Cegah KDRT, Veronica Tan Ingatkan Menikah Bukan Sekadar Jatuh Cinta

Cegah KDRT dengan komunikasi sehat dan edukasi! Veronica Tan menegaskan bahwa menikah bukan sekadar jatuh cinta, tetapi juga kesiapan finansial dan emosional untuk membangun rumah tangga harmonis.

oleh Aditya Eka Prawira Diperbarui 12 Mar 2025, 16:15 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 16:13 WIB
Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Veronica Tan menegaskan pentingnya cegah KDRT. Menikah bukan sekadar jatuh cinta, tapi juga kesiapan emosional dan finansial agar rumah tangga tetap harmonis tanpa risiko kekerasan. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih menjadi masalah serius di Indonesia. Berbagai faktor berkontribusi terhadap tingginya angka KDRT, mulai dari kurangnya komunikasi efektif hingga ketidaksetaraan gender. 

Namun, dengan strategi pencegahan yang tepat, lingkungan keluarga yang aman dan harmonis dapat tercipta. Pemerintah, melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), aktif mengkampanyekan upaya cegah KDRT dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan lembaga swadaya masyarakat.

Promosi 1

Pentingnya Edukasi dalam Mencegah KDRT

Salah satu kunci utama untuk cegah KDRT adalah meningkatkan kesadaran masyarakat. Edukasi melalui sekolah, kampanye publik, dan pemberitaan media massa memiliki peran krusial dalam mensosialisasikan pengertian KDRT, bentuk-bentuknya, serta dampaknya bagi korban. 

Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, menekankan bahwa menikah bukan sekadar jatuh cinta, tetapi juga kesiapan dalam aspek ekonomi dan kehidupan keluarga secara keseluruhan. 

"Menikah bukan sekadar jatuh cinta, tetapi juga tentang kesiapan dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi. Jika pasangan belum siap secara finansial, maka perencanaan keluarga harus dilakukan dengan lebih matang," kata Veronica Tan kepada Health Liputan6.com, Selasa, 11 Maret 2025.  

Strategi Pencegahan KDRT yang Efektif

Berikut beberapa strategi cegah KDRT yang dapat diterapkan secara individual maupun kolektif seperti dikutip dari marriage pada Rabu, 12 Maret 2025.

1. Edukasi

Kesadaran adalah langkah utama dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pendidikan yang baik dapat membantu memahami pelanggaran hak-hak perempuan dan laki-laki serta bagaimana cara membantu korban kekerasan. Rendahnya tingkat pendidikan sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko KDRT karena faktor ekonomi yang lebih lemah.

2. Patuhi Hukum

Setiap negara memiliki regulasi yang bertujuan mencegah KDRT, seperti rehabilitasi pelaku, denda, dan layanan masyarakat. Memahami dan menaati hukum dapat menjadi langkah efektif dalam pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

3. Toleransi dalam Hubungan

Tidak ada manusia yang sempurna. Agar hubungan tetap harmonis, kedua pihak harus menunjukkan kedewasaan dan toleransi terhadap kekurangan masing-masing. Sikap ini juga harus diterapkan pada anak-anak, pekerja rumah tangga, dan anggota keluarga lainnya.

4. Menghormati Konsensus

Persetujuan dari kedua belah pihak sebelum mengambil tindakan tertentu, seperti dalam hubungan intim, sangat penting. Pemaksaan dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan seksual. Kesadaran akan hak-hak dalam pernikahan membantu mencegah tindakan kekerasan.

5. Menghormati Ajaran Agama

Setiap agama mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, kedamaian, dan kesetiaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan rumah tangga untuk mencegah kekerasan. Misalnya, ajaran dalam agama harus diinterpretasikan dengan bijak, bukan sebagai pembenaran untuk kekerasan.

6. Promosi Kesetaraan Gender

Ketimpangan gender meningkatkan risiko kekerasan. WHO mencatat bahwa budaya yang mendukung dominasi satu gender terhadap yang lain berkontribusi terhadap KDRT. Kesetaraan gender harus ditegakkan untuk melindungi semua pihak.

7. Dialog dalam Hubungan

Komunikasi terbuka dapat mencegah pertengkaran yang berujung pada kekerasan. Toleransi dan dialog adalah solusi utama dalam mencegah KDRT.

8. Mendapatkan Bantuan Profesional

Korban atau pelaku KDRT bisa mencari bantuan dari ahli hukum, psikolog, atau konselor untuk mendapatkan solusi terbaik.

9. Kegiatan Produktif

Ketidaksibukan bisa menimbulkan stres dan frustrasi yang memicu KDRT. Memiliki pekerjaan atau aktivitas yang bermanfaat dapat membantu menjaga kestabilan emosional.

10. Hindari Pergaulan Buruk

Lingkungan pertemanan yang negatif dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap pasangannya. Hindari bergaul dengan orang-orang yang mendukung kekerasan.

11. Bergabung dengan Kelompok Anti-KDRT

Organisasi yang bergerak di bidang perlindungan korban KDRT dapat memberikan wawasan dan dukungan untuk mencegah serta menangani kekerasan dalam rumah tangga.

12. Berolahraga Secara Teratur

Olahraga membantu mengurangi stres dan emosi negatif yang dapat memicu kekerasan.

13. Menjadi Pemecah Masalah

Kemampuan menyelesaikan konflik dengan bijak dapat membantu menghindari tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

14. Tegas Tanpa Kekerasan

Menjaga ketegasan dalam hubungan tidak berarti harus menggunakan kekerasan. Penyelesaian masalah harus dilakukan dengan cara yang rasional.

15. Tunjukkan Kasih Sayang

Rasa cinta dan perhatian dapat mengurangi potensi konflik dan meningkatkan keharmonisan dalam rumah tangga.

16. Hindari Perselingkuhan

Perselingkuhan sering kali menjadi pemicu kekerasan dalam rumah tangga. Kesetiaan kepada pasangan adalah langkah pencegahan yang efektif.

17. Kurangi Konsumsi Media yang Mendukung Kekerasan

Film dan musik yang mengandung unsur kekerasan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap kekerasan dalam hubungan.

18. Terapkan Aturan Rumah Tangga

Aturan yang jelas dan mekanisme penyelesaian konflik dalam rumah tangga dapat mencegah terjadinya KDRT.

19. Konsultasi dengan Keluarga atau Teman Dekat

Dukungan dari keluarga dan sahabat dapat membantu seseorang menghindari atau keluar dari situasi KDRT.

20. Tinggalkan Hubungan yang Tidak Sehat

Jika hubungan tidak dapat diperbaiki dan justru berisiko tinggi terhadap kekerasan, meninggalkan hubungan tersebut bisa menjadi pilihan yang lebih baik daripada terus bertahan dalam situasi berbahaya.

Menerapkan langkah-langkah di atas dapat membantu menciptakan rumah tangga yang aman, harmonis, dan bebas dari kekerasan. 

Peran Pemerintah dalam Cegah KDRT

Menurut Veronica Tan, pemerintah Indonesia terus mengambil langkah konkret dalam upaya cegah KDRT. Melalui kerja sama dengan kepolisian, lembaga hukum, dan sektor swasta, berbagai program perlindungan dan bantuan hukum bagi korban terus ditingkatkan. 

Pembentukan direktorat khusus di kepolisian untuk menangani TPPO dan TPKS juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani kasus kekerasan secara lebih efektif. 

Media massa juga berperan dalam memberikan edukasi dan mendorong perempuan untuk memahami hak-haknya.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi KDRT?

Jika mengalami KDRT, korban perlu bersikap tegas dan segera mencari bantuan. Dokumentasi bukti kekerasan sangat penting untuk proses hukum. Segera laporkan kasus KDRT kepada pihak berwajib dan manfaatkan perlindungan hukum yang tersedia melalui UU PKDRT.

Upaya cegah KDRT membutuhkan peran serta dari semua pihak. Dengan menerapkan strategi pencegahan yang komprehensif dan memberikan dukungan yang memadai bagi korban, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan bebas dari kekerasan. Ingat, menikah bukan sekadar jatuh cinta, tetapi juga komitmen untuk membangun rumah tangga yang sehat dan harmonis. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya