Profil Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang Diduga Tersandung Kasus Dugaan Suap

Profil Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang diduga terseret dalam kasus dugaan suap dan kontroversi politik.

oleh Nurul Diva diperbarui 08 Jan 2025, 10:34 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 10:34 WIB
Kembali, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Jalani Pemeriksaan KPK
Hasto Kristiyanto mengatakan hanya akan berbicara jujur kepada penyidik KPK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Hasto Kristiyanto, seorang tokoh politik yang dikenal sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, kini menjadi sorotan publik terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus suap. Karier politiknya yang cemerlang diwarnai oleh berbagai pencapaian penting, mulai dari menjadi anggota DPR hingga menjadi salah satu tokoh kunci PDIP. Namun, perjalanan ini tidak luput dari kontroversi, termasuk dugaan korupsi yang saat ini sedang diusut oleh KPK.

Dugaan kasus ini bermula dari penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait suap terhadap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Hasto diduga berperan dalam menyediakan dana suap untuk memuluskan langkah Harun Masiku, kader PDIP, menjadi anggota DPR. Kasus ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi PDIP dalam menjaga integritas politiknya.

Hasto merupakan figur yang memiliki rekam jejak panjang dalam politik Indonesia. Lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, ia dikenal sebagai sosok cerdas dan berdedikasi. Perjalanan hidupnya, mulai dari bangku kuliah hingga menjadi salah satu tokoh sentral di partai berlambang banteng, penuh dengan kisah inspiratif dan kontroversi. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Rabu (8/1).

Profil Lengkap Hasto Kristiyanto

Merujuk ANTARA, Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta dari pasangan Antonius Krido Pardjono dan Yohana Sutami. Masa kecilnya banyak diwarnai oleh minat terhadap budaya Jawa dan kisah-kisah wayang. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Yogyakarta, ia melanjutkan ke SMA Kolese De Britto, sebelum akhirnya diterima di Fakultas Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pada masa kuliah, Hasto aktif di organisasi mahasiswa hingga menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Minatnya terhadap politik semakin berkembang berkat bimbingan gereja, yang memberinya perspektif nilai-nilai keberpihakan pada masyarakat kecil. Setelah lulus, ia memulai karier profesional di PT Rekayasa Industri sebelum terjun ke politik penuh waktu.

Selain karier politik, Hasto juga dikenal memiliki pendidikan tinggi di bidang bisnis dan pertahanan. Ia meraih gelar S-2 dari Prasetiya Mulya Business School dan menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Pertahanan, Bogor, dengan disertasi bertema geopolitik Sukarno.

Karier Politik di PDIP

Hasto memulai karier politiknya di PDIP sebagai "tukang ketik" dalam rapat-rapat partai. Dedikasi dan kerja kerasnya membuatnya dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Bidang II Media Massa dan Penggalangan pada 2002. Pada Pemilu 2004, ia terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili daerah Jawa Timur.

Sebagai anggota DPR, ia duduk di Komisi VI yang bermitra dengan berbagai kementerian strategis. Perannya termasuk pembahasan undang-undang penting seperti UU Penanaman Modal dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Meski gagal terpilih kembali pada Pemilu 2009, Hasto tetap aktif di partai dan menjadi salah satu kepercayaan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Pada 2015, ia resmi menjabat sebagai Sekjen PDIP, menggantikan Tjahjo Kumolo. Dalam kepemimpinannya, Hasto berhasil membawa PDIP meraih kemenangan besar dalam Pemilu 2019 dan mencetak sejarah sebagai Sekjen pertama yang menjabat dua periode berturut-turut.

Dugaan Kasus Suap dan Keterlibatan Hasto

Nama Hasto mencuat dalam kasus suap yang melibatkan mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan Harun Masiku. Menurut KPK, Hasto diduga menyediakan dana suap untuk memuluskan langkah Harun menjadi anggota DPR melalui jalur pergantian antarwaktu.

Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut bahwa Hasto juga membantu pelarian Harun Masiku, yang kini menjadi buronan.

KPK telah mengeluarkan surat penyidikan terhadap Hasto dengan tuduhan menghalangi proses penyidikan. Kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan tokoh penting di PDIP dan memperlihatkan kompleksitas politik Indonesia. Dalam konferensi persnya, KPK menegaskan komitmennya untuk mengusut tuntas kasus ini.

Harta Kekayaan dan Gaya Hidup

Berdasarkan data e-LHKPN, Hasto terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 2003, dengan total nilai Rp1,193 miliar. Meski menduduki posisi strategis di PDIP, Hasto belum memperbarui laporan harta kekayaannya hingga saat ini. Hal ini menimbulkan spekulasi publik tentang gaya hidup dan transparansinya sebagai pejabat partai.

Sebagai tokoh publik, Hasto dikenal dengan gaya hidup yang sederhana. Namun, keterlibatannya dalam dugaan kasus suap ini membuat banyak pihak mempertanyakan integritasnya. Apakah gaya hidup sederhana ini benar mencerminkan seluruh aktivitas politiknya?

Pendidikan dan Pemikiran Sukarno

Hasto menjadikan pemikiran Sukarno sebagai dasar ideologi politiknya. Disertasinya tentang geopolitik Sukarno menunjukkan bahwa ia mengaplikasikan prinsip ini dalam berbagai strategi politik partai. Dalam setiap kebijakannya, Hasto menekankan keberpihakan pada rakyat kecil dan nilai-nilai nasionalisme.

Q: Apa latar belakang pendidikan Hasto Kristiyanto?

A: Hasto menyelesaikan studi Teknik Kimia di UGM, S-2 di Prasetiya Mulya Business School, dan S-3 di Universitas Pertahanan.

Q: Apa peran Hasto dalam kasus suap KPU?

A: Ia diduga menyediakan dana suap dan membantu pelarian Harun Masiku.

Q: Bagaimana Hasto memulai karier politiknya?

A: Kariernya dimulai dari posisi administrasi di PDIP sebelum terpilih menjadi anggota DPR RI.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya