Fakta Terbaru 16 Desa di Cirebon Terendam Banjir, Luapan dari 3 Sungai

Banjir melanda 16 desa di Kabupaten Cirebon akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai. Ribuan warga terdampak, BPBD lakukan evakuasi dan distribusi bantuan.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 25 Jan 2025, 13:01 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 12:59 WIB
Arti Mimpi Banjir Berdasarkan Jenis Airnya
Ilustrasi Banjir Credit: pexels.com/Matthew... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bencana banjir kembali melanda Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Kamis malam (23/1). Curah hujan yang tinggi menyebabkan tiga sungai utama di wilayah itu meluap, yakni Sungai Ciputih, Singaraja, dan Ciberes. Akibatnya, 15 desa di tujuh kecamatan terendam air dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter di sejumlah lokasi.

“Yang terendam banjir ada 15 desa di tujuh kecamatan wilayah timur Cirebon pada Kamis. Bencana ini disebabkan curah hujan tinggi dan meluapnya beberapa sungai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya di Cirebon, Jumat.

Berikut fakta terbaru sejumlah desa di Cirebon terendam banjir, Sabtu (25/1). 

 

1. Penyebab dan Dampak Banjir di Kabupaten Cirebon

Curah hujan tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Cirebon menjadi penyebab utama banjir besar yang terjadi sejak Kamis malam. Luapan dari tiga sungai utama, yaitu Ciputih, Singaraja, dan Ciberes, membawa dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Beberapa desa, seperti Pangarengan dan Japura Lor, mengalami genangan air yang mencapai 70 sentimeter di beberapa titik, memaksa warga untuk menyelamatkan barang berharga mereka.

Banjir datang secara tiba-tiba sekitar pukul 03.00 dini hari ketika banyak orang sedang terlelap. Dampak dari kejadian ini tidak hanya dirasakan oleh rumah-rumah warga, tetapi juga sekolah seperti SMPN 2 Pangenan, yang terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar sementara waktu.

BPBD Kabupaten Cirebon mencatat, total ada 16 desa dari tujuh kecamatan yang terdampak banjir ini. Data dari media sosial BPBD bahkan menyebutkan bahwa angka tersebut bertambah menjadi 16 desa akibat banjir susulan.

Tidak Ada Korban Jiwa

Kondisi banjir ini berdampak pada ribuan warga yang tersebar di berbagai desa. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, tercatat sebanyak 5.685 jiwa dari 3.280 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana ini. Selain merendam permukiman, banjir juga menggenangi Jalan Pantura yang menjadi jalur utama penghubung kawasan.

“Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa maupun pengungsi akibat banjir tersebut,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya dikutip dari ANTARA pada Jumat (24/1). 

2. Respons Cepat Tim Gabungan dalam Menangani Banjir

Sejak banjir melanda, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan para relawan segera bergerak ke lokasi terdampak. Langkah awal yang dilakukan adalah penyisiran untuk evakuasi warga yang membutuhkan bantuan.

Petugas juga menggunakan perahu karet untuk menjangkau daerah yang sulit diakses akibat tingginya genangan air. Selain membantu mobilitas warga, tim gabungan juga memastikan pendistribusian bantuan seperti makanan, pakaian hangat, dan selimut berjalan lancar.

“Kami langsung melakukan penyisiran untuk evakuasi dan penanganan cepat. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan masyarakat dan penanganan yang efektif,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya di Cirebon. 

3. Daftar Desa yang Terdampak Banjir

Wilayah terdampak banjir tersebar di tujuh kecamatan dengan total 16 desa, termasuk Pangarengan, Japura Lor, dan Buntet. Di Kecamatan Astanajapura, banjir melanda desa-desa seperti Japurabakti dan Mertapada, sedangkan di Kecamatan Waled, Desa Gunungsari menjadi salah satu yang paling parah. Berikut daftar desa yang terdampak banjir.

  • Di Kecamatan Astanajapura, lima desa terdampak, yaitu Desa Buntet dan Japurabakti dengan ketinggian air mencapai 60 cm, Desa Japura Kidul dan Mertapada dengan ketinggian 40 cm, serta Desa Astanajapura yang terdampak paling parah dengan ketinggian air mencapai 70 cm.
  • Di Kecamatan Lemahabang, banjir melanda dua desa, yakni Desa Cipeujeuh Wetan dengan ketinggian air 50 cm dan Desa Tuk Karangsuwung dengan ketinggian 40 cm. Sementara itu, di Kecamatan Waled, tiga desa terdampak dengan ketinggian air yang sama, yaitu 60 cm. Desa-desa tersebut meliputi Desa Ciuyah, Mekarsari, dan Gunungsari.
  • Di Kecamatan Pasaleman, dua desa terdampak, yaitu Desa Cilengkrang Girang dengan ketinggian air 30 cm dan Desa Babakan Losari Lor dengan ketinggian 40 cm. Selanjutnya, di Kecamatan Karangwareng, hanya satu desa yang terdampak, yaitu Desa Jatipiring dengan ketinggian air mencapai 30 cm.
  • Terakhir, di Kecamatan Pangenan, tiga desa mengalami banjir, yakni Desa Astanamukti dan Japura Lor dengan ketinggian air masing-masing 30 cm, serta Desa Pangarengan yang terdampak parah dengan ketinggian air mencapai 70 cm.

Menurut data BPBD, banyak rumah dan fasilitas umum di desa-desa tersebut terendam, memaksa warga untuk menunda aktivitas sehari-hari. Jalan Pantura yang menjadi jalur utama juga terendam banjir, menghambat mobilitas kendaraan di kawasan tersebut.

4. Langkah Antisipasi untuk Mengurangi Risiko Banjir di Masa Depan

BPBD Kabupaten Cirebon telah menyusun rekomendasi strategis untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. Salah satu langkah penting adalah normalisasi sungai dan rehabilitasi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Selain itu, peningkatan kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan kebencanaan juga menjadi prioritas. Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan pengelolaan drainase akan dilakukan secara bertahap.

5. Kejadian Serupa Sebelumnya di Awal 2025

Banjir pada Kamis malam bukanlah yang pertama melanda Kabupaten Cirebon pada Januari 2025. Sebelumnya, banjir bandang juga terjadi pada 17 Januari, yang berdampak pada lima kecamatan dan menyebabkan 2.430 warga terdampak.

Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menyatakan bahwa intensitas hujan yang tinggi membuat beberapa sungai di wilayah itu tidak mampu menahan debit air.

Q: Apa penyebab utama banjir di Cirebon pada Januari 2025?

A: Curah hujan tinggi dan meluapnya tiga sungai utama, yakni Ciputih, Singaraja, dan Ciberes.

Q: Berapa desa yang terdampak banjir di Cirebon?

A: Total ada 16 desa di tujuh kecamatan yang terendam air.

Q: Apa langkah penanganan yang dilakukan BPBD?

A: BPBD melakukan evakuasi warga, distribusi bantuan logistik, dan koordinasi dengan TNI serta Polri.

Q: Apa yang direkomendasikan untuk mencegah banjir di masa depan?

A: Normalisasi sungai, rehabilitasi lahan DAS, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya