Ini Dia Pilpres, Bayi Jerapah yang Lahir Saat Hari Pencoblosan

Nama unik ini diberikan karena Pilpres memang lahir saat Pemilu Presiden 2014 digelar 9 Juli 2014 lalu.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 18 Jul 2014, 19:14 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2014, 19:14 WIB
Ini Dia Pilpres, Jerapah yang Lahir Saat Hari Pencoblosan
Nama unik ini diberikan karena Pilpres memang lahir saat Pemilu Presiden 2014 digelar 9 Juli 2014 lalu. (Bima Firmansyah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Jumlah jerapah Afrika (Giraffa camelopardalis) di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, bertambah dengan lahirnya seekor anak jerapah berkelamin jantan. Si mungil berwarna kuning itu diberi nama unik, Pilpres alias Pemilu Presiden.

Nama unik ini diberikan karena Pilpres memang lahir saat Pemilu Presiden 2014 digelar 9 Juli 2014 lalu. Dia lahir dengan bobot 100 kg dengan tinggi 175 cm melalui induk bernama Waisa dan ayah Tamba.

"Ini merupakan berkah buat Taman Safari Indonesia jelang Lebaran dengan lahirnya bayi jerapah di tanggal 9 bersamaan dengan Pemilu Presiden, untuk itu bayi jerapah ini saya beri nama Pilpres. Dengan demikian, Pilpres menjadi koleksi gajah ke-9 di Taman Safari Cisarua," ujar Curator Taman Safari Indonesia, Amy Prastiti di Bogor, Jabar, Jumat (18/7/2014).

Amy menuturkan, setiap 1 jam anak jerapah ini menyusu pada induknya selama 1 kali. Para pengasuh satwa terus memonitor perkembangan jerapah tersebut dan setelah 6 bulan akan dilepas di luar kandang.

Sementara itu, Direktur Taman Safari Indonesia, Frans Manansang mengatakan, sebagai lembaga konservasi 'eks-situ' terbaik dengan nilai A oleh Kementerian Kehutanan, Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua memiliki cukup banyak kontribusi di bidang konservasi satwa yang masuk daftar merah Badan Konservasi Dunia (IUCN) itu.

"Taman Safari Indonesia juga sudah berhasil mengembangbiakkan satwa-satwa lainnya, baik satwa asli Indonesia, maupun dari berbagai belahan dunia melalui program konservasi," papar Frans.

Frans berharap, kelahiran Pilpres bisa menggugah dan memberikan kesadaran pada masyarakat luas untuk lebih mencintai satwa sejak dini.

"Sesuai fungsi dari TSI sebagai tempat konservasi, kiranya satwa langka akan tetap lestari dan kelangsungan hidup satwa langka tetap terjaga. Semoga," pungkas Frans. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya