Viral Influencer Kecantikan Ajak Pengikutnya Makan Tanah, Disebut Bikin Kulit Glowing

Influencer itu mengklaim bahwa beberapa jenis tanah dapat berfungsi sebagai agen anti-penuaan dan kulit jadi glowing.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 24 Sep 2024, 19:15 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 19:15 WIB
Makan Tanah
Fenomena Viral Makan Tanah (Foto: Josh Gabbatis via BBC)

Liputan6.com, Jakarta Viral di media sosial, seorang influencer kecantikan bernama Stephanie Adler, mengajak pengikutnya untuk mencoba praktik makan tanah. Dalam video yang diunggah di TikTok, ia menyebutkan bahwa makan tanah dapat memberikan manfaat kesehatan dan kecantikan. Praktik makan tanah ini, yang dikenal sebagai geophagy, bukanlah hal baru, meskipun banyak orang meragukan keamanannya. Di Indonesia sendiri makanan dari 100% tanah ini disebut Ampo.

Tren mengonsumsi tanah ini ternyata viral di AS. Sejumlah orang, yang menyebut diri mereka sebagai 'Crunchers' dengan bangga membagikan pengalaman mereka menyantap tanah. Di tengah banyaknya skeptisisme, influencer tersebut menggugah minat publik dengan menyatakan bahwa satu sendok teh tanah biodinamik organik dapat meningkatkan kesehatan usus. Mengingat bahaya makan tanah yang mungkin tidak diketahui, kontroversi ini menjadi sorotan utama di kalangan netizen.

Dalam konteks penuaan, influencer itu mengklaim bahwa beberapa jenis tanah dapat berfungsi sebagai agen anti-penuaan. Para penjual daring juga menawarkan tanah yang dapat dimakan dengan berbagai klaim manfaat kesehatan. Namun, penting untuk memahami risiko dan manfaat dari praktik makan tanah yang semakin populer ini.

“Ingin meningkatkan kesehatan usus anak Anda (dan diri Anda sendiri)? Makan tanah!,” Stephanie Adler, seorang pelatih kesuburan dan hormon, kepada para pengikutnya di TikTok dikutip Liputan6.com dari New York Post, Selasa (24/9/2024).

Memahami Praktik Makan Tanah

Makan Tanah
Fenomena Viral Makan Tanah (Foto: Josh Gabbatis via BBC)

Melansir dari BBC (24/9/2024), praktik makan tanah, atau geophagy, sudah ada sejak zaman prasejarah. Banyak masyarakat di seluruh dunia mengonsumsi tanah untuk berbagai alasan, mulai dari detoksifikasi hingga memenuhi kekurangan nutrisi. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tanah dapat memberikan mikroorganisme yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan.

Masyarakat di beberapa negara melihat makan tanah sebagai bagian dari budaya. Sementara di tempat lain, kebiasaan ini dianggap sebagai masalah kesehatan. Dalam konteks modern, munculnya influencer yang mempromosikan praktik ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Walaupun terlihat aneh, penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis tanah dapat memberikan manfaat. Tanah tertentu mengandung mineral yang diperlukan untuk tubuh. Masyarakat perlu memahami potensi manfaat sekaligus risiko yang mungkin muncul dari praktik ini.

Bahaya Makan Tanah yang Perlu Diketahui

Makan Tanah
Fenomena Viral Makan Tanah (Foto: Josh Gabbatis via BBC)

Meskipun ada klaim tentang manfaat kesehatan dari makan tanah, bahaya yang menyertainya juga tak bisa diabaikan. Tanah yang terkontaminasi dapat mengandung patogen berbahaya yang dapat merusak kesehatan. Mengonsumsi tanah secara berlebihan juga berisiko menyebabkan gangguan pencernaan.

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi tanah dapat memicu masalah kesehatan serius. Beberapa gejala yang umum muncul termasuk sakit perut, diare, dan infeksi. Penting bagi konsumen untuk mengetahui sumber tanah yang mereka konsumsi sebelum mencoba praktik ini.

Selain itu, ketergantungan pada praktik makan tanah dapat mengarah pada pola makan yang tidak seimbang. Masyarakat perlu bijak dalam mempertimbangkan alasan di balik kebiasaan ini. Mengedukasi diri tentang risiko dan manfaatnya sangat penting sebelum memutuskan untuk ikut serta.

Makan Tanah dalam Perspektif Kecantikan

Makan Tanah
Influencer mengklaim bahwa tanah dapat menjadi solusi untuk masalah kecantikan (Tiktok/@Muthan8ure )

Beberapa influencer mengklaim bahwa tanah dapat menjadi solusi untuk masalah kecantikan, seperti jerawat dan penuaan. Klaim ini menarik perhatian banyak orang yang mencari alternatif alami. Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua klaim tersebut didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Sementara beberapa jenis tanah mungkin mengandung elemen bermanfaat, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati. Masyarakat perlu mengetahui jenis tanah yang aman untuk dikonsumsi. Penjual yang menawarkan tanah yang dapat dimakan harus memberikan informasi jelas tentang asal-usul dan kandungan tanah tersebut.

Penting juga untuk mempertimbangkan pendapat para ahli kesehatan mengenai tren ini. Mereka sering menekankan perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam menjaga kesehatan kulit. Mengandalkan praktik makan tanah saja mungkin bukan solusi jangka panjang untuk masalah kecantikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya