Demokrat Anjlok, Megawati Diprediksi Jadi King Maker Koalisi

Selain menjadi Ketua Umum PDIP, Mega juga tidak mencalonkan diri sebagai presiden.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 15 Apr 2014, 16:28 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2014, 16:28 WIB
SBY Klaim Keberhasilan Pemerintah, PDIP: Mega Lebih Baik
Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati

Liputan6.com, Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai, king maker koalisi untuk Pilpres 2014 ini adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Selain Mega, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical juga didaulat sebagai menentu arah koalisi.

Megawati menjadi king maker, menurut Ketua Formappi Sebastian Salang, karena selain menjadi Ketua Umum PDIP, Mega juga tidak mencalonkan diri sebagai presiden. Selain itu perolehan suara PDIP tertinggi pada pemilu legislatif.

"Pilpres 2014 itu menurut saya Megawati king maker koalisinya, dan arah peta politiknya ada di Megawati, dengan kadernya yang ia tunjuk untuk capres. Dia itu handal dan sangat mentukan keputusannya plus PDIP menjadi pemenang pemilu," kata dia di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014).

Selain itu, sambung Sebastian, ketokohan Megawati masih disegani partai lain. "Partai lain akan mempertimbangkan ketokohannya Mega ya, dia itu nyawa PDIP," ujarnya.

Sedangkan untuk Ical kenapa bisa disebut king maker koalisi pada Pilpres 2014 ini, jelas Sebastian, karena Golkar sebagai pemenang kedua memiliki politisi-politisi handal di Indonesia. Terlepas partai tersebut diterpa berbagai kasus.

"Nah di poros yang lain king maker pilpres kali ini adanya di Golkar yakni Ical. Permainan politik Golkar masih menentukan pemerintahan kita meskipun Ical nyapres atau kalah nantinya, solidnya suara dan politisi handal itu adanya di Golkar," tutur Sebastian.

"Kita lihat pada pemerintahan SBY, Golkar pengaruhnya besar sekali terutama pada pemerintahan di daerah. Peringkat Golkar juga pada setiap pemilu tak pernah terlempar dari 3 besar."

Lalu apakah SBY sudah tidak berpengaruh lagi di Pilpres 2014 ini? Yang disebut Ruhut Sitompul sebagai profesor doktornya koalisi.

"Kalau SBY sudah tidak signifikan lagi karena suaranya (Demokrat) tidak maksimal, dan karena Demokrat partai papan tengah sekarang. Kecuali kalau koalisi dengan Gerindra dan Demokrat itu terjadi dan koalisi itu memenangkan pilpres, mungkin bisa. Tapi sepertinya king maker koalisi sudah bukan di SBY lagi," pungkas Sebastian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya