Mesra Terus, 5 Kebiasaan Sederhana Ini Bikin Hubungan Langgeng Menurut Psikologi

Kebiasaan kecil yang terlihat sederhana ternyata dapat menjadi kuncian penting yang membantu pasangan menghadapi segala pasang surut dalam hubungan.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 27 Okt 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2024, 10:00 WIB
Cerminkan Cinta Sejati, 8 Pasangan Seleb Ini Langgeng Sampai Menua
Pierce Brosnan dan Keely Shaye Smith (Sumber: Instagram/piercebrosnanofficial)

Liputan6.com, Jakarta Mempertahankan hubungan yang harmonis adalah dambaan banyak pasangan. Namun kenyataannya, tidak semua hubungan bisa bertahan seiring berjalannya waktu. Di tengah kesibukan dan tantangan yang dihadapi bersama, hubungan kerap kali membutuhkan lebih dari sekadar perasaan cinta. 

Hubungan yang sehat dibangun dari usaha, perhatian, dan kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan dengan konsisten. Pasangan yang sukses dalam mempertahankan cinta mereka biasanya menumbuhkan kebiasaan positif yang menjadi dasar hubungan yang kuat.

Kebiasaan kecil yang terlihat sederhana ternyata dapat menjadi kuncian penting yang membantu pasangan menghadapi segala pasang surut dalam hubungan. Dengan mengamalkan lima kebiasaan ini, setiap pasangan dapat meningkatkan kualitas hubungan dan menciptakan kebersamaan yang harmonis, penuh kasih, dan tahan lama. Berikut 5 kabuasaan kecil yang dapat membuat hubungan langgeng menurut psikologi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (27/10/2024).

1. Tidak Terburu-buru ke Langkah Berikutnya

Ilustrasi pacaran, sepasang kekasih
Ilustrasi pacaran, sepasang kekasih. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Pasangan yang langgeng tahu pentingnya menikmati setiap tahap hubungan tanpa terburu-buru. Mereka tidak terburu-buru untuk segera berkomitmen, memutuskan tinggal bersama, atau menikah. Membiarkan hubungan berkembang secara alami dan perlahan dapat membantu menghindari tekanan dan ekspektasi berlebihan. 

Menurut penelitian dalam Handbook of Communication and Social Interaction Skills, hubungan romantis melibatkan tugas-tugas fungsional unik yang memerlukan waktu untuk berkembang. Pasangan yang tidak terburu-buru cenderung lebih mampu menghargai proses ini, menciptakan fondasi yang kuat dalam hubungan mereka.

2. Berani Mengutarakan Kebutuhan Diri

Mengungkapkan kebutuhan pribadi sangat penting dalam hubungan. Pasangan yang awet biasanya tidak ragu untuk saling menyampaikan kebutuhan mereka, baik itu waktu sendiri, menjaga hubungan dengan teman, atau melakukan hobi. Penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan bahwa ekspresi emosi yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan hubungan jangka panjang. Mengungkapkan kebutuhan diri tanpa merasa bersalah dapat membangun hubungan yang lebih seimbang dan saling menghormati.

3. Menjaga Hubungan dengan Orang-Orang Terdekat Lainnya

Seringkali di awal hubungan, orang cenderung terpaku pada pasangan dan melupakan hal-hal lain yang penting, seperti teman, keluarga, atau pekerjaan. Studi oleh Angela Caron menunjukkan bahwa memiliki hubungan dekat lainnya adalah faktor penting dalam kebahagiaan dan stabilitas pribadi. Pasangan yang awet sadar pentingnya menjaga hubungan dengan orang lain dan tetap menjalani aktivitas yang dulu mereka sukai. Dengan menjaga hubungan dan kegiatan pribadi di luar hubungan, mereka tetap menjadi individu yang utuh.

4. Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Pemotretan Amanda Rawles dan Kekasih di Perpustakaan, Sudah 7 Tahun Pacaran
Ilustrasi Pasangan (Liputan6.com/IG/@amandarawles)

Hubungan yang sehat adalah tentang keseimbangan antara kebersamaan dan kemandirian. Pasangan yang bahagia tahu pentingnya meluangkan waktu untuk diri sendiri, entah itu berolahraga sendiri, menonton film, atau menghabiskan waktu di luar rumah tanpa pasangan.

Waktu sendirian ini membantu mereka mengenal diri sendiri lebih baik dan membangun kebiasaan positif untuk masa depan hubungan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa memahami dan menghargai waktu untuk diri sendiri berperan penting dalam menjaga pola hubungan yang sehat.

5. Mampu Mengatakan Tidak

Kemampuan untuk mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah adalah bagian dari menjaga batas pribadi. Pasangan yang saling mencintai untuk jangka panjang tahu bahwa mengatakan tidak bukan berarti menolak pasangan, tetapi menjaga keseimbangan dan otonomi diri. Menurut penelitian Lynn Jamieson tentang batas-batas keintiman, menjaga otonomi dalam hubungan sebenarnya membantu menjaga koneksi dengan pasangan tetap sehat dan kuat. Kemampuan ini membuat setiap individu tetap memiliki identitas sendiri dan membuat hubungan tetap menarik dan penuh gairah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya