12 Tradisi Puasa di Berbagai Negara yang Unik, Ada yang Mirip dengan di Indonesia

Jelajahi keunikan tradisi puasa di berbagai negara, dari tabuhan genderang di Turki hingga lentera warna-warni di Mesir. Temukan keindahan budaya Ramadhan yang akan membuatmu terpesona!

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 23 Jan 2025, 18:20 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 18:20 WIB
Kemeriahan Berbuka Puasa di Ezbet Hamada Kairo
Berbuka puasa bersama di jalanan merupakan tradisi dalam budaya Islam di Mesir. (Khaled DESOUKI/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan merupakan momen suci yang dinantikan oleh seluruh umat Muslim di dunia. Setiap negara memiliki cara unik tersendiri dalam menyambut dan merayakan bulan penuh berkah ini. Tradisi puasa di berbagai negara mencerminkan kekayaan budaya dan keberagaman cara umat Muslim mengekspresikan keimanan mereka.

Keunikan tradisi puasa di berbagai negara ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, menciptakan mozaik budaya yang memperkaya khazanah peradaban Islam. Dari ujung barat hingga timur, setiap komunitas Muslim memiliki cara istimewa dalam menghidupkan spirit Ramadhan.

Berikut ini kita akan menjelajahi berbagai tradisi menakjubkan yang mewarnai bulan Ramadhan di seluruh dunia, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (23/1/2025). Mari kita simak keunikan tradisi puasa di berbagai negara yang mungkin belum pernah kamu ketahui sebelumnya.

1. Fanous, Lentera Warna-warni Mesir yang Menerangi Malam Ramadhan

Mesir memiliki tradisi memukau yang telah berlangsung sejak era Dinasti Fatimiyah. Fanous, lentera warna-warni yang menghiasi jalanan dan rumah-rumah Mesir, menjadi simbol kegembiraan menyambut Ramadhan. Tradisi ini bermula dari sebuah peristiwa bersejarah ketika masyarakat Mesir menyambut kedatangan Khalifah Al-Mu'izz li-Din Allah di Kairo.

Pada masa itu, penduduk diperintahkan untuk menerangi jalan-jalan yang gelap dengan lilin dalam wadah kayu. Seiring waktu, wadah kayu sederhana ini berkembang menjadi lentera indah dengan berbagai pola dan warna yang kita kenal sekarang sebagai Fanous.

Fanous bukan sekadar hiasan, tetapi melambangkan persatuan dan sukacita umat Muslim dalam menjalankan ibadah di bulan suci. Saat ini, tradisi Fanous telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Ramadhan di Mesir, dengan anak-anak yang berjalan berkeliling membawa lentera sambil menyanyikan lagu-lagu Ramadhan.

Keindahan Fanous telah menginspirasi banyak negara Muslim lainnya untuk mengadopsi tradisi serupa, menjadikannya salah satu tradisi puasa di berbagai negara yang paling dikenal dan dikagumi.

2. Genderang Sahur, Tradisi Ottoman yang Masih Hidup di Turki

Di jalanan Turki, suara ritmis genderang masih bergema setiap dini hari selama Ramadhan, meneruskan warisan Kesultanan Utsmaniyah yang telah berusia ratusan tahun. Lebih dari 2.000 penabuh genderang, mengenakan kostum tradisional Ottoman lengkap dengan fez dan rompi bermotif klasik, berkeliling membangunkan warga untuk sahur.

Para penabuh ini, dengan davul (gendang Turki berkepala dua) di tangan, tidak hanya sekadar membangunkan orang untuk sahur, tetapi juga menjadi simbol hidup dari kesinambungan tradisi Islam di era modern. Masyarakat sering memberikan tips (bahÅŸiÅŸ) atau mengundang para penabuh untuk berbagi makanan sahur sebagai bentuk apresiasi.

Menariknya, pemerintah Turki kini telah memperkenalkan kartu keanggotaan resmi bagi para penabuh genderang. Inisiatif ini bertujuan untuk menanamkan rasa bangga dan mendorong generasi muda untuk melestarikan tradisi bernilai ini di tengah arus modernisasi yang pesat.

3. Mheibes, Permainan Tradisional Ramadhan di Irak

Warga Kurdi berkumpul di pasar yang populer di Arbil, Iran untuk bermain permainan tradisional saat Ramadhan salah satunya Mheibes. (Safin Hamed / AFP)
Warga Kurdi berkumpul di pasar yang populer di Arbil, Iran untuk bermain permainan tradisional saat Ramadhan salah satunya Mheibes. (Safin Hamed / AFP)... Selengkapnya

Ketika malam Ramadhan tiba di Irak, masyarakat berkumpul untuk bermain mheibes, sebuah permainan tradisional yang menguji ketajaman intuisi dan kemampuan membaca bahasa tubuh. Permainan ini melibatkan dua kelompok besar yang terdiri dari 40 hingga 250 pemain, yang bergiliran menyembunyikan dan mencari sebuah cincin (mihbes).

Dahulu, pemerintah Irak secara rutin menyelenggarakan turnamen mheibes berskala besar yang menyatukan warga dari berbagai wilayah. Meskipun sempat terhenti selama masa perang, tradisi ini kembali bangkit berkat upaya masyarakat yang gigih mempertahankan warisan budaya mereka.

Permainan ini lebih dari sekadar hiburan - ia menjadi medium pemersatu yang mempererat ikatan sosial antarwarga selama bulan Ramadhan. Mheibes mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, dan kecerdikan yang sejalan dengan spirit Ramadhan.

4. Tradisi Pengecatan Rumah di Maroko

Masyarakat Maroko memiliki cara unik dalam menyambut Ramadhan dengan tradisi mengecat ulang rumah mereka. Persiapan ini dimulai dua minggu sebelum Ramadhan, menciptakan atmosfer kesibukan dan antisipasi yang meriah di seluruh negeri.

Kegiatan ini bukan sekadar tentang estetika, melainkan membawa makna spiritual yang dalam. Membersihkan dan mempercantik rumah dipercaya sebagai simbol penyucian diri dan lingkungan untuk menyambut bulan yang penuh berkah.

Tradisi ini melibatkan seluruh anggota keluarga dalam kerja bakti bersama, memperkuat ikatan keluarga dan komunitas. Rumah-rumah yang bersih dan segar menjadi manifestasi fisik dari semangat pembaharuan spiritual yang dibawa oleh Ramadhan.

5. Seheriwalas, Pembangun Sahur di India

[Bintang] Ilustrasi Adzan Maghrib
Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)... Selengkapnya

Di jantung kota tua Delhi, tradisi Seheriwalas masih bertahan sebagai pengingat waktu sahur yang unik. Para Seheriwalas, atau yang juga dikenal sebagai zohridaars, adalah pewaris tradisi Mughal yang bertugas membangunkan umat Muslim untuk sahur.

Mereka mulai berkeliling sejak pukul 02.30 pagi, membawa tongkat untuk mengetuk pintu dan dinding rumah sambil melantunkan nama Allah dan puji-pujian kepada Nabi. Bagi kebanyakan Seheriwalas, profesi ini merupakan warisan keluarga yang telah diturunkan selama bergenerasi.

Meskipun modernisasi dan teknologi telah menghadirkan berbagai alternatif alarm, kehadiran Seheriwalas tetap dihargai sebagai penjaga tradisi yang menghidupkan suasana spiritual Ramadhan di tengah hiruk-pikuk kota modern.

6. Qarqia'an, Tradisi Manis dari Kuwait

Kuwait memiliki tradisi unik bernama Qarqia'an yang dirayakan pada pertengahan bulan Ramadhan. Selama tiga hari, anak-anak berkeliling dari rumah ke rumah sambil mengenakan pakaian tradisional untuk mengumpulkan permen dan cokelat.

Tradisi ini dimulai dengan berkumpulnya keluarga untuk makan siang bersama sehari sebelum puasa dimulai, mirip dengan tradisi Munggahan di Indonesia. Qarqia'an menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak dan membantu mereka memahami nilai-nilai berbagi dalam Islam.

Setiap rumah akan menyiapkan berbagai makanan manis untuk dibagikan, menciptakan suasana kegembiraan dan kedermawanan yang khas. Qarqia'an menjadi cara unik untuk mengajarkan nilai-nilai sosial dan religious kepada generasi muda.

7. Tradisi Balada Muslim Roma di Albania

[Bintang] Bulan Ramadan
Ilustrasi bulan Ramadan (via huffingtonpost.co.uk)... Selengkapnya

Albania, negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa, memiliki tradisi unik dalam mengumumkan waktu berbuka puasa melalui nyanyian tradisional. Para penyanyi berkeliling di jalan-jalan sambil memainkan lodra, gendang tradisional yang dilapisi kulit domba.

Tradisi ini berakar dari masa Kesultanan Ottoman dan telah menjadi bagian integral dari identitas Muslim Albania. Para pemain tidak hanya tampil di jalanan, tetapi juga sering diundang ke rumah-rumah untuk mengisi suasana menjelang berbuka puasa.

Kombinasi antara musik tradisional dan momen spiritual Ramadhan menciptakan pengalaman budaya yang unik. Tradisi ini menjadi bukti bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan esensinya.

8. Tembakan Meriam di Lebanon

Lebanon memiliki tradisi unik menggunakan tembakan meriam untuk menandai waktu berbuka puasa. Tradisi ini bermula dari sebuah kejadian tidak sengaja di masa Kesultanan Ottoman, ketika uji coba meriam bertepatan dengan waktu Maghrib di bulan Ramadhan.

Masyarakat yang mendengar suara meriam mengartikannya sebagai tanda berbuka puasa, dan sejak saat itu tradisi ini terus berlanjut. Penting untuk dicatat bahwa tradisi ini sama sekali tidak berkaitan dengan konflik yang sering terjadi di kawasan Timur Tengah.

Setiap sore menjelang Maghrib, suara meriam menjadi penanda yang dinantikan oleh masyarakat Lebanon untuk berbuka puasa. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Ramadhan di Lebanon.

9. Pengamat Bulan di Afrika Selatan

Ilustrasi bulan purnama
Ilustrasi bulan purnama. (Photo by Ganapathy Kumar on Unsplash)... Selengkapnya

Di Afrika Selatan, tradisi maan kykers (pengamat bulan) menjadi bagian penting dalam penentuan akhir Ramadhan. Para pengamat bulan yang ditunjuk oleh Dewan Peradilan Muslim Afrika Selatan berkumpul di berbagai lokasi strategis di Cape Town untuk mencari penampakan bulan sabit pertama.

Lokasi-lokasi favorit para maan kykers termasuk Sea Point Promenade, Three Anchor Bay, dan Signal Hill. Mereka menggunakan mata telanjang untuk mengamati bulan, dan hanya pada malam yang benar-benar cerah pengamatan dapat dilakukan.

Tradisi ini menunjukkan komitmen komunitas Muslim Afrika Selatan dalam menjaga ketepatan waktu ibadah berdasarkan pengamatan langsung fenomena alam, sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

10. Tradisi Buka Puasa di Delhi

Wilayah Old Delhi di India memiliki tradisi buka puasa yang unik, di mana masyarakat berbagai agama berkumpul di jalan-jalan dan teras masjid untuk berbuka puasa bersama. Tradisi ini menjadi simbol kerukunan antarumat beragama yang indah.

Berbagai hidangan khas India seperti khingalsh (roti berisi keju) dan galnash (roti gandum) menjadi menu favorit berbuka puasa. Suasana berbuka puasa di Delhi mencerminkan semangat inklusivitas dan toleransi.

Momen buka puasa bersama ini tidak hanya diikuti oleh umat Muslim, tetapi juga masyarakat dari berbagai latar belakang agama dan sosial. Hal ini menjadikan tradisi buka puasa di Delhi sebagai contoh indah kerukunan antarumat beragama.

11. Nafar di Maroko

Nafar di Maroko
Nafar di Maroko/ Facebook/Flight Expert... Selengkapnya

Maroko memiliki tradisi unik bernama Nafar, di mana petugas khusus berpakaian tradisional berkeliling membangunkan warga untuk sahur. Para Nafar mengenakan kostum tradisional Maroko yang khas sambil memainkan alat musik tradisional.

Tradisi ini memiliki kemiripan dengan tradisi penabuh genderang di Turki, namun dengan sentuhan budaya Maroko yang khas. Para Nafar tidak hanya bertugas membangunkan warga, tetapi juga menciptakan suasana spiritual yang khas.

Kehadiran para Nafar di jalanan Maroko setiap dini hari selama Ramadhan menjadi pengingat akan pentingnya sahur dan kesiapan spiritual dalam menjalani puasa.

12. Malam Lailatul Qadar di Rusia

Meskipun memiliki durasi puasa yang panjang, Muslim Rusia memiliki cara unik dalam menghidupkan malam-malam Ramadhan, terutama saat Lailatul Qadar. Mereka berkumpul di masjid untuk berbuka puasa bersama dan melakukan ibadah malam.

Hidangan berbuka puasa khas Rusia seperti khingalsh dan galnash menjadi menu favorit jamaah. Durasi puasa yang panjang, terutama saat musim panas, tidak menyurutkan semangat umat Muslim Rusia dalam beribadah.

Tradisi berkumpul di masjid ini memperkuat ikatan komunitas Muslim yang menjadi minoritas di Rusia. Momen spiritual ini menjadi kesempatan untuk saling menguatkan iman dan mempererat persaudaraan.

Keberagaman tradisi puasa di berbagai negara ini menunjukkan bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan esensi spiritualnya. Setiap tradisi memiliki keunikan dan makna mendalam yang memperkaya pengalaman ibadah di bulan Ramadhan. Semoga penjelasan tentang tradisi puasa di berbagai negara ini dapat menambah wawasan dan apresiasi kita terhadap keindahan Islam yang universal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya