Hendak Pulang ke Indonesia, Jemaah Haji Sempat Tertahan di Bus

Sejak Sabtu hingga Minggu, 15-16 September 2018, dalam sehari terdapat 17 sampai 19 kloter jemaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Air.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 18 Sep 2018, 12:20 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 12:20 WIB
Jemaah Haji Indonesia
Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia dipastikan mendapat asuransi. (www.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Masa pemulangan jemaah haji gelombang kedua dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi sudah mencapai titik puncak.

Sejak Sabtu hingga Minggu, 15-16 September 2018, dalam sehari terdapat 17 sampai 19 kloter yang diberangkatkan ke Tanah Air.

Jumlah tersebut diiringi juga jemaah haji dari India, Pakistan, dan Bangladesh yang mulai dipulangkan ke negara asalnya masing-masing.

Menurut pelaksana tugas Sektor 1 Daker Bandara Endang Maman, kondisi ini mengakibatkan antrean di gerbang pemulangan dan pemeriksaan keimigrasian.

Pada Sabtu dan Minggu pekan lalu, kata Endang, sejumlah jemaah haji sempat tertahan di bus karena paviliun-paviliun di Bandara Madinah masih penuh.

"Jemaah harus kita tahan dulu di bus supaya tidak menumpuk di paviliun," ujar Endang di Bandara Madinah.

Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat juga membenarkan kepadatan jadwal kepulangan jemaah haji itu. "Karena jemaah-jemaah negara lain di saat bersamaan melakukan pemulangan ke negara masing-masing," kata Arsyad.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Banyak Tugas

Jemaah Haji Indonesia
Jemaah haji Mandailing Natal merasakan kesedihan yang mendalam harus meninggalkan Tanah Suci. (Dream)

Menurut Arsyad, meski kepadatan bandara berimbas ke jemaah haji Indonesia, Daker Bandara tak akan menambah tenaga pelayanan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

Sebab, kata Arsyad, banyak tugas yang sudah dikerjakan berbagai pihak terkait di Bandara Madinah.

"Penurunan barang-barang jemaah dari bus, misalnya, sudah dikerjakan tukang angkut dari wukala," kata dia.

Sementara di paviliun, lanjut Arsyad, pengarahan dan pemilahan barang jemaah dilakukan pihak maskapai Saudia Airlines atau Garuda Indonesia.

"Sementara pengantaran jemaah lanjut usia dan sakit dari paviliun dikerjakan wukala yang menyediakan mobil golf. Keberadaan petugas Indonesia di pemeriksaan keimigrasian maupun pemindaian barang bawaan, hanya mengikuti arahan pihak bandara," paparnya.

Meski begitu, lanjut Arsyad, petugas kesehatan harus siap sedia menangani keluhan sakit jemaah maupun pendorongan jemaah sakit yang dipulangkan lebih cepat.

Berdasarkan catatan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), total 144.220 jemaah sudah dipulangkan ke Tanah Air. Jumlah itu terdiri dari 142.450 jemaah dan 1.770 petugas. Jemaah haji yang masih di Tanah Suci sekitar 87 ribu.

Jumlah jemaah yang pulang pada gelombang pertama melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, sejak 27 Agustus hingga 9 Agustus sebanyak 87.853.

Sedangkan yang pulang melalui gelombang kedua dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah sejak 9 Agustus hingga Jumat, 16 September 2018 sebanyak 54.597 jemaah.

 

Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya