Kena Gas Airmata, Pendukung Prabowo Akan Lapor ke Komnas HAM

Andre juga membantah pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno yang menyebutkan tidak ada korban tembak peluru karet.

oleh Edward Panggabean diperbarui 23 Agu 2014, 20:33 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2014, 20:33 WIB
Kena Gas Airmata, Rendukung Prabowo Akan Lapor ke Komnas HAM
Andre juga membantah pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno yang menyebutkan tidak ada korban jiwa.

Liputan6.com, Jakarta - Relawan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyesalkan tindakan kepolisian yang melontarkan gas airmata ke arah pengunjuk rasa, saat sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Pilpres (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) Kamis 21 Agustus lalu.

Karena itu, melalui tim kuasa hukum Koalisi Merah Putih berencana melaporkan tindakan itu ke Komnas HAM karena pihaknya melihat ada ketidakwajaran atas tindakan polisi saat membubarkan aksi tersebut.

"Padahal kan selama ini 2 minggu yang lalu kita telah melakukan unjuk rasa dan itu biasa-biasa saja dan tidak ada tindakan anarkis dari pendemo. Karena Pak Prabowo berulang-ulang mengatakan bahwa aksi yang dilakukan teman-teman itu boleh tapi harus damai," kata juru bicara relawan Prabowo-Hatta, Andre Rosiade ketika dihubungi, Jakarta, Sabtu (23/8/2014).

"Bahkan diberikan kawat duri yang cukup jauh dari gedung MK," sambung Andre.

Menurut Andre, jika melihat aturan yang ada seharusnya polisi menembakkan water cannon dulu, baru gas air mata. Tapi ini kebalikannya. Gas air mata dulu yang ditembakkan baru water cannon," kata Andre.

Padahal kata Andre, sesuai Prosedur Tetap (Protap) Polri, water cannon dulu baru gas air mata. Dia juga membantah pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno yang menyebutkan tidak ada korban tembak peluru karet ketika aparat membubarkan pengunjuk rasa di sekitar bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat itu.

"Perlu diluruskan pernyataan kapolda. Relawan yang jatuh menjadi korban, dari Pak Prabowo dan Hatta Rajasa memberi bantuan para korban dengan menyantuninya. Harusnya, urusan pemerintah untuk membayar rumah sakit itu urusan mereka," ujar dia.

Andre yang juga turut aksi itu mengaku, saat ini masih ada beberapa korban yang masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Menurutnya masih terdapat 3 korban luka tembak yang masih dirawat.

"Ada yang bolong pipinya, ada yang tertembak bibirnya. Ada yang bolong jidatnya. Yang ditembak bibirnya langsung jatuh dan patah tulang," klaim Andre yang mengaku sudah menjenguk para korban.

Selain itu Andre juga menjawab pernyataan Kapolri Jenderal Sutarman yang mengaku ada anggotanya yang ditabrak mobil jenis Unimog. "Faktanya sebenarnya tidak ada yang ditabrak," cetus dia.

Andre juga menepis ditudingan pengunjuk rasa menabrak kawat berduri lebih dulu. Menurut dia, pihak kepolisian yang lebih dulu mendorong pengunjuk rasa agar membubarkan diri. "Yang kita lihat terlalu berlebihan karena posisi saya ada di TKP langsung."

"Satu hal yang harus kita klarfikasi tentang soal mobil Unimog. Itu jelas anggota Brimob mendorong merangsek masuk ke massa pendemo. Dan tidak ada mobil Unimog yang menabrak karena tidak dalam posisi berjalan (Unimog) itu," sambung dia.

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menegaskan, kabar adanya korban luka tembak adalah hoax atau kabar bohong.

"Tidak ada luka tembak, itu hoax. Dokter Polda Metro sudah cek langsung ke Rumah Sakit Gatot Subroto," tandas Rikwanto.

Rikwanto juga sebelumnya menepis kabar penembakan tersebut. "Tidak ada, hoax itu. Kalau luka ada tadi dan sudah mendapatkan perawatan," ungkap Rikwanto Kamis 21 Agustus lalu.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyanto juga sebelumnya menegaskan, pihaknya tidak menggunakan senjata vulkanis. Senjata yang digunakan hanya gas air mata dan Water Cannon.

"Ini pengamanan level 4. Jadi kami belum menggunakan senjata vulkanis," tegas Dwi.

Senada dengan Kapolri Jenderal Sutarman, juga membantah menggunakan peluru karet. "Saya tegaskan Polri baru melakukan step sampai penembakan gas air mata. Tembakan peluru karet tidak ada, saya tegaskan tidak ada," ujar Sutarman di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat 22 Agustus 2014. (Mvi)

Baca juga:

Saingi Aparat, Massa Prabowo Boyong Mercy Unimog

Bentrok dengan Polisi, Puluhan Pendemo di MK Terkena Gas Air Mata

12 Orang Dilarikan ke RSCM Akibat Demo Sidang Putusan MK

Polri: Belum Ada Penembakan, Kecuali Lempar Gas Air Mata

Polisi Tahan 7 Demonstran Sidang Putusan MK

Kapolri: Insiden Patung Kuda, Tak Ada Tembakan Peluru Karet

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya