Siap-Siap, Pemerintah Akan Impor 180 Ribu Ton Daging Sapi Tahun Ini

Pemerintah akan impor 180 ribu ton daging sapi guna memastikan stok aman jelang puasa dan Lebaran tahun ini.

oleh Nurul Diva diperbarui 23 Jan 2025, 09:41 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 09:41 WIB
Harga Pangan Mulai Merangkak Naik
Aktivitas pedagang daging sapi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta saat melayani pembeli, Kamis (4/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, pemerintah kembali mengambil langkah strategis untuk menjaga ketersediaan stok pangan, khususnya daging sapi. Salah satu kebijakan utama yang diambil adalah rencana impor sebesar 180 ribu ton daging sapi dari sejumlah negara. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan mencukupi kebutuhan masyarakat yang meningkat selama periode tersebut.

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, kebijakan ini telah disepakati sejak tahun lalu untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. "Sudah diputuskan 180 ribu ton, itu bisa daging beku atau bakalan. Nanti ada perhitungannya," ujar Arief di Jakarta, Rabu (22/1/2025), mengutip ANTARA. Selain itu, pemerintah juga tengah mengkaji impor daging kerbau untuk menstabilkan harga di pasar domestik.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa stok pangan untuk Imlek, Ramadan, dan Idulfitri dalam kondisi aman. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan impor ini harus segera direalisasikan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tepat waktu.

Rencana Impor 180 Ribu Ton Daging Sapi

Pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor 180 ribu ton daging sapi guna memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Idulfitri. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya, di mana lonjakan permintaan menjelang hari raya kerap memicu kenaikan harga yang signifikan.

Rencana ini mencakup impor daging beku dan sapi bakalan dari negara-negara pemasok utama seperti Australia dan Brasil. Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan surat persetujuan impor (PI) sebagai langkah awal agar proses distribusi dapat berjalan lancar. Sebagian sapi bakalan bahkan telah tiba di Indonesia sejak awal Januari 2025 untuk memenuhi kebutuhan stok.

Selain itu, pemerintah akan terus memantau proses impor ini agar tidak terjadi keterlambatan yang dapat mengganggu stabilitas pasar. Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Memang ada beberapa yang harus segera diputuskan, pelaksanaan pengadaan daging untuk puasa dan Lebaran," ujar Zulkifli. 

Upaya Menjaga Stabilitas Harga Daging Sapi

Aktivitas pedagang daging sapi di pasar induk Banyuwangi (Hermawan Arifianto/liputan6.com)
Aktivitas pedagang daging sapi di pasar induk Banyuwangi (Hermawan Arifianto/liputan6.com)... Selengkapnya

Salah satu tujuan utama dari kebijakan impor ini adalah menjaga stabilitas harga daging sapi di pasar domestik. Menjelang bulan Ramadan, permintaan terhadap daging sapi cenderung meningkat, sehingga diperlukan intervensi untuk mencegah lonjakan harga.

Dengan impor daging sapi, pemerintah berharap dapat menyediakan pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah ini juga diharapkan dapat menekan potensi inflasi yang biasanya terjadi akibat kenaikan harga bahan pokok menjelang hari raya.

Selain itu, pemerintah juga akan memastikan distribusi daging impor ini berjalan dengan baik hingga ke pasar tradisional dan modern, sehingga masyarakat di seluruh daerah dapat merasakan manfaatnya.

"Ya memang sudah diputuskan, harus segera diadakan, harus segera. Kita akan monitor biar cepat, jangan sampai nanti puasa telat tidak ada barangnya," tambahan.

Pengawasan Ketat terhadap Impor Daging

Pengawasan terhadap daging sapi impor menjadi salah satu fokus pemerintah untuk memastikan kualitas dan keamanan produk. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melaporkan bahwa 2.797 ekor sapi bakalan dari Australia yang tiba di Indonesia awal Januari 2025 telah lolos uji kesehatan dan dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD).

Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan negara-negara eksportir untuk memastikan bahwa proses pengangkutan dan penyimpanan daging dilakukan sesuai standar internasional. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas produk hingga tiba di tangan konsumen.

Pengawasan yang ketat juga dilakukan di tingkat distribusi untuk memastikan tidak ada praktik penimbunan atau penyalahgunaan yang dapat mengganggu pasokan dan harga di pasar.

Dampak Impor terhadap Harga dan Pasokan di Pasar

Impor daging sapi diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas harga dan ketersediaan pasokan di pasar. Dengan tambahan suplai sebesar 180 ribu ton, masyarakat diharapkan dapat memperoleh daging sapi dengan harga yang lebih terjangkau, terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri.

Namun, beberapa pihak mengingatkan bahwa keberhasilan kebijakan ini juga bergantung pada efektivitas distribusi dan pengawasan di tingkat pasar. Jika distribusi tidak merata, harga daging di beberapa daerah mungkin tetap mengalami kenaikan. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini secara berkala.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan produksi daging lokal sebagai upaya jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Penyebab Kenaikan Harga Bahan Pokok Setiap Hari Raya Besar

Adapun kenaikan harga bahan pokok, termasuk daging sapi, setiap menjelang hari raya besar merupakan pola tahunan yang terjadi akibat meningkatnya permintaan pasar. Fenomena ini merupakan prinsip dasar ekonomi di mana tingginya permintaan menyebabkan lonjakan harga.

Kenaikan harga bahan pokok biasanya dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan lebih. Oleh karena itu, intervensi pemerintah melalui penambahan suplai, seperti impor daging sapi, menjadi langkah yang diperlukan untuk menstabilkan harga.

Meski demikian, masyarakat juga diimbau untuk membuat skala prioritas dalam belanja, terutama saat menerima tunjangan hari raya (THR). Dengan pengelolaan keuangan yang bijak, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan tanpa terbebani oleh kenaikan harga yang signifikan.

1. Mengapa pemerintah memutuskan impor daging sapi?

Untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga menjelang Ramadan dan Idulfitri.

2. Berapa banyak daging sapi yang akan diimpor pemerintah?

Sebanyak 180 ribu ton, termasuk daging beku dan sapi bakalan.

3. Dari negara mana daging sapi impor berasal?

Daging sapi impor akan datang dari negara seperti Australia dan Brasil.

4. Apa dampak impor daging sapi terhadap harga pasar?

Impor diharapkan dapat menekan kenaikan harga dan memastikan pasokan mencukupi kebutuhan masyarakat.

5. Apa langkah pemerintah untuk memastikan kualitas daging impor?

Pemerintah melakukan pengawasan ketat melalui Badan Karantina untuk memastikan daging bebas penyakit dan sesuai standar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya