4 Tips bagi Orangtua untuk Mengajarkan Anak Puasa Pertama Kali

Ahli kesehatan memperingatkan bahwa hal pertama yang perlu dipertimbangkan para orangtua adalah hindari memulai terlalu dini karena mereka yang berpuasa di bawah usia tujuh tahun kemungkinan menghadapi konsekuensi negatif.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Apr 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 13:00 WIB
Menunggu Waktu Berbuka Puasa di Masjid Raya Jakarta Islamic Center
Anak-anak membaca Al-Quran sambil menunggu waktu berbuka puasa di halaman Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Senin (18/4/2022). Acara ngabuburit sambil khataman Al-Quran ini merupakan rangkaian acara menyambut 17 Ramadhan atau malam Nuzulul Quran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mengajarkan anak puasa selama Ramadhan merupakan tantangan tersendiri bagi para orangtua. Pertanyaannya bukan hanya apakah anak siap atau tidak, melainkan juga bagaimana cara melatihnya dan memastikan pengalaman berpuasa itu menyenangkan.

Ahli kesehatan memperingatkan bahwa hal pertama yang perlu dipertimbangkan para orangtua adalah hindari memulai terlalu dini karena mereka yang berpuasa di bawah usia tujuh tahun kemungkinan menghadapi konsekuensi negatif.

"Anak-anak dapat mulai berpuasa ketika mereka mencapai pubertas, yaitu antara 10 dan 14 tahun pada anak perempuan dan 12 sampai 16 tahun pada anak laki-laki. Secara keseluruhan, usia terbaik untuk memulai puasa adalah antara 10 dan 12 tahun," ungkap dokter spesialis anak di Medcare Medical Center yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Samer Saade, seperti dilansir Arab News, Senin (3/4/2023).

Hal kedua yang perlu diingat adalah efek kekurangan makanan terhadap suasana hati dan fungsi kognitif, terutama karena anak-anak membutuhkan lebih banyak cairan dan energi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dan perkembangan otak mereka.

"Saat berpuasa, anak-anak dapat mengalami kelemahan, kelelahan, penurunan fungsi kognitif, perubahan jadwal tidur, rentang perhatian yang berkurang dan temperamen pendek hingga sakit kepala, sakit perut, dan pingsan," sebut dokter spesialis anak Nasreen Chidhara Pari dari Life Medical Center, UEA.

Lalu, apa saja yang harus diperhatikan untuk membuat pengalaman belajar puasa anak menyenangkan? Berikut sejumlah tipsnya:

1. Perlahan tapi Pasti

Keceriaan Ratusan Yatim Saat Berwudhu di Istana Negara
Sejumlah anak yatim mengambil air wudhu sebelum memasuki Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2015). Jokowi mengundang 400 anak yatim dari 12 panti asuhan yang ada di Jabodetabek untuk berbuka puasa bersama.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut ahli, kunci sukses puasa adalah memulainya secara bertahap.

"Orangtua harus memutuskan berapa lama anak mereka akan berpuasa (jika mereka berpuasa), berdasarkan kesehatan anak mereka, frekuensi makan, kemampuan menahan lapar dan tingkat aktivitas," tutur Pari.

Dia menyarankan anak-anak yang bersekolah membawa bekal bila sewaktu-waktu mereka pusing atau merasa tidak dapat melanjutkan puasa. Jika itu terjadi maka penting bagi orang dewasa terdekat untuk menenangkan mereka.

"Katakan pada mereka 'tidak apa-apa' dan dorong anak untuk mencobanya lagi ketika mereka merasa siap. Perpanjang durasi waktu puasa sedikit demi sedikit," ujar Pari.

2. Dampingi Anak dengan Pikiran Positif, Lembut, dan Tenang

Di bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah tahun ini, Sahabat Sandiuno berkolaborasi dengan Fafi Peduli dan Ok Oce Kemanusiaan menggelar kegiatan sosial berbagi ratusan takjil, buka puasa bersama, hingga santuni anak yatim piatu di Pondok Yatim Piatu Dan Dhuafa
Di bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah tahun ini, Sahabat Sandiuno berkolaborasi dengan Fafi Peduli dan Ok Oce Kemanusiaan menggelar kegiatan sosial berbagi ratusan takjil, buka puasa bersama, hingga santuni anak yatim piatu di Pondok Yatim Piatu Dan Dhuafa "Daar El Yaqin", Rorotan, Jakarta Utara (Istimewa)

Sikap orangtua yang mengedepankan pikiran positif, lembut, dan tenang selama proses melatih anak berpuasa dinilai akan lebih efektif dan meningkatkan harga diri anak.

Selain itu, apa yang dimakan tidak kalah penting. Sakina Muntasir, ahli diet dari Prime Hospital yang berbasis di UEA mengatakan bahwa sahur untuk anak-anak harus serupa dengan sahur untuk orang dewasa demi mencegah rasa haus, lapar, dan membuat periode puasa nyaman.

"Oat, telur, roti gandum, dan buah adalah pilihan yang baik," katanya.

Saat berbuka puasa untuk anak-anak, mulailah dengan jus atau buah atau kurma yang kaya air.

"Hindari makanan yang digoreng atau berminyak saat berbuka puasa. Bagilah makan malam menjadi tiga bagian, buka puasa, makan malam, dan setelah makan malam, untuk memastikan anak memiliki kesempatan yang baik dalam mendapatkan nutrisi yang cukup," ujarnya.

Makan malam harus berupa makanan seimbang dengan karbohidrat, protein, dan sayuran yang sehat. Setelah makan malam, minta mereka makan beberapa kacang-kacangan dan minum segelas susu sebelum tidur.

3. Cukupi Kebutuhan Nutrisi

Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)

Anak-anak cenderung memilih-milih makanan. Jadi, tugas orangtua adalah menerapkan konsep segitiga emas: protein, serat, dan lemak sehat.

Mengikuti pedoman tersebut akan memastikan anak menjalani puasa yang sehat. Namun, jika sahur terlewatkan atau anak tidak makan dengan baik, jangan lupa memberi mereka multivitamin.

Shahid Gauhar, dokter spesialis anak dan ahli neonatologi dari Prime Hospital yang berbasis di UEA, mengatakan, "Jangan memaksa anak untuk makan berlebihan saat sahur atau berbuka puasa. Kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan ketidaknyamanan."

"Hindari makanan tinggi gula karena akan menambah nafsu makan mereka dan memberikan sedikit nutrisi, tetapi banyak kalori yang tidak dibutuhkan."

Para ahli sepakat bahwa pengetahuan adalah kunci sukses puasa. Jelaskan pentingnya Ramadhan dan menjalankan puasa, sehingga mereka tidak hanya meniru orang dewasa.

Ingat pula untuk mengapresiasi setiap pencapaian anak, apakah itu puasa lima jam atau sehari penuh.

"Rayakan puasa pertama mereka dan beri mereka hadiah," kata Gauhar.

4. Atur Ulang Kegiatan Anak Selama Ramadhan

Metode belajar dengan melalui permainan anak
Game anak bisa membantu mengasah otak anak. (unsplash.com/@paige_cody)

Bermain penting bagi perkembangan otak anak sekalipun bagi mereka yang berpuasa. Namun, selama bulan suci Ramadhan, olahraga dan aktivitas harus dilakukan secara berbeda.

"Siapkan kegiatan yang membuat mereka sibuk di siang hari, tetapi hindari kegiatan yang membutuhkan energi tingkat tinggi," kata Gauhar.

 

Infografis Journal
Daftar Kalori Makanan Berbuka Puasa (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya