Bahasa Arab Makin Penting di Wonosobo, Begini Ceritanya

Penguasaan bahasa asing bagi pemandu wisata Wonosobo ini sangat diperlukan, karena sebagai sarana komunikasi yang tepat saat mendampingi para wisatawan

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2022, 22:30 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 22:30 WIB
Pendakian Gunung di Masa Pandemi
Wisatawan saat berfoto-foto di puncak Gunung Sindoro via Jalur Alang-Alang Sewu, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (12/9/2021). Wisata pendakian Gunung Sindoro kembali dibuka pasca meredanya kasus Covid-19 di Jawa-Bali yang memasuki PPKM Level 3. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Wonosobo - Guide atau pemandu wisata di Kabupaten Wonosobo wajib menguasai tiga bahasa Asing. Tiga bahasa asing tersebut yakni bahasa Inggris, Mandarin dan bahasa Arab.

Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar mengatakan, potensi di Wonosobo sungguh luar biasa. Selain potensi pertanian, sektor pariwisata menjadi program unggulan daerah.

Upaya mengembangkan daya tarik wisata Wonosobo perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satunya dengan penguatan tiga bahasa tersebut. Bahasa Inggris wajib dikuasai guide karena merupakan bahasa internasionak.

Sementara, potensi wisatawan dari Arab dan Tiongkok juga luar biasa. Ini lah yang mestinya digarap dengan maksimal.

"Mengapa bahasa Arab? Karena potensi wisatawan dari bangsa Arab sangat besar sekali tapi di Wonosobo belum tergarap dengan baik. Sedangkan penguasaan bahas China karena pusat erekonomian saat ini sudah mengarah ke China," kata dia, saat membuka Pelatihan dan Uji Sertifikasi dan Outbond bagi Pemandu Wisata, di obyek wisata Wonoland Mojotengah, beberapa waktu lalu.

Penguasaan bahasa asing bagi pemandu wisata Wonosobo ini sangat diperlukan, karena sebagai sarana komunikasi yang tepat saat mendampingi para wisatawan, serta untuk meningkatkan kepuasan wisatawan itu sendiri karena informasi yang diberikan dengan bahasa yang baik yang dapat diterima.

Selain itu pada hakikatnya pemandu wisata adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Peningkatan Kapasitas

Pendakian Gunung di Masa Pandemi
Wisatawan saat melakukan pendakian Gunung Sindoro via Jalur Alang-Alang Sewu, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (11/9/2021).Wisata pendakian Gunung Sindoro kembali dibuka pasca meredanya kasus Covid-19 di Jawa-Bali yang memasuki PPKM Level 3. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo selaku penyelenggara kegiatan menjelaskan, sebagai salah atraksi di destinasi wisata, kegiatan wisata outbound harus dikelola secara profesional. Baik pelaku maupun pemandu harus berstandar nasional (SNI).

"Harus profesional sesuai dengan standar yang dikeluarkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Daya tarik wisata alam di Wonosobo berpotensi besar untuk menyajikan wisata outbound ini untuk menarik wisatawan hadir di Wonosobo," ungkap Agus.

Dia menjelaskan, pelatihan tersebut adalah pelaksanaan program pegembangan kompetensi SDM pariwisata dan ekraf yang dibiayai melalui DAK Non Fisik Pelayanan Kepariwisataan Tahun 2022. Pelatihan diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari 9 pengelola desa wisata.

Selama tiga hari mereka mendapatkan materi dari Jogja Tourism Training Center (JTTC) Yogyakarta serta uji kompetensi dengan LSP Jana Dharma Indonesia. Dengan pelatihan dan UJK ini diharapkan, para peserta bisa mendapatkan sertifikat resmi sebagai pemandu wisata outbound tingkat nasional.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya