Bola.com, Jakarta Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-20, berkomitmen untuk melakukan evaluasi setelah timnya mengalami kekalahan dari Jordania pada Jumat malam, 24 Januari 2025, waktu Indonesia bagian barat. Dalam pertandingan pembuka Mandiri U-20 Challenge Series 2025 yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Garuda Muda harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 0-1. Gol tunggal Jordania dicetak oleh Ibrahim Sabra ketika pertandingan baru berjalan tiga menit.
Setelah kekalahan ini, Dony Tri Pamungkas dan rekan-rekannya akan melanjutkan perjuangan mereka pada 27 Januari melawan tim Suriah. Meskipun Indonesia memiliki keunggulan dalam jumlah pemain setelah kiper Jordania, Salman, mendapat kartu merah dari wasit pada menit ke-19, mereka masih menemui kesulitan dalam menembus pertahanan lawan. Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh tim.
Advertisement
Baca Juga
Indra Sjafri menyatakan, "Perlu ada perbaikan bagaimana membongkar complex defense lawan, mereka menggunakan defense itu karena untuk mengantisipasi kekurangan pemain." Pernyataan ini menegaskan pentingnya peningkatan strategi dalam menghadapi pertahanan yang kuat. Mandiri U-20 Challenge Series 2025 sendiri merupakan persiapan menuju putaran final Piala Asia U-20 2025 yang akan diadakan di China, dari 12 Februari hingga 1 Maret mendatang.
Advertisement
Di Grup C, Indonesia harus bersaing dengan tiga negara kuat lainnya yaitu Uzbekistan, Iran, dan Yaman. Meskipun mengalami kekalahan, performa Garuda Muda patut mendapatkan apresiasi, terutama dari tiga pemain yang menunjukkan permainan yang baik dalam pertandingan tersebut.
Dony Tri Pamungkas
Dalam pertandingan-pertandingan yang telah dilalui, pemain muda berbakat dari Persija Jakarta ini selalu menunjukkan performa yang mengesankan dan menjadi salah satu senjata utama tim. Meskipun berperan sebagai bek, pemain berusia 20 tahun ini sering kali turut maju ke depan untuk mendukung serangan. Umpan-umpannya sangat tepat sasaran, bahkan ketika ia berada di bawah tekanan. Dengan beberapa gerakan tipu, pemain yang lahir pada 11 Januari 2005 ini masih mampu memberikan assist kepada rekan setimnya.
Kemampuan bertahannya yang tinggi membuat para penyerang lawan harus berusaha lebih keras untuk menampilkan permainan terbaik mereka. Kecepatan dan ketangkasannya dalam menghentikan pergerakan lawan sering kali membuat pemain-pemain dari Jordania merasa kesulitan dan frustrasi. "Naluri bertahannya membuat penyerang-penyerang lawan kudu kerja ekstra keras untuk bisa mengembangkan permainan terbaik," demikian salah satu pengamat sepak bola mengungkapkan kekagumannya terhadap performa pemain muda ini.
Advertisement
Welber Jardim
Walaupun ada yang mungkin tidak setuju dengan dimasukkannya Welber Jardim dalam daftar pemain yang tampil cukup baik saat melawan Jordania, penampilannya tetap patut diapresiasi. Sebagai pemain muda berbakat dari Sao Paolo, Brasil, Welber memang tidak berhasil menyelesaikan tendangan penalti pada menit ke-22. "Bola yang ditendang penyerang yang masih berusia 17 tahun masih bisa dihalau kiper Jordania, Abdullah Al-Shaqran," menjadi momen yang disayangkan dalam pertandingan tersebut.
Namun, terlepas dari kegagalan penalti itu, performa Welber sebagai gelandang tetap mengesankan. Pemain kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ini menunjukkan kemampuan yang luar biasa dengan umpan-umpan pendeknya yang akurat. Dia juga menciptakan beberapa peluang emas, terutama saat pertandingan hampir berakhir. Jika saja tembakannya lebih tepat sasaran, hasil akhir pertandingan mungkin akan berbeda dan Indonesia bisa terhindar dari kekalahan.
Toni Firmansyah
Seperti halnya Welber Jardim, Toni Firmansyah juga menjadi ancaman signifikan bagi para bek Jordania. Pemain dari Persebaya Surabaya ini memiliki pergerakan yang sulit diprediksi dan dapat dikatakan berperan penting dalam serangan tim Garuda Muda.
Pada menit ke-71, ia hampir berhasil mencatatkan namanya di papan skor. Setelah menerima umpan dari Welber Jardim, pemain berusia 20 tahun yang menjadi andalan Indra Sjafri tersebut melepaskan tembakan ke arah gawang Jordania.
"Sayang, tendangannya masih terlalu lemah sehingga bola dapat dengan mudah ditangkap penjaga gawang tim tamu."
Tidak lama kemudian, Toni Firmansyah kembali menciptakan ancaman. Namun, sekali lagi, tendangan yang dilepaskannya dari luar kotak penalti masih bisa dihalau oleh kiper lawan.
Bagaimana ketika melawan Suriah? Apakah ketiganya tetap menjadi andalan sekaligus tumpuan? Kita berharap demikian.
Â
Advertisement