Taxi Adalah Moda Transportasi Umum, Pahami Layanan Taksi di Indonesia dari Masa ke Masa

Taxi atau dalam bahasa Indonesia adalah taksi adalah salah satu moda transportasi umum yang menyediakan layanan antar-jemput penumpang dengan mobil.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 01 Okt 2024, 15:15 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 15:15 WIB
Taxi Adalah Moda Transportasi Umum, Lengkap Jenis-jenisnya di Indonesia
Ilustrasi antrean taksi.

Liputan6.com, Jakarta Taxi atau dalam bahasa Indonesia adalah taksi adalah salah satu moda transportasi umum yang menyediakan layanan antar-jemput penumpang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor, umumnya mobil. Berbeda dengan angkutan umum lainnya, taksi menawarkan privasi dan kenyamanan lebih karena penumpang dapat menentukan rute perjalanan sesuai kebutuhan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, taksi diidentifikasi dengan warna khas dan dilengkapi dengan argometer untuk menghitung biaya perjalanan berdasarkan jarak tempuh atau waktu.

Sejarah taksi di Indonesia dimulai pada era kolonial Belanda, dengan diperkenalkannya 'deeleman', kereta kuda yang menjadi cikal bakal taksi modern. Memasuki era kemerdekaan, taksi bermotor mulai beroperasi di kota-kota besar, dengan Blue Bird Group yang didirikan pada 1972 menjadi salah satu pelopor industri taksi modern di Indonesia. Perkembangan teknologi dan ekonomi membuat industri taksi di Indonesia semakin berkembang, dengan munculnya berbagai perusahaan taksi baru yang menawarkan layanan beragam.

Beberapa perusahaan taksi yang pernah berjaya di Indonesia antara lain Blue Bird, Express, Gamya, Citra, dan Centris. Blue Bird, dengan armada biru khasnya, tetap menjadi salah satu operator taksi terbesar dan paling dikenal di Indonesia hingga saat ini. Express Grup, yang didirikan pada 1989, juga pernah menjadi salah satu pemain utama dalam industri taksi Indonesia sebelum menghadapi berbagai tantangan di era digital. Meskipun beberapa perusahaan taksi tradisional mengalami penurunan sejak munculnya layanan transportasi berbasis aplikasi, industri taksi terus beradaptasi dengan mengintegrasikan teknologi digital dalam layanan mereka.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian taxi dan jenis-jenisnya di Indonesia yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (1/10/2024).

Mengenal Taxi

Taxi Adalah Moda Transportasi Umum, Lengkap Jenis-jenisnya di Indonesia
Aplikasi MyBluebird, mempermudah pelanggan untuk mendapatkan kembali barang yang tertinggal menggunakan informasi pengemudi, waktu pemesanan, rute, dan nomor taksi. Bagi yang memesan secara langsung (street-hailing), barang tetap dapat dilacak selama rute dan waktu perjalanan diingat. (Dok. Blue Bird)

Taxi atau dalam bahasa Indonesianya taksi adalah sebuah pengangkutan bukan pribadi yang umumnya adalah sedan serta dapat merujuk kepada angkutan umum lain selain mobil yang mengangkut penumpang dalam daya tampung kecil, misalnya "taksi air" yang sebenarnya mungkin hanya berupa sampan bermesin.

Dikutip dari laman Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, taxi adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dengan wilayah operasi dalam kawasan perkotaan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri, taxi adalah angkutan umum yang menggunakan mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer, kemudian dengan cara kesepakatan penumpang dan pengemudi dalam menentukan tarif.

Istilah taksi berakar dari kata taximeter yang artinya sebuah perangkat berfungsi untuk menghitung jarak atau durasi perjalanan saat berkendara. Taksi beroperasi dengan memanfaatkan argometer, suatu alat yang akan menentukan biaya yang perlu dibayarkan oleh penumpang berdasarkan jarak tempuh atau waktu perjalanan. Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan transportasi yang nyaman dan fleksibel, berbagai perusahaan taksi mulai bermunculan di kota-kota besar.

Taksi dikenal sebagai moda transportasi darat premium karena pada awalnya menggunakan mobil jenis sedan sebagai armadanya. Bahkan, ada regulasi yang mewajibkan perusahaan taksi untuk mengoperasikan sedan sebagai kendaraan utama mereka. Penggunaan sedan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan maksimal kepada penumpang, dengan ruang kabin yang luas dan performa berkendara yang halus.

Namun, seiring berjalannya waktu, armada taksi mulai beralih menggunakan mobil jenis LMPV (Low Multi-Purpose Vehicle) atau MPV kompak. Perubahan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk efisiensi bahan bakar, kapasitas penumpang yang lebih besar, dan biaya perawatan yang lebih terjangkau. LMPV juga menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi, mampu mengakomodasi penumpang dengan barang bawaan yang lebih banyak, sehingga cocok untuk perjalanan ke bandara atau stasiun kereta api.

Layanan Taxi di Indonesia

Taxi Adalah Moda Transportasi Umum, Lengkap Jenis-jenisnya di Indonesia
Ilustrasi Taksi | unsplash.com

1. Taksi Putra

Taksi ini beroperasi di bawah naungan PT. Citra Transpor Nusantara. Taksi Putra mencapai puncak kejayaannya di era 2000-an dengan ribuan sedan operasional. Layanan dari Taksi Putra dikenal dengan tarifnya yang terjangkau, menawarkan harga ekonomis bagi para pelanggan. Armada Taksi Putra identik dengan mobil operasional Proton, merek asal Malaysia. Dua model yang pernah digunakan adalah Proton Waja dan Gen 2 Persona, keduanya berjenis sedan. Armadanya tersebar di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, Bekasi, Bandung, Banten, hingga Makassar. Taksi Putra menghentikan operasinya sekitar 2017.

2. President Taxi

Taksi berwarna kuning cerah bernama President Taxi pernah populer di Indonesia pada dekade 1970-1980. Saat itu, President Taxi mengoperasikan armada Toyota Corolla E20. Namun, banyak keluhan dari penumpang mengenai ketidaksesuaian argo, pelayanan yang kurang memuaskan, dan kondisi mobil yang tidak terawat, sehingga popularitas taksi ini menurun dan akhirnya berhenti beroperasi.

Menanggapi banyaknya kritik terhadap layanannya, di awal 2000 President Taxi kemudian berganti nama menjadi Prestasi. Warna armada Prestasi berubah menjadi biru, mirip dengan taksi Blue Bird, meninggalkan warna kuning khasnya. Sayangnya, kualitas layanan tidak mengalami perubahan signifikan sehingga minat masyarakat tetap rendah. Akhirnya, jumlah armadanya terus berkurang hingga berhenti beroperasi sepenuhnya pada 2017.

3. Taxiku

Layanan taksi yang bernaung di bawah Hiba Group ini mulai beroperasi sejak Oktober 2002. Taxiku dikenal dengan armada berwarna kuning cerah yang mewarnai jalanan Jabodetabek. Berbagai layanan istimewa ditawarkan untuk menarik minat penumpang, salah satunya adalah pembebasan biaya tol untuk perjalanan menuju bandara. Taxiku mengoperasikan beberapa model sedan, dengan yang paling unik adalah Kia Rio SF sedan dan Chevrolet Lova. Kedua sedan buatan Korea dan Amerika Serikat ini memberikan warna berbeda di antara armada taksi Ibu Kota yang didominasi oleh sedan Toyota, mulai dari Soluna hingga Vios. Sayangnya, Taxiku kini hanya mengoperasikan 100 unit kendaraan dari sebelumnya 2.500 unit.

4. Sri Medali

Taxi Adalah Moda Transportasi Umum, Lengkap Jenis-jenisnya di Indonesia
Ilustrasi taksi. (iStockphoto)

Salah satu layanan taksi yang pernah berjaya di awal era 2000-an adalah Sri Medali. Taksi Sri Medali merupakan salah satu layanan taksi yang dikelola oleh PT Centris Multipersada Pratama, yang kini dikenal sebagai PT AirAsia Indonesia Tbk. Bermarkas di Jl. Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sri Medali pernah menjadi operator taksi paling populer di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, Sri Medali secara bertahap mulai mengurangi aset kendaraannya. Mengikuti nasib taksi konvensional lainnya, pada 2017 Sri Medali akhirnya menghentikan operasinya karena kalah bersaing dengan layanan taksi berbasis aplikasi.

5. Taksi Express

Pernah mendominasi lalu lintas Jakarta, taksi berwarana putih ini akhirnya menyerah akibat dampak pandemi Covid-19. Meskipun kemunculan taksi online sudah menjadi tantangan besar bagi bisnis Taksi Express, yang tercermin dari pengurangan jumlah armada sejak tahun 2016. Akhirnya, sekitar tahun 2019 perusahaan ini melakukan pengurangan karyawan besar-besaran dan pada 2020 terpaksa menghentikan operasinya sepenuhnya akibat pandemi Covid-19.

6. Gamya

Meski tidak sepenuhnya tutup, armada taksi yang dulu terkenal dengan warna hijaunya ini pernah menjadi pemandangan umum di jalanan Jakarta. Namun kini keberadaan taksi Gamya semakin langka atau sulit ditemui di jalan. Bahkan banyak yang tidak menyadari bahwa taksi ini kini tidak lagi berwarna hijau melainkan silver dengan armada Toyota Avanza. Dahulu taksi Gamya identik dengan penggunaan armada dari Nissan, seperti Nissan Sunny B13, Sunny GL Neo, Tiida hingga Nissan Almera. Meskipun pernah tergabung dalam satu grup dengan Blue Bird, Gamya menawarkan tarif yang lebih terjangkau. Selain itu, beberapa armada taksi ini juga dilengkapi dengan fitur alat pendeteksi uang palsu. Gamya juga menyediakan layanan khusus untuk rute menuju dan dari bandara.

Taxi Online vs taksi konvensional

Hadirnya teknologi internet yang dimanfaatkan untuk mendukung layanan jasa transportasi online berdampak bagi taxi. Salah satu perubahan paling menonjol adalah hadirnya layanan jasa transportasi online berbasis aplikasi, seperti GrabCar dan GoCar. Kehadiran layanan ini tidak hanya menawarkan kemudahan bagi pengguna, tetapi juga memberikan tantangan besar bagi transportasi konvensional, khususnya taksi.

Beberapa tahun terakhir, taksi konvensional yang sebelumnya mendominasi kota-kota besar di Indonesia mulai tergeser oleh taksi online. Aplikasi layanan transportasi seperti Grab dan Gojek memberikan kemudahan akses kepada pengguna hanya dengan beberapa sentuhan pada layar ponsel. Pengguna dapat dengan cepat memesan kendaraan, memantau lokasi pengemudi, hingga memperkirakan biaya perjalanan sebelum naik. Kemudahan ini sangat berbeda dengan taksi konvensional yang bergantung pada pemesanan via telepon atau mencari di jalanan.

Selain faktor kemudahan, perbedaan harga juga menjadi salah satu alasan kuat mengapa banyak orang beralih ke transportasi online. Meskipun taksi konvensional dianggap sebagai transportasi umum yang premium, dengan tarif yang lebih tinggi dibandingkan angkutan umum lainnya, taksi online seringkali menawarkan harga yang lebih kompetitif, apalagi dengan adanya promosi atau diskon yang kerap diberikan oleh aplikasi.

Transportasi konvensional, khususnya taksi, harus menghadapi tantangan besar untuk tetap bertahan di tengah gempuran layanan online. Salah satu tantangan terbesar adalah penurunan jumlah penumpang. Banyak perusahaan taksi melaporkan penurunan signifikan dalam pendapatan, bahkan beberapa perusahaan harus mengurangi jumlah armada atau menyesuaikan model bisnis mereka untuk tetap relevan.

Selain itu, pengaturan tarif yang lebih fleksibel pada layanan taksi online memberikan keunggulan kompetitif. Dengan sistem yang memungkinkan adanya tarif dinamis berdasarkan permintaan, layanan transportasi online bisa menawarkan harga yang lebih rendah di luar jam sibuk, sementara tarif taksi konvensional tetap stabil dan seringkali lebih mahal.

Meski menghadapi tantangan besar, beberapa perusahaan taksi konvensional mulai beradaptasi dengan perubahan teknologi. Beberapa di antaranya bahkan telah meluncurkan aplikasi pemesanan mereka sendiri untuk memudahkan pengguna. Misalnya, Blue Bird, salah satu perusahaan taksi terbesar di Indonesia, meluncurkan aplikasi My Blue Bird untuk bersaing langsung dengan Grab dan Gojek.

Namun, tantangan lainnya adalah bagaimana perusahaan taxi dapat mengintegrasikan teknologi tanpa harus sepenuhnya mengorbankan model bisnis konvensional mereka. Selain itu, dukungan regulasi pemerintah juga diperlukan untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat antara layanan transportasi online dan konvensional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya