Kisah Nyata Dhania Termakan Propaganda Surga ala ISIS, Saat itu Saya...

Terbuai dengan pesan-pesan yang aktif disebarkan oleh partisan ISIS melalui media sosial.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2020, 17:15 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2020, 17:15 WIB
Ilustrasi militan ISIS (AFP)
Ilustrasi militan ISIS (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Gadis yang bujuk keluarganya hijrah ke Suriah, Nurshadrina Khaira Dhania, mengaku menjadi korban tipu daya partisan ISIS di media sosial.

"Kenapa alasan saya pada waktu itu, saya ceritakan saja kepada teman-teman, saya waktu itu masih berumur sekitar 15-16 tahun, masih kategori labil ya. Mungkin gampang dibegoin, dikasih ini-itu, karena masih proses mencari jati diri," kata Dhania dalam seminar daring yang dilangsungkan, di Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Dhania mengatakan, saat itu, ia terbuai dengan pesan-pesan yang aktif disebarkan oleh partisan ISIS melalui media sosial.

"Hadits mengenai bumi Syam yang diberkahi, ini nih yang selalu digaungkan oleh mereka. Hadits-hadits akhir zaman, lalu hadits yang dimana katanya malaikat menaungi bumi Syam itu dengan sayap-sayap mereka," kata Dhania lagi.

Dhania mengatakan, para partisan ISIS sangat aktif di media sosial untuk menggaet mereka-mereka yang ingin lebih mendalami agama seperti dirinya, dengan testimoni dan propaganda dari mereka.

"Kehidupan yang sejahtera, dan sebagainya. Secara perekonomian pokoknya dari A sampai Z kayaknya sempurna banget deh, begitu. Kita bakal dapat surga dunia dan akhirat," kata Dhania.

Namun, kata Dhania, seandainya saja saat itu ia memiliki sosok yang dapat dijadikan tempat bertanya mengenai agama lebih dalam, maka mungkin ceritanya berbeda.

Dhania mengatakan, saat itu keluarganya terlalu sibuk, sehingga ketika ayahnya menasihati Dhania agar tidak pergi ke Suriah, Dhania menganggap sepele ayahnya.

"Ayah saya coba menasihati saya, emosional banget saat itu, tapi saya kemudian berpikir, tahu apa sih ayah soal agama," kata Dhania.​​​​​​​

Akhirnya, Dhania pun mengancam keluarganya akan pergi sendiri jika tidak diberi izin, sehingga keluarganya pun luluh dengan anak perempuannya itu.

"Karena melihat anaknya ini bonek, bocah nekat maksudnya. Mereka takut saya pergi sendiri entah ke mana. Ya sudah akhirnya mereka ikut demi untuk menjaga keluarganya," ujar Dhania.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kebalikan

Dokumen ISIS Bakal Dijadikan Bukti Kekejaman di Suriah
Militan ISIS bersiap mengeksekusi mati tiga pria yang dituduh homoseksual di Kota Raqqa, Suriah, 4 Mei 2015. Kelompok HAM Suriah di AS mengatakan dokumen yang diproduksi ISIS dapat membantu mengidentifikasi individu yang bertanggung jawab atas kekejaman di Suriah. (Militant website via AP)

Sesampainya di Suriah, Dhania menyadari apa yang dipropagandakan selama ini berkebalikan dengan kenyataan.

Dalam propaganda ISIS disebutkan mereka hidup dengan bersih, namun pada kenyataannya tempat mereka tidur kotor.

"Kami tidur di asrama, bertemu dengan beberapa perempuan. Berurusan dengan mereka, para penegak hukum di sana, banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang mereka sampaikan," kata Dhania lagi.​​​​​​​

Dhania juga merasa jika selama ini diklaim bahwa kehidupan ISIS sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, pada kenyataannya mereka sangat bertentangan dengan kedua sumber itu.

Akhirnya, Dhania beserta keluarganya bersepakat akan mencari jalan keluar dari ISIS pada 2016 untuk kembali ke Tanah Air, namun baru pada 2017 mereka akhirnya bisa keluar dari ISIS dengan selamat.

Namun, itu juga karena mereka harus masuk ke kamp pengungsian milik UNHCR di wilayah Kurdi selama dua bulan, sebelum kemudian dijemput oleh perwakilan Pemerintah Indonesia di sana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya