Liputan6.com, Jakarta - Sepertinya, semua rakyat Indonesia tahu siapa Soekarno yang juga populer dengan panggilan Bung Karno. Dia adalah pahlawan nasional, presiden pertama Indonesia, proklamator dan pejuang kemerdekaan yang gigih dan menginspirasi.
Begitu pula dengan Fatmawati. Namanya juga melegenda sebagai ibu negara pertama dan penjahit bendera merah putih yang lantas menjadi bendera pusaka.
Advertisement
Baca Juga
Namun, tak banyak yang tahu, ternyata kedua sosok terkenal ini juga merupakan aktivis Muhammadiyah. Fatmawati adalah aktivis Aisyiyah, sebuah organisasi di bawang naungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Aktivitas di organisasi Islam tersebut mempertemukan keduanya. Dari diskusi, lantas tumbuhlah benih-benih cinta. Sungguh romantis.
Kisah dua aktivis Muhammadiyah sebelum menjadi presiden dan ibu negara pertama Indonesia ini menjadi artikel yang paling menyita perhatian pembaca kanal Islami.
Artikel berikutnya adalah mengenai alasan warga Amerika Latin rame-rame masuk Islam. Di jajar top 3, ada pula kisah 5 santri Syaikhona Kholil Bangkalan yang jadi pejuang kemerdekaan.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Kisah Cinta Soekarno dan Fatmawati, Sejoli Aktivis Muhammadiyah-Aisyiyah Presiden dan Ibu Negara Pertama Indonesia
Sosok Soekarno dan Fatmawati tak asing bagi masyarakat Indonesia. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama, sedangkan Fatmawati adalah ibu negara pertama.
Jasa kedua pahlawan nasional ini juga sangat besar bagi bangsa Indonesia. Soekarno adalah proklamator kemerdekaan Indonesia. Ada riwayat panjang perjuangannya demi kemerdekaan.
Sementara, Fatmawati adalah penjahit bendera merah putih, yang kita kita kenal sekarang dengan bendera pusaka.
Namun, tak banyak yang mengetahui aktivitas lain keduanya sebelum menikah. Keduanya, diketahui adalah aktivis Muhammadiyah.
Soekarno aktif di persyariakatan Muhammadiyah saat di Bengkulu. Sementara, Fatmawati memang lahir dari keluarga Muhammadiyah.
Beranjak remaja, Fatmawati menjadi aktivis Aisyiyah. Dari forum-forum diskusi aktivis Muhammadiyah-Aisyiyah inilah, Soekarno bertemu dengan belahan hatinya, Fatmawati.
Advertisement
2. Ramai-Ramai Warga Amerika Latin Masuk Islam, Ternyata Ini Alasannya
Seorang supir truk dan petinju profesional dari Bergen Utara, Luis Lopez memutuskan menjadi mualaf. Ia bersama putranya mengucap dua kalimat syahadat di aula masjid yang terletak di Union City.
Ayah berusia 41 tahun ini merasa damai setelah mendapat dukungan dan sambutan dari umat Islam. Kondisi sekarang yang ia rasakan berbeda dengan 22 tahun lalu saat masih berkecimpung dengan geng.
Lopez mengungkap dua peristiwa yang mengubah hidupnya. Yakni penikaman yang berhubungan dengan geng pada 1977 dan kelahiran putranya setahun kemudian.
Atas peristiwa itu dan dorongan teman-temannya, pria yang pindah ke Amerika dari Puerto Rico saat masih kecil ini mengunjungi sebuah masjid. Di sana ia mempelajari agama Islam hingga akhirnya mualaf.
“Mereka mengatakan kepada saya, ‘Datanglah ke masjid, Anda akan merasa diterima,” katanya dikutip dari Hidayatullah.com, Selasa (15/8/2023).
Lopez menjadi salah satu pria Latin yang menambah daftar warga Amerika Latin masuk Islam. Sejauh ini banyak warga Latin yang berbondong-bondong meninggalkan Kristen dan memilih masuk Islam.
3. 5 Santri Syaikhona Kholil Bangkalan yang Jadi Pejuang Kemerdekaan RI
Syaikhona Kholil Bangkalan dikenal sebagai mahaguru para ulama dan kiai Nusantara. Banyak santri yang pernah berguru kepadanya telah menjadi seorang ulama atau kiai yang berpengaruh di wilayahnya.
Bahkan, ada santri Syaikhona Kholil yang sukses mendirikan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Adalah Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syansuri mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).
Selain menjadi seorang ulama atau kiai, beberapa santri Mbah Kholil ikut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Peran santri Syaikhona Kholil dalam perjuangan melawan penjajah berbeda-beda, ada yang melalui pikirannya dan ada pula yang berjuang bersama para santrinya.
Mengutip situs resmi Pesantren Syaichona Moh. Cholil, sedikitnya ada lima santri Syaikhona Kholil yang menjadi pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Berikut daftar, profil, dan perannya yang diulas secara singkat.
Advertisement