5 Alasan Mengapa Berat Badan Anda Tidak Berkurang Meski Sudah Diet

Mulai dari aspek metabolisme hingga faktor psikologis, artikel ini akan membahas tantangan yang mungkin Anda hadapi dalam perjalanan penurunan berat badan.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 18 Sep 2024, 17:42 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 17:42 WIB
Pengaruh Obesitas dan Jarang Berolahraga
Ilustrasi Timbangan Berat Badan Credit: unsplash.com/iyunmai

Liputan6.com, Jakarta Menurunkan berat badan adalah tujuan yang umum bagi banyak orang, namun sering kali prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun telah menjalani diet ketat dan berolahraga secara teratur, banyak orang yang menemukan bahwa menurunkan berat badan tetap sulit. Hal ini bisa sangat mengecewakan dan membuat frustrasi, terutama ketika usaha yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Sulitnya menurunkan berat badan meski sudah diet secara maksimal dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks dan saling berhubungan. Tidak semua orang menyadari bahwa ada banyak aspek yang mempengaruhi berat badan, mulai dari faktor genetik, hormonal, hingga kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak disadari.

Dalam artikel ini, akan membahas lima alasan utama mengapa berat badan Anda mungkin tidak berkurang meski sudah menjalani diet. Dengan mengetahui faktor-faktor ini, diharapkan Anda dapat mengevaluasi kembali pendekatan diet dan olahraga Anda, serta membuat penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih efektif. Mari bersama telusuri lebih lanjut untuk memahami apa saja yang bisa menjadi penyebab stagnannya berat badan Anda, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(18/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Metabolisme Tubuh Kurang Cepat

Akibat Budaya Kerja Berlebihan, Berat Badan Wanita Ini Naik 20 Kg dalam Setahun
Akibat Budaya Kerja Berlebihan, Berat Badan Wanita Ini Naik 20 Kg dalam Setahun (doc: Weibo)

Setiap individu memiliki tingkat metabolisme yang berbeda. Metabolisme adalah proses di mana tubuh mengubah makanan menjadi energi. Beberapa orang mungkin memiliki metabolisme yang lebih lambat, yang menyebabkan mereka membakar kalori lebih sedikit saat beristirahat. Metabolisme yang lambat ini juga dapat memperlambat proses penurunan berat badan.

Faktor-faktor seperti genetik, usia, dan massa otot juga mempengaruhi kecepatan metabolisme. Selain itu, ketika seseorang menjalani diet ketat, tubuhnya sering kali beradaptasi dengan mengurangi laju metabolisme untuk menghemat energi. Kondisi ini merupakan mekanisme bertahan hidup yang diwarisi dari nenek moyang. Akibatnya, meskipun asupan kalori berkurang, tubuh menjadi lebih efisien dalam menggunakan energi yang tersedia, sehingga penurunan berat badan melambat atau bahkan berhenti.


2. Gangguan Hormonal

Ilustrasi obesitas, syarat operasi bariatrik. Photo by Andres Ayrton/Pexels
Foto oleh Andres Ayrton/Pexels menggambarkan ilustrasi obesitas dan persyaratan untuk operasi bariatrik.

Penelitian menunjukkan bahwa hormon memiliki peran penting dalam mengatur berat badan. Hormon seperti leptin, insulin, dan kortisol dapat mempengaruhi nafsu makan, penyimpanan lemak, dan metabolisme. Ketidakseimbangan hormon, seperti yang terjadi pada kondisi seperti hipotiroidisme atau sindrom ovarium polikistik (PCOS), dapat membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit meskipun seseorang sudah berusaha diet dengan maksimal setiap hari.

Selain itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi manajemen berat badan. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin. Kondisi ini juga dapat meningkatkan nafsu makan dan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori, terutama pada malam hari.


3. Tegang dan Stress

Ilustrasi stres, kecewa, sedih
Gambar yang ditunjukkan oleh jcomp di Freepik menggambarkan perasaan stres, kecewa, dan sedih.

Stres kronis dapat berdampak pada berat badan melalui peningkatan produksi hormon kortisol, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nafsu makan, terutama untuk makanan tinggi gula dan lemak. Akibatnya, lemak akan lebih banyak disimpan di area perut.

 


4. Kekurangan Aktivitas Tubuh

Ilustrasi wanita karier (Foto:Magnet.me /Unsplash)
Ilustrasi wanita karier (Foto:Magnet.me /Unsplash)

Meskipun diet adalah faktor penting dalam penurunan berat badan, aktivitas fisik juga memiliki peran yang signifikan. Namun, jenis dan intensitas latihan juga memiliki pengaruh yang penting. Latihan kekuatan dapat membantu dalam pembentukan massa otot dan meningkatkan metabolisme. Di sisi lain, latihan kardio dapat membantu dalam pembakaran kalori dalam tubuh.

Faktor psikologis juga dapat menjadi hambatan dalam penurunan berat badan. Emosi dan kebiasaan makan yang tidak sehat dapat menyebabkan seseorang makan berlebihan. Kondisi ini biasanya terjadi saat mengalami stres, kecemasan, atau depresi. 


5. Pengaruh Kualitas dan Jenis Makanan

Mengonsumsi Makanan Kaya Nutrisi
Mengonsumsi Makanan Kaya Nutrisi Seperti Biotin Untuk Kesehatan Rambut | copyright freepik

Tidak semua kalori memiliki efek yang sama. Nutrisi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi metabolisme, hormon, dan perasaan kenyang. Diet yang kaya gula dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan peningkatan kadar insulin dan penimbunan lemak. Di sisi lain, diet yang mengandung banyak protein, serat, dan lemak sehat dapat membantu mengontrol nafsu makan dan meningkatkan metabolisme.

 

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya