga memiliki risiko yang lebih tinggi, untuk mengembangkan anxiety disorder. Meskipun gen spesifik yang terlibat belum sepenuhnya dipahami, namun faktor-faktor genetik diyakini mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami gangguan kecemasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan riwayat keluarga yang memiliki riwayat gangguan kecemasan, memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan serupa.

Faktor genetik dapat mempengaruhi cara otak dan tubuh merespons stres, serta mengatur zat kimia otak yang terkait dengan suasana hati dan kecemasan. Apakah anxiety disorder bisa sembuh? Meskipun faktor genetik berperan penting, bukan berarti anxiety disorder tidak dapat sembuh. Perawatan yang tepat, seperti terapi perilaku kognitif, terapi obat, dan dukungan sosial, dapat membantu individu mengurangi gejala dan mengelola kecemasan mereka. 

2. Lingkungan

Lingkungan dapat memainkan peran penting dalam penyembuhan anxiety disorder, atau gangguan kecemasan. Kondisi lingkungan yang aman dan mendukung dapat membantu individu yang mengidap anxiety disorder untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Lingkungan yang positif dan stabil dapat menciptakan perasaan aman bagi penderita anxiety disorder.

Hal ini dapat meliputi hubungan sosial yang sehat dengan teman, keluarga, dan pasangan hidup. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu meringankan kecemasan, dan memberikan dorongan emosional yang diperlukan untuk mencapai pemulihan. Selain itu, lingkungan yang sehat juga melibatkan pola tidur yang baik dan nutrisi yang seimbang. Kurangnya tidur dan nutrisi yang buruk dapat memperburuk gejala anxiety disorder.

3. Riwayat trauma

Riwayat trauma merupakan salah satu faktor yang dapat memperburuk gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Trauma adalah pengalaman yang sangat menyakitkan, atau menakutkan yang dialami oleh seseorang, seperti kecelakaan, kekerasan, atau kehilangan orang terdekat. Riwayat trauma dapat memicu timbulnya gejala kecemasan yang lebih intensif dan berkepanjangan.

Penting untuk diingat bahwa seseorang dengan riwayat trauma tidak selalu mengalami anxiety disorder, namun sangat mungkin mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan tersebut. Trauma dapat mempengaruhi fungsi otak dan sistem saraf, sehingga mempengaruhi regulasi emosi dan respons terhadap situasi yang menimbulkan ketakutan atau stres.

Namun, perlu diingat bahwa anxiety disorder bisa sembuh meskipun memiliki riwayat trauma. Dalam proses pemulihan, individu dengan riwayat trauma dapat memanfaatkan berbagai jenis terapi, seperti terapi kognitif, terapi perilaku kognitif, atau terapi trauma yang terfokus pada pemrosesan memori traumatis. Terapi-terapi ini dapat membantu individu menghadapi, memproses, dan mengatasi ketakutan serta trauma yang dialami.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya