Liputan6.com, Jakarta Di hidup ini pasti kamu sering kali melihat orang-orang yang tampak memiliki segalanya dari kekayaan, popularitas, dan prestasi. Namun, di balik semua itu, ada yang tersembunyi dari pandangan orang-orang terhadap kaum seperti itu. Mereka yang suka memamerkan segala hal atau yang juga dikenal dengan istilah 'flexing' tersebut belum tentu hidup dalam kebahagiaan yang sejati.
Perilaku pamer yang mereka lakukan sebenarnya hanya menjadi pengalih perhatian dari kesedihan dan kekosongan yang mereka rasakan dalam diri mereka. Ketika seseorang merasa tidak puas dengan kehidupannya atau mengalami kekosongan emosional, mereka cenderung mencari pengakuan dari luar untuk mengisi kekosongan tersebut.
Baca Juga
Dengan memamerkan kekayaan, prestasi, atau kehidupan yang terlihat sempurna, mereka berharap mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Namun, sebenarnya ada 10 tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin tidak bahagia meskipun suka pamer segalanya. Yuk, simak penjelasannya sebagaimana dikutip Liputan6.com dari beragam sumber pada Kamis 25/7/2024).
Advertisement
1. Selalu Mencari Pengakuan dari Orang Lain
Seseorang yang kerap memamerkan diri seringkali sangat memperhatikan pendapat orang lain. Mereka merasa butuh diakui dan dipuji oleh lingkungan sekitar agar merasa berharga. Namun, saat mereka tidak mendapatkan pengakuan yang diharapkan, rasa kecewa dan hampa menghampiri. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan mereka bergantung pada validasi dari luar, bukan dari dalam diri mereka.
Advertisement
2. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Orang-orang yang senang menunjukkan segala sesuatu yang mereka miliki seringkali hidup dalam lingkaran perbandingan yang tak berujung. Mereka selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain, entah itu dalam hal kekayaan, prestasi, atau penampilan.
Ketika mereka melihat orang lain lebih sukses, rasa iri dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri pun muncul. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya kebahagiaan mereka sangat rapuh dan mudah terguncang.
3. Merasa Tidak Pernah Cukup
Seringkali, orang yang doyan pamer ini tidak pernah merasa puas dengan segala yang dimilikinya. Meski sudah terkumpul banyak harta, mereka tetap ingin lebih. Seolah-olah kebahagiaan hanya akan datang jika kepemilikan dan prestasi mereka semakin bertambah.
Padahal, pada kenyataannya, kebahagiaan sejati bukanlah berasal dari materi atau pencapaian yang diperoleh dari dunia luar. Melainkan, kebahagiaan yang hakiki bersumber dari rasa syukur dan kedamaian dalam diri.
Advertisement
4. Sering Menunjukkan Kehidupan yang Seakan-akan Sempurna di Media Sosial
Seringkali, media sosial menjadi tempat bagi mereka yang doyan pamer untuk menunjukkan kehidupan yang tampak begitu sempurna. Mereka dengan bangganya memajang foto-foto liburan mewah, barang-barang mahal, dan momen-momen bahagia di sana.
Tapi, jangan terkecoh! Di balik layar, kehidupan mereka mungkin jauh dari kesempurnaan yang terlihat. Mereka bisa jadi merasa kesepian, stres, atau bahkan depresi. Media sosial hanyalah alat untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya.
5. Kurang Memiliki Hubungan yang Mendalam
Seringkali, orang yang suka memamerkan diri cenderung terjebak dalam kehidupan yang hanya berfokus pada pencapaian pribadi dan harta benda. Mereka terlalu sibuk memperoleh popularitas dan pengikut di media sosial, namun jarang ada yang benar-benar mengenal mereka dengan mendalam. Ironisnya, di balik kehidupan yang tampak sempurna itu, mereka sering kali merasa kesepian dan tidak bahagia karena kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang lain.
Advertisement
6. Takut Akan Penolakan dan Kegagalan
Di balik keinginan untuk memamerkan diri, seringkali terselip perasaan takut akan ditolak dan gagal. Mereka merasa wajib untuk selalu menunjukkan sisi terbaik dari diri mereka agar mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
Saat menghadapi kegagalan atau kritik, mereka merasakan luka yang dalam dan merasa terancam. Kebahagiaan mereka bergantung pada kesuksesan dan penerimaan, sehingga mudah tergoyahkan ketika dihadapkan pada tantangan.
7. Sering Merasa Cemas dan Stres
Orang-orang yang senang memperlihatkan segala sesuatu seringkali hidup dalam tekanan untuk menjaga citra sempurna mereka. Tekanan ini dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang berlebihan. Mereka selalu merasa khawatir tentang bagaimana orang lain memandang mereka dan takut kehilangan status atau pengakuan. Keadaan ini menunjukkan bahwa kebahagiaan mereka tidak stabil dan mudah terganggu.
Advertisement
8. Merasa Kosong di Dalam Jiwanya
Terakhir, meskipun tampak bahagia dan sukses di luar, mereka yang suka pamer sering kali merasa kosong di dalam. Mereka mungkin memiliki segala hal yang diimpikan oleh banyak orang, tetapi tidak merasa puas atau bahagia. Kehidupan mereka mungkin dipenuhi dengan pencapaian materi, tetapi kekosongan emosional dan spiritual membuat mereka merasa tidak berarti.
9. Jarang Bercerita Tentang Masalah atau Rintangan yang Dihadapi
Orang yang hidupnya tidak bahagia meskiupun gemar flexing biasanya juga jarang atau bahkan tidak pernah membicarakan masalah atau rintangan yang mereka hadapi. Mereka cenderung fokus pada pencapaian atau momen-momen bahagia untuk menyembunyikan atau mengabaikan kesulitan yang sebenarnya mereka alami.
Advertisement
10.Perubahan Mood yang Signifikan
Perubahan tiba-tiba dalam mood, seperti dari sangat bahagia menjadi sangat murung, bisa menunjukkan bahwa mereka merasa tidak stabil secara emosional atau tidak puas dengan kehidupan mereka secara keseluruhan.
Cara Mengatasi Kebiasaan Pamer dan Mencari Kebahagiaan Sejati
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan tkamu-tkamu di atas, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mencari kebahagiaan sejati. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi kebiasaan pamer dan menemukan kebahagiaan yang lebih bermakna:
Belajar Bersyukur:Â Fokus pada apa yang kamu miliki dan hargai hal-hal kecil dalam hidup. Rasa syukur bisa membantu kamu merasa lebih puas dan bahagia.
Bangun Hubungan yang Mendalam:Â Luangkan waktu untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang di sekitar kamu. Hubungan yang tulus dan mendalam bisa memberikan kebahagiaan yang lebih abadi.
Cari Kebahagiaan dari Dalam:Â Temukan kegiatan dan minat yang membuat kamu merasa puas dan bahagia tanpa memerlukan pengakuan dari orang lain. Kebahagiaan sejati datang dari dalam diri kamu sendiri.
Hindari Perbandingan:Â Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing. Fokus pada pencapaian dan kebahagiaan kamu sendiri, tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
Terima Kegagalan:Â Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Belajarlah untuk menerima kegagalan dengan lapang dada dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
Kurangi Penggunaan Media Sosial:Â Batasi waktu yang kamu habiskan di media sosial. Fokus pada kehidupan nyata dan hubungan yang ada di sekitar kamu.
Jaga Kesehatan Mental:Â Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu merasa kesulitan menghadapi perasaan tidak bahagia atau tekanan emosional.
Â
Advertisement