Hukum Dapat Cuan dari Hasil Reupload Konten Orang Lain Menurut Buya Yahya

Reupload merupakan kegiatan mengunggah ulang video yang diambil dari kanal orang lain. Pelaku pengunggah ulang biasanya hanya membuat judul yang berbeda dan biasanya lebih menarik orang untuk menjaring penonton yang banyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2023, 14:30 WIB
Cara Upload Video ke YouTube
Ilustrasi Upload Video ke YouTube (sumber: istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Reupload merupakan kegiatan mengunggah ulang video atau konten yang diambil dari kanal orang lain.

Pelaku pengunggah ulang biasanya hanya membuat judul yang berbeda dan biasanya lebih menarik orang untuk menjaring penonton yang banyak.

Tujuan utama pelaku reupload adalah mencari cuan atau uang di internet dengan mudah, dan hemat biaya.

Dalam era digital yang semakin maju, platform online telah memberikan peluang bagi individu untuk berbagi dan mendapatkan uang dari konten yang mereka hasilkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Prinsip Hak Kekayaan Intelektual dalam Islam

ilustrasi kecepatan upload internet
ilustrasi kecepatan upload internet. ilustrasi: freepik

Namun, ada pertanyaan yang sering muncul terkait dengan hukum mendapatkan uang dari hasil mengupload ulang konten orang lain. Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dari perspektif agama, khususnya dalam Islam.

Dalam video yang diunggah oleh chanel youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya menerangkan bahwa dalam agama Islam, terdapat prinsip-prinsip hukum yang mengatur hak kekayaan intelektual dan penggunaan karya orang lain. Salah satu prinsip yang penting adalah konsep hak cipta atau kekayaan intelektual. Hak cipta memberikan hak eksklusif kepada pencipta atau pemilik hak untuk mengontrol penggunaan dan penyebaran karya yang mereka hasilkan.

Pertanyaan muncul apakah mengupload ulang konten orang lain dan mendapatkan uang dari konten tersebut melanggar hak cipta atau tidak. Buya Yahya yang juga merupakan pengasuh LPD Al Bahjah berkata bahwa dalam menjawab pertanyaan ini, perlu dilihat apakah pemilik konten memberikan izin atau tidak untuk penyebaran ulang kontennya.

Jika pemilik konten memberikan izin secara jelas dan terang-terangan, baik secara langsung maupun melalui lisensi yang sah, maka mengupload ulang konten tersebut dan mendapatkan uang darinya dapat dianggap sah.

Perhatikan Aspek Legalitas

Namun, jika tidak ada izin yang diberikan oleh pemilik konten atau hak cipta terhadap konten tersebut, maka mengupload ulang konten tersebut tanpa izin merupakan pelanggaran hak cipta. Dalam Islam, pelanggaran hak cipta dianggap sebagai tindakan yang tidak diperbolehkan. Sebagai umat Muslim, kita dituntut untuk menghormati hak-hak orang lain, termasuk hak cipta mereka.

Dalam konteks ceramah agama, pengambilan dan penyebaran ulang ceramah dapat dibenarkan jika pemilik ceramah memberikan izin untuk itu. Jika pemilik konten penyebaran ulang ceramah mereka dan bahkan memberikan izin secara terang-terangan, maka mengupload ulang ceramah tersebut dan mendapatkan uang dari konten tersebut dapat dianggap sah. Karena bahkan mungkin biasanya mereka akan senang jika konten mereka di reupload banyak orang, karena otomatis dakwahnya akan tesebar luas.

Namun, penting untuk mencatat bahwa penyebaran ulang konten harus dilakukan dengan memperhatikan batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemilik konten. Jika ada pesan atau larangan yang dinyatakan oleh pemilik konten, misalnya larangan untuk mengambil konten dalam bentuk tertentu atau larangan untuk mengubah konten, maka hal tersebut harus dihormati.

Menurut Buya Yahya mendapatkan uang dari mengupload konten orang lain, sebagai seorang muslim, selain mempertimbangkan aspek legalitas, juga penting untuk melihat aspek moralitas dalam mendapatkan uang dari hasil mengupload ulang konten orang lain.

Minta Izin Sebelum Reupload

Dalam Islam, kita diajarkan untuk berlaku adil dan tidak merugikan orang lain dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, jika tindakan mengupload ulang konten orang lain secara tidak adil atau merugikan pemilik konten, maka tindakan tersebut dapat dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.Dalam menghadapi situasi ini, sebaiknya ada sikap saling menghormati antara pengguna dan pemilik konten.

Buya Yahya berpesan, sebelum meng-upload ulang konten orang lain, baiknya untuk menghubungi pemilik konten dan meminta izin dengan jelas. Hal ini akan mencerminkan sikap yang baik dan menjaga kehormatan serta hak-hak pemilik konten.

Selain itu, kita juga dapat mempertimbangkan untuk menghasilkan konten asli atau karya kita sendiri. Dengan membuat konten original, kita dapat menghindari konflik hukum dan etika yang terkait dengan meng-upload ulang konten orang lain. Menghasilkan konten asli juga memberikan kesempatan untuk menunjukkan kreativitas dan keunikan kita sendiri.

Dalam kesimpulannya, hukum mendapatkan uang dari hasil mengupload ulang konten orang lain dalam Islam tergantung pada izin yang diberikan oleh pemilik konten. Jika izin diberikan secara jelas dan terang- terangan, serta tindakan tersebut dilakukan dengan memperhatikan batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemilik konten, maka dapat dianggap sah.

Namun, sebagai umat Muslim, kita juga harus memperhatikan nilai-nilai moral dan etika dalam mencari nafkah. Menghormati hak cipta orang lain dan memproduksi konten asli merupakan pendekatan yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam.

Penulis: Nugroho Purbo

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya