Bola.com, Jakarta - Sejak Agustus 2023, posisi Direktur Teknik PSSI mengalami kekosongan setelah Indra Sjafri ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia U-20 untuk masa jabatan empat tahun hingga 2027. "Posisi Direktur Teknik PSSI telah lowong sejak Agustus 2023 sesudah Indra Sjafri ditunjuk untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia U-20 selama empat tahun hingga 2027." Hal ini menyebabkan jabatan Direktur Teknik PSSI berjalan secara otomatis tanpa ada figur tetap sejak saat itu hingga saat ini, meskipun PSSI sempat memikirkan untuk merekrut Frank Wormuth sebagai pengganti Indra Sjafri.
Frank Wormuth sebenarnya telah dipekerjakan oleh PSSI pada pertengahan tahun 2023 sebagai konsultan pelatih tim nasional U-17 untuk persiapan Piala Dunia U-17 2025. Namun, kontrak kerjanya tidak diperpanjang lebih lanjut. "Wormuth direkrut PSSI pada pertengahan 2023 untuk menjadi konsultan pelatih timnas U-17 untuk Piala Dunia U-17 2025, namun kontraknya tidak diperpanjang." Sebelumnya, Indra Sjafri telah mengemban posisi Direktur Teknik PSSI sejak Februari 2020, tetapi pandemi COVID-19 menghambat kinerjanya sebelum ia akhirnya dipindahkan untuk memimpin Timnas Indonesia U-20.
Tanggung Jawab Utama Direktur Teknik
Menurut panduan yang diterbitkan oleh FIFA untuk Direktur Teknik, posisi Direktur Teknik sangat penting dalam menetapkan dan memimpin program pengembangan teknis di tingkat nasional. "Direktur Teknik memainkan peran kunci dalam hal ini dengan mendefinisikan dan memimpin program pengembangan teknis nasional di negara tersebut." Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa strategi teknis yang dirancang dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan.
Perannya dalam aspek teknis sebanding dengan peran sekretaris jenderal dalam manajemen. Fokus utama dari tugas dan tanggung jawabnya adalah meningkatkan jumlah pemain, mengembangkan sepak bola usia muda dan perempuan, serta meningkatkan kualitas pendidikan pelatih. Selain itu, mereka juga terlibat dalam penelitian dan pengumpulan dokumentasi yang relevan untuk mendukung perkembangan sepak bola di negara tersebut.
Seiring dengan diperkenalkannya program pengembangan FIFA Forward 2.0, posisi direktur teknik di asosiasi anggota menjadi semakin penting dalam hal analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan berbagai proyek. Program ini menekankan pentingnya peran direktur teknik dalam memastikan bahwa semua proyek berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola di tingkat nasional.
Advertisement
Erick Thohir Berikan Kepastian
Belum lama ini, Erick Thohir, selaku Ketua PSSI, menyatakan bahwa mereka berencana untuk menunjuk Direktur Teknik baru pada akhir Februari 2025. Dia telah mempertimbangkan tiga kandidat potensial untuk posisi tersebut.
"Mencari figur Direktur Teknik yang tepat tidak mudah karena memang kan di Indonesia sendiri sudah ada beberapa figur pelatih yang juga punya trek rekor dan hasil yang bagus," ujar Erick Thohir. Pernyataan ini menunjukkan tantangan dalam menemukan sosok yang sesuai untuk peran penting tersebut, mengingat sudah ada pelatih lokal yang memiliki prestasi dan rekam jejak yang baik.
"Jadi kami masih cari figur yang benar-benar bisa dihormati dan juga mengerti bagaimana rencana sepak bola Indonesia ke depan," jelasnya. Hal ini menegaskan bahwa PSSI menginginkan seseorang yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga dapat memahami dan berkontribusi terhadap visi jangka panjang sepak bola Indonesia.
Erick Thohir memberikan penjelasan.
Pada bulan Desember 2024, kami sempat mempertimbangkan tiga nama. Saya sudah merasa yakin, namun kami kembali mengubah pilihan kami. Mudah-mudahan, akhir Februari 2025 kami dapat mengumumkannya. Direktur Teknik harus bisa berdiskusi dengan pelatih Timnas Indonesia untuk kelompok umur U-23, U-20, dan U-17," jelas Erick Thohir.
"Ia juga harus mulai menjangkau daerah-daerah untuk menyampaikan bagaimana filosofi sepak bola Indonesia di masa depan. Memang kita telah memiliki formulanya sebelumnya, tetapi sepak bola terus berkembang," lanjutnya.
"Kita harus percaya bahwa negara yang memiliki filosofi sepak bola yang kuat akan lebih konsisten dalam meraih hasil yang baik secara berkelanjutan. Jadi, bukan hanya karena adanya generasi emas yang menghasilkan prestasi bagus, lalu setelah itu semuanya terputus," tambah Erick.
"Nah, bagaimana agar Indonesia bisa terus melahirkan generasi yang baik dan menghasilkan prestasi yang baik? Ini memang memerlukan kerja sama semua pihak. Tak mudah, tapi kita harus mencoba," ujar Erick Thohir.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)