Liputan6.com, Jakarta Setiap tahun di bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia menantikan satu malam istimewa yang disebut Lailatul Qadar. Malam ini disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, menjadikannya puncak spiritual dalam bulan suci. Namun, apa sebenarnya yang membuat malam ini begitu agung dan bagaimana cara menemukannya?
Lailatul Qadar tidak memiliki tanggal pasti, namun berdasarkan petunjuk Rasulullah ﷺ, malam tersebut diyakini terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan. Bukan hanya penuh rahmat dan keberkahan, Lailatul Qadar juga dipercaya sebagai malam ketika takdir manusia selama setahun ke depan ditetapkan oleh Allah SWT.
Advertisement
Makna dan keutamaan Lailatul Qadar dijelaskan dalam berbagai sumber, baik dari Al-Qur'an, hadits, maupun penafsiran para ulama. Dalam surah Al-Qadr disebutkan bahwa malam itu menjadi waktu turunnya Al-Qur'an dan kedatangan para malaikat. Sejumlah ulama bahkan menyebutkan bahwa siapa pun yang beribadah dengan iman pada malam tersebut akan diampuni seluruh dosanya yang lalu.
Advertisement
1. Makna Lailatul Qadar dalam Perspektif Al-Qur’an
Makna "qadar" memiliki beberapa penafsiran yang memperkaya pemahaman kita tentang malam ini. Menurut Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an, kata qadar memiliki tiga arti penting: penetapan, kemuliaan, dan kesempitan. Tiga makna ini mencerminkan peristiwa spiritual dan kosmik yang luar biasa terjadi pada malam tersebut.
Makna pertama, "penetapan", merujuk pada malam di mana Allah SWT menetapkan takdir manusia untuk satu tahun ke depan, seperti disebut dalam QS. Ad-Dukhan ayat 3. Penetapan ini mencakup rizki, ajal, dan peristiwa besar lainnya dalam kehidupan manusia yang ditulis dalam Lauhul Mahfuzh.
Makna kedua adalah "kemuliaan", karena malam tersebut adalah malam diturunkannya Al-Qur’an, dan segala ibadah yang dilakukan di dalamnya akan memiliki nilai lebih baik dari ibadah selama seribu bulan. Terakhir, makna "kesempitan" menggambarkan banyaknya malaikat yang turun ke bumi, sehingga bumi terasa sesak karena limpahan rahmat.
Advertisement
2. Kapan Terjadinya Lailatul Qadar?
Waktu pasti Lailatul Qadar tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, tetapi Rasulullah SAW memberikan petunjuk melalui sabda beliau. Dari Aisyah RA, Rasulullah ﷺ bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” (HR. Bukhari). Ini berarti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29 adalah waktu yang sangat mungkin.
Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa kemungkinan besar malam tersebut jatuh pada malam ke-27 Ramadan. Namun, ada pula pendapat dari sebagian ulama yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar bisa terjadi kapan saja, bahkan sejak malam pertama Ramadan, meski pandangan ini jarang dipegang.
Karena tidak adanya kepastian mengenai waktunya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah secara konsisten di seluruh 10 malam terakhir. Ketekunan dalam beribadah dan memohon ampun menjadi kunci utama meraih malam agung ini.
3. Amalan Utama di Malam Lailatul Qadar
Amalan pada malam Lailatul Qadar bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan bentuk penghambaan yang penuh pengharapan. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang salat pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan penuh harapan (pahala dari Allah), maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari).
Beberapa amalan utama yang dianjurkan adalah salat malam (qiyamul lail), membaca dan mentadabburi Al-Qur'an, memperbanyak doa dan istighfar, berdzikir, serta bersedekah. Salah satu doa yang sangat dianjurkan pada malam ini adalah doa yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah RA: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (HR. Tirmidzi).
Selain itu, menghidupkan malam dengan dzikir dan introspeksi diri adalah bagian dari upaya memperbaiki hubungan spiritual dengan Allah SWT. Rasulullah juga mencontohkan kedermawanan luar biasa di bulan Ramadan, terlebih pada malam Lailatul Qadar.
Advertisement
4. Keistimewaan Lailatul Qadar yang Dijelaskan Para Ulama
Keutamaan Lailatul Qadar dijelaskan dalam QS. Al-Qadr ayat 3, “Lailatul Qadar khairun min alfi syahr” — malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa amal di malam ini lebih bernilai daripada amal dalam seribu bulan yang tidak mengandung Lailatul Qadar.
Selain itu, Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya para malaikat dan Jibril, membawa rahmat dan perintah dari Allah SWT (QS. Al-Qadr ayat 4). Ini menunjukkan bahwa langit dan bumi seakan terhubung dalam satu simpul spiritual yang sangat sakral.
Keistimewaan lainnya adalah malam ini penuh keselamatan, sebagaimana dijelaskan dalam ayat 5, “Salamun hiya hatta mathla’il fajr”. Artinya, setan tidak dapat mengganggu dan malam ini menjadi momen pengampunan besar-besaran bagi siapa yang menghidupkannya dengan keimanan.
5. Menyambut dan Menghidupkan Lailatul Qadar
Persiapan spiritual sangat penting agar Lailatul Qadar tidak terlewat sia-sia. Rasulullah ﷺ di sepuluh hari terakhir Ramadan mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istrinya, dan menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah. Ini menunjukkan pentingnya fokus total di akhir Ramadan.
Selain ibadah individual seperti salat dan tilawah, Lailatul Qadar juga bisa diisi dengan amal sosial seperti memberi makan orang miskin dan sedekah. Rasulullah menjadi lebih dermawan dari biasanya ketika memasuki sepuluh malam terakhir.
Menghidupkan malam ini bukan hanya sekadar berjaga hingga pagi, tapi memperdalam makna ibadah dan mendekatkan diri dengan keikhlasan, sembari memohon kepada Allah agar diberi kesempatan meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan ini.
Advertisement
Tanya Jawab Seputar Lailatul Qadar
Q: Kapan malam Lailatul Qadar terjadi?
A: Berdasarkan hadits shahih, Lailatul Qadar diyakini terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
Q: Apa doa terbaik yang dianjurkan pada Lailatul Qadar?
A: Doa dari HR. Tirmidzi: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan menyukai ampunan, maka ampunilah aku).
Q: Bagaimana cara memastikan kita mendapatkan Lailatul Qadar?
A: Dengan memperbanyak ibadah secara konsisten selama sepuluh malam terakhir, terutama pada malam ganjil, dan menjaga niat yang tulus karena Allah.
