Liputan6.com, Cape Town - Monas atau Monumen Nasional dikenal oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Namun tidak demikian halnya dengan warga negara Afrika Selatan.
Untuk mengenalkan salah satu ikon khas Indonesia tersebut, Kelas Bahasa Indonesia KJRI Cape Town mengadakan sesi khusus bertajuk Ngabuburit sambil Mempelajari Monas di sebuah restoran setempat, pada 1 Juni 2018, bertepatan dengan Ramadan. Demikian seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Selasa (5/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ngabuburit adalah kegiatan berkumpul bersama sambil menunggu waktu berbuka puasa Ramadan.
Sedangkan Kelas Bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk kegiatan penggalangan masyarakat oleh KJRI Cape Town yang dilaksanakan seminggu sekali tanpa dikenakan biaya.
Peserta dari Kelas Bahasa tersebut adalah WN Afrika Selatan di Cape Town dan sekitarnya yang tertarik mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.
Sebagian besar dari peserta berasal dari komunitas Cape Malay yang merupakan keturunan dari tahanan politik, pekerja paksa dan ulama muslim dari Nusantara yang diasingkan ke Cape Town beberapa abad yang lampau.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Tertarik untuk Mendatangi Monas
Sebagian besar peserta baru memahami bahwa Monas tidak hanya sekedar ikon Jakarta atau Indonesia, tapi juga merupakan monumen yang menyimpan banyak sejarah berdirinya bangsa Indonesia.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa di Monas terdapat museum dan relief yang menggambarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sedikit pula yang mengetahui bahwa di Monas terdapat patung Pangeran Diponegoro yang merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia.
Para peserta Kelas Bahasa sangat tertarik untuk mempelajari Monas. Salah seorang peserta, Amina Sallie menyebutkan Monas ini merupakan salah satu tempat yang akan ia datangi jika berkunjung ke Indonesia.
"Ayo kita berkunjung ke Monas," ungkapnya saat mempresentasikan pemahamannya tentang Monas kepada para peserta lainnya.
Konsul Pensosbud KJRI Cape Town Muhammad Sadri yang memandu sesi tersebut menyebutkan bahwa para peserta lebih mudah untuk datang ke Monas di Jakarta karena untuk berkunjung ke Indonesia saat ini tidak lagi memerlukan visa.
"Dengan kegiatan ngabuburit sambil mempelajari Monas ini diharapkan para peserta semakin tertarik untuk mendalami tentang Indonesia dan dapat menjadi mitra KJRI dalam mempromosikan Indonesia di lingkungannya masing-masing," ungkap Muhammad Sadri menutup sesi sebelum berbuka puasa bersama dengan para peserta.
Advertisement