Burung Hudhud dan Shurad Apakah Ada di Indonesia, di Mana Habitatnya?

Rasulullah SAW melarang membunuh burung hudhud dan shurad. Larangan tersebut tertuang dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud. Lalu, bagaimana bentuk dan ciri-ciri serta di mana habitat kedua burung itu?

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2022, 08:30 WIB
Burung Hudhud (Pixabay)
Burung Hudhud (Pixabay)

Liputan6.com, Cilacap - Rasulullah SAW melarang membunuh burung hudhud dan shurad. Larangan tersebut tertuang dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud.

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ قَتْلِ أَرْبَعِ مِنْ اَلدَّوَابِّ: اَلنَّمْلَةُ, وَالنَّحْلَةُ, وَالْهُدْهُدُ, وَالصُّرَدُ ); رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ

"Ibnu Abbas RA berkata: Rasulullah SAW melarang membunuh empat macam binatang yaitu: semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad (sejenis burung pipit).” ( HR. Riwayat Ahmad dan Abu Daud, disahihkan oleh Ibnu Hibban).

Hadis di atas secara tegas melarang membunuh 4 jenis hewan yang termasuk di dalamnya ialah burung hudhud dan burung shurad.

Setelah mengetahui Rasulullah SAW melarang membunuh burung hudhud dan shurad, lalu bagaimana bentuk dan ciri-ciri serta di mana habitat kedua burung itu, apakah di Indonesia ada?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Habitat Burung Hudhud di Indonesia

Kicau Burung Pagi Khas Hutan Rawa Gambut Terluas di Asia Tenggara
Seorang wisatawan sedang mengamati suara burung di menara pantau di kawasan ecowisata Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS) di Simpang Bungur. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Melansir islampos.com burung hudhud merupakan burung yang lekat dengan kisah Nabi Sulaiman AS dan Ratu Balqis.

Nama hudhud berasal dari bahasa arab, orang arab telah mengenal dan menamai burung tersebut sejak zaman dahulu kala.

Di Indonesia, hud hud dikenal dengan nama ‘hupo tunggal’ (upupa epops) yang dapat kita jumpai di hutan-hutan Sumatera dan Kalimantan.

Ciri-ciri burung yakni memiliki jambul panjang di kepalanya, warna kepala hingga punggung coklat muda, sedangkan sayap dan ekor putih bergaris hitam. Di Indonesia, hupo tunggal termasuk burung langka.

Selain itu, persebaran burung ini meliputi afrika, eropa, dan asia. Burung hupo atau dalam bahasa inggris ‘hoopoe’ merupakan burung diurnal (aktif di siang hari), mencari makan serangga-serangga kecil seperti ulat, belalang, dan kumbang.

Mereka akan bersarang di lubang-lubang pohon bekas sarang hewan lain. Telur hupo berwarna putih bersih berukuran kecil, hupo dewasa akan menjaga dan memberi makan anaknya hingga cukup dewasa untuk mencari makan sendiri.

Hupo memiliki metode perlindungan diri yang unik. Mereka akan melumuri bulu tubuhnya dengan cairan berbau busuk yang dihasilkan oleh kelenjar yang terletak di sekitar kloaka (dubur).

Saat ada pemangsa atau hewan pengganggu, mereka juga dapat menyemprotkan cairan busuk ke arah mata si pengganggu untuk mengusirnya. Karena kekotorannya, bangsa Israel mengganggap burung ini sebagai burung yang haram dimakan.

Burung Shurad atau Suradi

Burung Shurad (istickphoto)
Burung Shurad (istickphoto)

Burung shurad atau burung suradi adalah burung yang memiliki paruh pendek dan kuat. Memiliki bentuk kepala yang sedikit membulat, serta memiliki bulu yang berwarna putih dan berwarna coklat pada sayapnya.

Hewan ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan binatang lain. Selain memakan biji-bijian, burung ini juga memangsa serangga dan burung kecil. Burung ini lebih besar dari burung pipit dan terkadang juga memangsa burung pipit.

Shurad dalam bahasa Indonesia ialah Tengkek. Burung ini biasa hidup di Eurasia dan Afrika.

Sementara, komunitas burung di Indonesia berpendapat bahwa burung Shurad adalah burung pented atau cendet. Burung ini banyak dipelihara oleh penghobi karena termasuk burung kicau.

Belum ditemukan alasan pasti perihal Nabi SAW melarang membunuh kedua burung tersebut. Akan tetapi diduga karena kehadiran burung-burung ini sangat bermanfaat bagi manusia sebagaimana manfaat lebah yang mempu menghasilkan madu.

Wallahu a'lam.

Penulis: Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya