Liputan6.com, Jakarta Manchester City, klub raksasa Inggris yang baru saja meraih treble winner musim lalu, kini menghadapi tantangan serius. Dalam empat laga terakhir Liga Inggris, mereka mengalami kekalahan berturut-turut, sesuatu yang terakhir kali terjadi pada 2008. Kekalahan 0-2 dari Liverpool di Anfield menjadi sorotan utama, mengungkapkan berbagai kelemahan yang tak biasa terjadi pada era Pep Guardiola.
Krisis ini menimbulkan pertanyaan besar, terutama terkait lini tengah yang dianggap kehilangan kecepatan dan energi. Absennya Rodri karena cedera menjadi salah satu faktor utama, ditambah dengan minimnya opsi pemain pengganti yang berkualitas. Para pengamat, termasuk Jamie Carragher, bahkan memprediksi City sulit bersaing untuk gelar dan terancam keluar dari empat besar klasemen.
Advertisement
Baca Juga
Apa yang sebenarnya terjadi? Artikel ini akan membahas kronologi kekalahan Manchester City dan menyoroti penyebab utama krisis yang melanda klub ini.
Advertisement
Kekalahan Beruntun yang Mengejutkan
Manchester City mengalami kekalahan beruntun di Liga Inggris, yang terakhir kali terjadi 16 tahun lalu. Pada musim ini, mereka kalah dari Brighton, Arsenal, Chelsea, dan Liverpool. Kekalahan terakhir dari Liverpool mempertegas krisis City, dengan skor 0-2 yang menunjukkan dominasi The Reds atas juara bertahan.
Hasil buruk ini juga menjadi catatan kelam bagi Pep Guardiola. Untuk pertama kalinya dalam kariernya, ia mengalami empat kekalahan liga berturut-turut. Statistik melawan Liverpool pun mengkhawatirkan, dengan persentase kemenangan hanya 26%.
Advertisement
Absennya Rodri dan Dampaknya pada Lini Tengah
Salah satu penyebab utama krisis adalah absennya Rodri karena cedera lutut. Rodri adalah pemain kunci di lini tengah City, memberikan keseimbangan antara bertahan dan menyerang. Tanpa kehadirannya, City kehilangan kekuatan dalam transisi dan pertahanan.
Guardiola mencoba beberapa kombinasi di lini tengah, termasuk memainkan Bernardo Silva, Rico Lewis, dan Mateo Kovacic. Namun, hasilnya belum memuaskan, dengan minimnya kreativitas dan kecepatan yang menjadi ciri khas City.
Pendapat Jamie Carragher: Krisis Seperti Liverpool di Masa Lalu
Jamie Carragher, mantan pemain Liverpool, membandingkan krisis City dengan situasi yang dialami Liverpool dua tahun lalu. Saat itu, kelemahan di lini tengah menjadi faktor utama penurunan performa Liverpool. Carragher menilai Guardiola menghadapi tantangan serupa.
Menurutnya, City memerlukan rekrutan baru untuk memperbaiki lini tengah. Tanpa pemain baru di bursa transfer Januari, City berisiko kalah lebih banyak laga dan sulit bersaing di papan atas.
Advertisement
Performa Rival dan Tekanan Tambahan
Sementara City merosot, rival-rival mereka seperti Arsenal, Chelsea, dan Liverpool tampil impresif. Arsenal dan Chelsea sama-sama menunjukkan energi dan kedalaman skuad yang unggul, sementara Liverpool terus memperlebar jarak di puncak klasemen.
Kondisi ini menambah tekanan pada Guardiola dan skuadnya. Jika tidak segera menemukan solusi, City bisa kehilangan tempat di Liga Champions musim depan, sesuatu yang hampir tak pernah terjadi dalam satu dekade terakhir.
Rencana City untuk Mengatasi Krisis
Guardiola menyadari masalah yang dihadapi timnya dan berkomitmen untuk mengatasinya. Ia mengisyaratkan akan mendukung pemain-pemainnya, tetapi juga mengakui perlunya perubahan. Bursa transfer Januari menjadi momen krusial bagi City untuk mencari solusi.
Sementara itu, Guardiola meminta para pendukung tetap percaya pada tim. Ia menyebut bahwa tekanan dari luar lapangan tidak akan memengaruhi fokusnya dalam membawa City kembali ke jalur kemenangan.
Advertisement
Apa penyebab utama krisis di Manchester City?
Krisis ini disebabkan oleh absennya Rodri karena cedera, kurangnya opsi pemain di lini tengah, serta performa buruk dalam empat laga terakhir.
Apakah Pep Guardiola akan membeli pemain baru?
Guardiola kemungkinan besar akan mencari pemain tengah baru pada bursa transfer Januari untuk memperkuat lini tengah City.
Advertisement
Apakah Manchester City masih bisa memenangkan Liga Inggris musim ini?
Kemungkinan City untuk juara semakin kecil, mengingat jarak poin yang signifikan dengan pemuncak klasemen dan performa buruk mereka.