Nasihat Ulama untuk Pesepak Bola Muslim di Eropa soal Puasa Ramadan

Masroor juga menegaskan kepada pemain sepak bola muslim di Eropa bahwa puasa Ramadan merupakan kewajiban.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 08 Mei 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 00:00 WIB
Intip Latihan Pemain Schalke 04 di Tengah Pandemi
Pemain FC Schalke 04 melakukan pemanasan selama sesi pelatihan di Gelsenkirchen, Jerman, Rabu, (29/4/2020). Meski ada larangan pertemuan besar hingga Agustus untuk melawan pandemi Covid-19, para pejabat sepakbola berharap untuk memulai kembali liga tanpa penonton di bulan Mei. (AP/Martin Meissner)

Liputan6.com, Jakarta Liga-liga besar di Eropa tengah mewacanakan untuk meneruskan kembali kompetisi. Pertandingan-pertandingan bisa dilanjutkan lagi di bulan Ramadan ini. Sebelumnya, kompetisi dihentikan sementara akibat pandemi virus Corona Covid-19.

Kini, masing-masing operator liga berusaha agar laga dilanjutkan lagi. Dan, akhirnya Bundesliga akan dilangsungkan di tengah pandemi virus Corona pada pertengahan bulan ini.

Bundesliga akan menjadi liga top Eropa yang pertama kembali menggulirkan kompetisi. Liga-liga besar lainnya masih menunggu izin resmi dari pemerintah masing-masing.

Di sisi lain, bagi pesepak bola muslim, kompetisi kali ini juga bertepatan dengan ibadah puasa Ramadan. Ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri buat mereka.

Seorang ulama Inggris yang berbasis di London, Ajmal Masroor, pernah memberikan nasihat untuk pesepak bola Muslim kala menjalani ibadah puasa Ramadan di Eropa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Takkan Ganggu Karier

Masroor yang juga merupakan anggota Dewan Muslim Inggris itu, menegaskan kepada pemain bola Muslim di Eropa, puasa Ramadan merupakan kewajiban. Dia mengatakan, berpuasa tidak akan membahayakan kariernya.

"Dalam Ramadan, hanya ada pengecualian kepada Anda yang sakit atau bepergian. Anda dapat menggantinya di hari-hari tertentu," katanya, dikutip dari Goal.

"Jika seorang pemain sepak bola mengatakan kepada saya seperti ini: 'Saya tidak dapat memenuhi kewajiban profesional saya jika berpuasa.' Tentunya, saya tidak dapat menganggap ini sebagai alasan yang dapat diterima."


Tantangan

"Petugas pemadam kebakaran harus berpuasa, petugas polisi harus berpuasa, guru sekolah harus berpuasa di bulan Ramadan. Ini adalah bagian dari tantangan yang kami hadapi," ujar Masroor.

Masroor memastikan, puasa Ramadan tidak bakal menghancurkan karier pesepak bola. Dia menyebut, doa-doa orang berpuasa bakal didengar lebih cepat dari Allah.


Harus Beradaptasi

"Jika seorang pemain bola menghasilkan 100 ribu pound sterling seminggu, tapi malah mengatakan bahwa puasa selama satu bulan akan membahayakan kariernya, itu tidak benar-benar valid," ucapnya.

"Satu bulan doa dan puasa yang dikalani penuh mungkin sangat bermanfaat bagi pemain itu. Saya pikir jika kita akan benar-benar multikultural maka klub dan pelatih harus beradaptasi dengan Ramadan untuk pemain Muslim mereka."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya