Liputan6.com, Jakarta - Segala sesuatu tergantung pada niatnya. Niat begitu krusial karena menjadi rukun sebuah ibadah, termasuk puasa Ramadhan.
Misalnya, niat shilat maghrib tentu berbeda dengan isya dan lainnya. Pun, puasa sunah berbeda niatnya dengan puasa wajib pada Ramadhan.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dijelaskan dalam suaraaisyiyah.id, dasar keharusan niat berpuasa karena Allah adalah:
Pertama, firman Allah swt. QS. al-Bayyinah [98]: 5,
وما امروا الا ليعبد الله مخلصين له الدين حنفاء
Artinya, “padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…”
Kedua, hadis Nabi Muhammad saw.,
عن عمر أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال إنما الأعمال بالنية ولكل امرىء ما نوى… (أخرجه البخاري، كتاب الإيمان).
Artinya, “dari Umar r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya semua perbuatan ibadah harus dengan niat, dan setiap orang tergantung kepada niatnya” (Ditakhrijkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Iman).
عن حفصه أم المؤمنين رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه و سلم قال من لم يبيت الصيام قبل الفجر فلا صيام له (رواه الخمسه، الصنعاني، 2، 153).
Artinya, “dari Hafshah Ummul Mukminin r.a. (diriwayatkan bahwa) Nabi saw. bersabda: Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya” (Ditakhrijkan oleh al-Khamsah, lihat ash-Shan’any, II, 153).
Dalam menjalankan Puasa Ramadhan, umat Islam dimulai dengan membaca niat pada malam hari, sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar.
Berikut ini adalah lafal niat puasa Ramadhan dikutip dari nu.or.id. Semuanya bisa digunakan, dengan ketentuan niat puasa pada malam hari hingga sebelum terbitnya matahari.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Lafal Niat Puasa Ramadhan 1-3
1. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu. Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.
2. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Lafal niat di atas termaktub dalam Kitab Asnal Mathalib. Kata “Ramadhana” pada niat di atas menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.
3. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam. Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya. Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".
Advertisement
Lafal Niat Puasa Ramadhan 4-6
4. نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhāna Artinya,
“Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”
5. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.” Lafal niat 4 dan 5 diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.
6. نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.” Redaksi niat nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.
Tim Rembulan