Liputan6.com, Jakarta- Sebuah tabloid yang hampir seluruh isi tulisannya mengenai pasangan calon presiden nomor urut 2, Jokowi-JK mulai beredar. Meski terbit dengan nama yang hampir mirip 'Obor Rakyat' atau tabloid yang diduga sebagai bentuk kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-JK, isi tabloid tersebut malah dapat ditafsirkan sebagai antitesa dari Obor Rakyat.
Obor Rahmat, begitulah tabloid yang mulai beredar di kawasan Keboyaran Lama pada Jumat, 27 Mei malam itu diberi nama. Tabloid yang muncul dengan warna dasar hijau itu dibagikan secara gratis oleh orang yang enggan menyebutkan identitasnya di sebuah toko pakaian muslim.
Baca Juga
Tidak seperti Obor Rakyat yang 'takut' mencantumkan nama dewan redaksi, di halaman 2 tabloid tersebut tercantum jelas dewan redaksi Obor Rahmat serta alamat kantor di Jalan Hangtuah Raya 59 Jakarta.
Advertisement
Tabloid itu juga menulis Padepokan Demi Indonesia sebagai penerbit dengan nama Amal Alghozali sebagai penanggung jawab, Imawan Mashuri sebagai Pimpinan Redaksi, serta 9 nama tercantum sebagai dewan redaksi.
Dalam terbitan perdana tabloid tersebut juga berisi wawancara khusus reporter Obor Rahmat dengan salah satu Juru Bicara Jokowi, Khofifah Indar Parawansa yang diberi judul 'Blusukan itu Tradisi Rasul', serta Fatwa MUI yang menyebut 'Kampanye Hitam itu Haram'. Bahkan, yang menjadi headline tabloid itu adalah Fatwa 9 Kiai 'Jokowi-JK Lebih Maslahat'.
Salah seorang penerima tabloid tersebut, Syahroni menceritkan, saat ia dan istrinya sedang membeli perlengkapan salat di toko tersebut, tiba-tiba pria berbadan besar mengenakan jas hitam menghampirinya. Dengan ramah, pria tersebut langsung memberinya tabloid tanpa mau menyebutkan identitas.
"Orangnya tinggi, besar, pakai jas hitam. Bawa banyak. Dia cuma bilang 'Ini Obor Rahmat, tolong dibaca'. Ya terus saya ambil. Dia juga bagikan ke yang lain," ujar Syahroni kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (27/6/2014) malam.
Syahroni yang merupakan warga Rawa Belong, Jakarta itu juga menjelaskan, tabloid yang di depannya bergambar wajah sejumlah kyai seperti pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Salahuddin Wahid, Agoes Ali Masyhuri, Hasan Mutawakkil, Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf, dan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ini dibagikan secara gratis.
"Padahal di sini tercantum harganya promo Rp 1.000. Tapi tadi orangnya ngasih saja," pungkasnya.