Prabowo: Penonton Lebih Galak, Kayak Penonton Bola Saja

Penyadapan Indonesia oleh Australia beberapa bulan lalu menurut Jokowi hanya masalah kepercayaan. Pendapat Jokowi diamini Prabowo.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 22 Jun 2014, 22:17 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2014, 22:17 WIB
Prabowo-Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar debat capres. Debat jilid III bertema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional ini, capres Prabowo Subianto dan Joko Widodo kembali mengadu gagasan visi-misinya, dengan moderator Guru Besar Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana.

Ada yang menarik pada sesi kelima ini, Prabowo disoraki audien lantaran lagi-lagi dirinya menyatakan sependapat dengan rival politiknya, Jokowi. Di mana masalah penyadapan Indonesia oleh Australia beberapa bulan lalu menurut Jokowi hanya masalah trust atau kepercayaan.

"Saya kira tanggapan Bapak Jokowi sebetulnya sejalan dengan jawaban saya. Kalau bapak bilang trust, saya bilang mereka curiga pada kita, kita ingin jadi good neighbourhood, tetangga yang baik. Jadi dalam hal ini kita sama, Pak," ujar Prabowo di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014) malam.

Mendengar pernyataan Prabowo itu, para audiens malah menyambut dengan nada tak puas. Mereka seakan kecewa atas pernyataan capres nomor urut 1 itu yang sependapat dengan Jokowi.
 
"Bukan begitu? Kalau baik ya baik. Penonton lebih galak. penonton galak-galak, kayak nonton bola aja," kelakar Prabowo seraya tersenyum.

Menurut Prabowo, untuk masalah penyadapan Australia kepada Pemerintahan Indonesia atau negara lainnya, yang terpenting adalah masalah kepercayaan. Karena itu ia akan membangun kepercayaan dengan negara lain.

"Jadi kita ingin trust building (membangun kepercayaan). Kita ingin damai. Kita dianggap lemah, kita harus cek, jangan-jangan kita lemah," ujar Prabowo.

Sementara jika ingin bangsa Indonesia tidak dipandang lemah di mata internasional, menurut Prabowo, harus mengetahui kekuatan ketahanan nasional.

"Kalau hitungan-hitungan catur ya hitung pion-nya berapa? Kudanya berapa? Kalau negara, berapa kapal selamnya? Yang bisa terbang berapa? ya kan? Jangan-jangan 2 skuadron tapi nggak bisa terbang," ujar Prabowo ragu.

Karena itu, Prabowo menyimpulkan, untuk membangun kekuatan ketahanan nasional agar tidak dianggap remeh di mata internasional, kuncinya adalah pembangunan ekonomi.

"Kalau kita nggak bisa dianggap lemah, tapi nggak punya kekuatan ya dianggap lemah. Jadi mari kita bangun  kekuatan ekonomi Indonesia," pungkas Prabowo. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya