Liputan6.com, Jakarta Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah yang sangat serius dan seringkali tidak disadari oleh korban sejak awal. Sayangnya, banyak istri yang tidak mengenali tanda-tanda halus yang dapat mengarah pada KDRT.
Padahal, mengenali tanda-tanda ini bisa menjadi langkah awal untuk melindungi diri dan mencari bantuan sebelum situasi semakin memburuk. Tanda-tanda suami yang berpotensi melakukan KDRT terhadap istri sebenarnya sudah bisa terlihat sejak dini.
Baca Juga
Ayo, perhatikan beberapa tanda KDRT yang perlu diwaspadai oleh calon istri yang ingin menikah, seperti yang dilansir oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (20/08/2024).
Advertisement
1. Mengontrol semua aspek kehidupan
Ketika seorang suami mulai mengendalikan setiap aspek kehidupan istri, mulai dari urusan keuangan, lingkaran pergaulan, hingga pilihan pakaian, ini bisa menjadi sinyal peringatan yang serius. Sikap mengontrol seperti ini sering kali disamarkan dengan dalih cinta atau perhatian, namun pada kenyataannya, ini adalah bentuk dominasi yang dapat berkembang menjadi kekerasan fisik atau emosional. Istri yang kehilangan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri berada dalam posisi yang sangat rentan terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Advertisement
2. Mudah marah dan cemburu berlebihan
Jika suami Anda mudah marah tanpa alasan yang jelas atau menunjukkan kecenderungan cemburu yang berlebihan, hal ini patut diwaspadai. Rasa cemburu yang tidak wajar sering kali disertai dengan sikap posesif dan perilaku yang mengendalikan.
Contohnya, suami mungkin melarang istri untuk berinteraksi dengan teman-teman atau keluarga, atau selalu mencurigai setiap aktivitas istri. Sikap seperti ini bisa menjadi awal dari perilaku kekerasan, terutama jika kemarahan dan cemburu tersebut berkembang menjadi tindakan agresif.
3. Mengisolasi dari keluarga dan teman
Seorang suami yang mencoba menjauhkan istri dari keluarga atau teman-temannya mungkin menunjukkan tanda-tanda tersembunyi dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dengan mengisolasi istri, suami berupaya menciptakan ketergantungan emosional dan mengurangi dukungan dari orang-orang sekitar.
Hal ini membuat istri semakin rentan terhadap manipulasi dan kekerasan, karena ia tidak memiliki tempat untuk mencari bantuan atau perlindungan.
Advertisement
4. Tidak menghargai batasan pribadi
Ketika seorang suami tidak menghormati batasan pribadi istrinya, baik dalam aspek fisik maupun emosional, hal ini bisa menjadi indikasi adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Contohnya, suami yang memaksa istri melakukan hal-hal yang tidak nyaman atau secara terus-menerus melanggar privasi istri, seperti memeriksa ponsel atau mengawasi setiap gerak-geriknya. Tindakan-tindakan ini mencerminkan kurangnya rasa hormat dan berpotensi berkembang menjadi kekerasan fisik jika dibiarkan berlanjut.
5. Memutar balikkan fakta dan menyalahkan istri
Jika suami sering memutarbalikkan fakta atau menyalahkan istri atas masalah yang terjadi dalam hubungan, ini merupakan tanda lain yang patut diwaspadai. Taktik semacam ini sering digunakan untuk membuat istri merasa bersalah dan meragukan kewarasan diri sendiri.
]Sikap ini juga dapat membuat istri merasa bertanggung jawab atas tindakan suami yang kasar atau tidak pantas, yang pada akhirnya bisa membuka jalan bagi terjadinya KDRT.
Advertisement
6. Sering meremehkan dan merendahkan
Seorang suami yang kerap meremehkan atau merendahkan istrinya, baik secara langsung maupun melalui sindiran, bisa menunjukkan tanda-tanda awal terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Komentar-komentar negatif yang terus-menerus mengenai penampilan, kemampuan, atau pendapat istri dapat merusak rasa percaya diri dan membuat istri merasa tidak berharga. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan emosional yang sering dianggap sepele, tetapi sebenarnya dapat memberikan dampak besar pada kesejahteraan mental istri.
Mengenali tanda-tanda halus yang bisa mengarah pada KDRT merupakan langkah penting untuk melindungi diri. Jika kamu merasakan salah satu atau beberapa tanda di atas dalam hubunganmu, jangan ragu untuk mencari bantuan atau berbicara dengan seseorang yang bisa dipercaya. Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang pantas diperlakukan dengan tidak hormat atau mengalami kekerasan, baik fisik maupun emosional.