Liputan6.com, Jakarta - Peredaran uang palsu di masyarakat sampai bulan Mei 2016 sekitar skala 5 lembar per 1 juta lembar. Temuan tersebut mayoritas merupakan pengaduan dari masyarakat. Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat waspada dengan peredaran uang palsu apalagi di bulan puasa.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi mengatakan, banyak temuan uang palsu dari laporan masyarakat menunjukkan jika kewaspadaan masyarakat semakin tinggi.
Baca Juga
"Sampai Mei, baru 5 per 1 juta lembar. Jadi 5 lembar per 1 juta yang beredar itu yang dilaporkan palsu. Dari semua temuan sebagian besar itu berasal laporan masyarakat," kata dia.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, tren peredaran uang palsu terus mengalami penurunan. Namun, hal itu terkecuali untuk tahun 2015 karena adanya kasus sindikat pengedaran uang palsu di Jember, Jawa Timur.
"Untuk beberapa tahun terakhir kecenderungan turun, trennya turun. Hanya 2014 per 1 juta lembar ditemukan 9 lembar uang palsu. Tahun 2015 naik 21 lembar per 1 juta," imbuhnya.
Terkait dengan puasa Ramadan dan Lebaran 2016, dia mengimbau kepada masyarakat supaya waspada dengan peredaran uang palsu. Apalagi, peredaran uang pada waktu itu meningkat cukup signifikan.
Dia meminta masyarakat untuk menerapkan metode 3 D (dilihat, diraba, diterawang) jika menerima uang. "Dilihat dulu apakah warna sama dengan warna uang asli, sedikit kasar, kemudian diterawang apakah benang pengamanan, watermark ada," jelas dia.
Suhaedi juga mengimbau supaya masyarakat lebih memanfaatkan transaksi nonfisik agar terhindar dari uang palsu.
"Tentu kita mengimbau masyarakat lebih memperbanyak transaksi non tunai kalau belanja, gunakan kartu kredit dan debitnya," tutup dia.