Jalan Kaki ke TPS, Menhan Rahasiakan Caleg Favoritnya

Mengunjungi TPS, Purnomo beserta istri, anak dan cucunya memilih berjalan kaki dari rumah dinasnya.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Apr 2014, 11:56 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2014, 11:56 WIB
Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Istri Kompak di TPS Widya Chandra
(Foto: Fiki Ariyanti/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Satu per satu pejabat negara keluar dari rumah dinasnya di Komplek Widya Chandra, Senayan Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya mencoblos calon anggota legislatif periode 2014-2019. Salah satu yang nampak di TPS 01 Widya Chandra adalah Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan keluarga.

Mengunjungi TPS, Purnomo beserta istri, anak dan cucunya memilih berjalan kaki dari rumahnya. Hal ini dilakukan menyusul kebiasannya setiap pagi yakni berjogging.

"Iya jalan kaki saja, kan biar Menteri Pertahanan sehat," canda dia kepada wartawan saat ditemui di TPS 01 Widya Chandra, Jakarta, Rabu (9/4/2014).

Pria ini mengikuti proses pemilu dengan tertib dan tenang. Walaupun baru tiba, langsung mendapat giliran mencoblos, Purnomo tampak lama dalam memilih caleg favoritnya.

Namun ketika ditanya seputar siapa caleg yang sudah dicoblos, dia enggan membeberkannya. "Hahaha.. Itu pertanyaan yang susah sekali dijawab. Kan ada anggota DPR, DPD dan DPRD, jawabannya tertiup di angin lalu. Namanya pemilu bebas dan rahasia, jadi saya nggak mau sebutkan. Maaf ya," cetus Purnomo yang mengenakan batik bercorak merah itu.

Meski begitu, dia menjelaskan terkait pengamanan pemilu, bahwa ada gerakan di Papua yang mencoba merusuhkan kelancaran pemilu di wilayah setempat. Hal ini juga pernah terjadi saat Organisasi Papua Merdeka (OPM) berbuat keonaran di Timur Indonesia.

"Beberapa waktu lalu kan OPM menurunkan bendera Indonesia dan menggantinya dengan bendera OPM, nah ini sudah berhasil diturunkan dan diganti lagi bendera kita. Sedangkan kasus lain juga ada gerakan yang mengganggu tapi tidak sampai masuk ke perbatasan dan menurunkan bendera," terangnya.

Laporan tersebut, kata dia, diperoleh sebelum pelaksanaan pemilu. "Udah nggak ada lagi cuma itu saja. Kalau Aceh aman, karena kami nggak bisa masuk kalau nggak ada laporan. Jika nggak ada laporan tandanya tenang dan berhasil," tukas Purnomo.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya