Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji Indonesia mengaku merasa nyaman menempati tenda di Arafah. Jemaah berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Agus Subagio (52), jemaah asal Pamekasan, Madura mengaku nyaman tinggal di tenda.
Advertisement
"Nyaman di sini ada kasur baru bantal baru AC dingin. Selimut disediakan, masih dibungkus plastik semua," kata Agus yang berasal dari Kloter 23 SUB ini, Jumat (8/7/2022).
Advertisement
Baca Juga
Agus yang mengaku tiba di Arafah selepas Zuhur ini pun mengaku tidak ada kendala dalam penggunaan fasilitas toilet.
"Tidak seberapa antre, air lancar," kata dia.
Menurut Agus, makanan pun enak. Lauknya bervariasi dari daging hingga ayam.
"Makanan disini enak bervariasi, ayam, daging," jelas Agus.
Hal yang sama juga dirasakan oleh jemaah calon haji kakak beradik dari Gresik, Jawa Timur. Keduanya merasa nyaman berada di tenda.
"Makanan lumayan alhamdulillah. Saya doyan tidur," kata Nisa Faqih Hairani (53) di tenda Maktab 6, Tenda 1, Kloter 21 SUB.
Sang adik, Ihwani Mufida (47) menambahkan, tenda nyaman, AC dingin. Namun dia mengaku merasakan adaptasi dahulu karena tiba di tenda pada Kamis siang kemarin.
"Deket toilet dan masjid, dekat air panas membantu bikin teh. Dekat mana mana," kata Ikhwani.
Rata-rata para jemaah calon haji sudah tidur di dalam tenda yang beralaskan karpet dan dilengkapi kasur busa serta bantal. AC membuat udara di dalam tenda kian sejuk.
Emi, salah seorang jamaah asal Pinrang, Sulawesi Selatan tidak menyangka dengan fasilitas AC dan kasur yang banyak di dalam tenda ini. Terharu, air matanya mengalir.
"Saya tidak menyangka mendapatkan layanan seperti ini, saya juga tidak menyangka bisa sampai di sini (Tanah Suci)," ujar Emi kepada tim Media Center Haji (MCH).
Â
Puas dengan Fasilitas
Jemaah calon haji lainnya bernama Rosida, asal Kabupaten Barru juga mengakui hal serupa. Dia merasa puas dengan fasilitas yang disiapkan, mulai dari alat pendingin udara dan toilet.
"Ketika masuk ke sini, saya tidak membayangkan seperti ini, baik dari AC, toilet maupun kasur. Pun demikian dengan pelayanan jemaah. Saya merasa puas," kata Rosida.
Jemaah calon haji lainnya bernama Zaenal Muttaqien mengaku sangat bersyukur atas fasilitas dan sarana di Arafah ini. Berkali-kali pria berusia 35 tahun tersebut mengucapkan hamdalah.
"Tidak ada kekurangan bagi kami (fasilitas yang ada di Arafah). Alhamdulillah. Ini semua kenikmatan dari Allah," kata Zaenal.
Sebelumnya, jemaah haji melakukan wukuf di Arafah, hari ini Jumat (8/7/2022) atau 9 Zulhijjah 1443 Hijriah. Mereka bergerak ke Arafah sejak Kamis 7 Juli 2022 atau 8 Zulhijah 1443 H, mulai pukul 07-17 Waktu Arab Saudi.
Sejumlah jemaah dari Indonesia pun mengaku gembira dan siap menjalani prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Kumandang talbiyah mengalun ketika jemaah berangkat dari hotel di Makkah hingga tiba di Arafah.
Â
Advertisement
Ibadah di Arafah
Di Arafah, para jemaah menempati tenda masing-masing dan bermalam di sana. Wukuf dimulai dengan khutbah wukuf, lalu dilanjutkan salat zuhur dan ashar dijamak dan diqosor.
Konsultan Pembimbing Ibadah Daker Makkah Aswadi Suhada mengatakan, ketika jemaah bermalam di Arafah, jemaah sebaiknya memperbanyak zikir, membaca Alquran, istighosah, manaqiban atau silaturahmi.
Kemudian ketika ketika masuk tanggal 9 Zulhijah sekitar pukul jam 11 waktu setempat, jemaah bersiap-siap mengambil wudu karena ada prosesi wukuf di Arafah.
Wukuf dimulai azan kemudian dilanjutkan khutbah wukuf, lalu salat jamak takdim zuhur ashar di jamak qashar dengan masing masing 2 rakaat. Jemaah pun disarankan berdoa, bisa dilakukan berjemaah dan yang lainnya mengamini.
"Ini disarankan zikir karena di Arafah ini adalah waktu mustajabah apalagi nanti wukuf di Arafah ini bertepatan dengan hari Jumat," kata Aswadi.
Hari Jumat, kata Aswadi, adalah Sayyidul Ayyam, pemimpin hari. Ibadah haji di Arafah saat hari Jumat pun kerap disebut sebagai Haji Akbar.
"Arafah itu juga puncak ibadah haji, inti dari ibadah haji ya di Arafah itu. Karena dia membentuk kepribadian yang sadar diri dengan apa itu kesadaran yang mengakui akan tanda kebesaran Tuhan. Jadi sepertinya kebulatan tekad untuk senantiasa menjalankan kebaikan dan meninggalkan segala yang ditinggalkan dan yang tidak kalah pentingnya adalah melestarikan nilai-nilai kebaikan itu," terang dia.
Â
Didorong ke Muzdalifah
Setelah itu, jemaah lalu didorong ke Muzdalifah dan bermalam untuk mengambil batu minimal 49 untuk nafar awal dan 70 untuk nafar tsani. Jemaah lalu diberangkatkan secara bertahap ke Mina untuk menginap atau mabit, jadwalnya disesuaikan jadwal Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Lalu pada 10 Zulhijah atau 9 Juli, jemaah istirahat di Mina dan berangkat ke jamarat untuk lempar jumrah aqobah, jadwalnya sesuai yang diberikan oleh PPIH. Setelah itu tahalul dan kembali ke tenda.
Pada 11 Zulhijah atau 10 Juli, jemaah ke jamarat lagi untuk lontar jumrah, yaitu ula, wustha, aqobah masing masing 7 batu krikil. Pada 12 Zulhijah atau 11 Juli, jemaah ke jamarat lagi untuk lontar jumrah, yaitu ula, wustha, aqobah, masing masing 7 batu krikil.
Jemaah nafar awal bersiap kembali ke Makkah sebelum matahari terbenam. Sedangkan bagi jemaah nafar tsani, menginap 1 malam lagi di Mina. Kemudian pada 13 Juli atau 12 Zulhijah, jemaah nafar tsani ke jumarat untuk lempar jumrah dan kembali ke Makkah.
Jadwal lempar jumrah, untuk 50 persen jemaah pertama antara 00 hingga jam 6 pagi, lalu 50 persen berikutnya lagi mulai sore 16-sampai pukul 22 Waktu Arab Saudi.
Advertisement