Liputan6.com, Jakarta Isra Mi'raj adalah peristiwa besar yang menjadi momen Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat. Peristiwa ini tak hanya menyimpan hikmah mandalam bagi kehidupan spiritual, melainkan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan berumah tangga.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon, Buya Yahya, memandang salat bukan sekadar ibadah ritual, melainkan juga refleksi hubungan dengan Sang Pencipta, Allah SWT dan sesama manusia Hal ini relevan untuk membangun hubungan rumah tangga yang harmonis dan penuh keberkahan.
Advertisement
Dalam sholat, seorang hamba diajarkan untuk berbicara langsung dengan Allah, sebagaimana Nabi Muhammad SAW berdialog dengan Allah saat Isra Miraj. Buya Yahya menjelaskan dalam Kanal YouTube Al-Bahjah TV, salat merupakan gambaran rasa ketika seseorang berdialog dengan penciptanya.
Advertisement
"Sholat itu adalah gambaran bagaimana rasanya kita bermukhatabah, kita langsung ngobrol dengan Allah. Maka di dalam sholat kita mengatakan at-tahiyyatu’l-mubarakatu’l-salawatu’l-tayyibatu’lillah, yaitu salam seorang hamba kepada Tuhannya."
Namun, sholat tidak hanya berhenti pada hubungan vertikal dengan Allah. Menurut Buya Yahya, salat juga mengajarkan tanggung jawab sosial. Setelah berdialog dengan Allah, seorang hamba diingatkan untuk menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan sesama manusia.
"Ternyata, dalam sholat, kita harus ingat kepada tetangga, pasangan, dan semua manusia. Lalu kita mengucapkan 'Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,' doa keselamatan bagi semua," kata beliau.
Menghadirkan Salat dalam Rumah Tangga
Hikmah sholat dapat menjadi landasan untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Salam dalam sholat, menurut Buya Yahya, adalah simbol kedamaian dan cinta kasih yang harus diterapkan dalam hubungan suami istri.
“Kalau salam kita sejati, enggak akan ada seorang suami dzolim pada istri, atau sebaliknya,” tegas beliau.
Sholat juga mengajarkan pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan komunikasi yang baik. Dalam rumah tangga, suami istri dapat meneladani sikap Nabi Muhammad SAW dalam dialog dengan Allah—dimulai dengan sanjungan dan penuh rasa hormat.
Advertisement
Isra Mi’raj: Momen Introspeksi dan Perbaikan
Isra Mi’raj adalah momen refleksi untuk memperbaiki hubungan, baik dengan Allah maupun manusia. Buya Yahya mengingatkan bahwa rumah tangga tidak akan harmonis jika hanya fokus pada ibadah pribadi tanpa peduli terhadap pasangan dan keluarga.
"Jangan hanya sibuk ngurusi ibadahmu sendiri, tapi lupakan urusan dengan manusia, terutama pasanganmu," ujarnya.
Beliau juga menekankan bahwa keberkahan rumah tangga hanya bisa diraih dengan hati yang bersih.
"Saat kita mengucapkan 'Assalamu’alaikum,' artinya mulailah hidup dengan manusia dengan assalam, kedamaian. Kalau assalam sejati, tidak ada dendam, tidak ada iri hati," tutur Buya Yahya.