Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah muda NU Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam beberapa waktu terakhir makin populer. Masyarakat berebut untuk mengundangnya pengajian.
Itu sebab, jadwal pengajian Gus Iqdam penuh hingga Februari 2025 mendatang. Bahkan, pengatur jadwal pengajian pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ini sampai harus menolak undangan pengajian saking padatnya jadwal.
Beberapa waktu lalu, Gus Iqdam sempat mengiri pengajian dalam Tabligh Akbar dan Temu Alumni Organisasi Pelajar Islam Thoriqul Huda (OPI-TH) Tebuireng yang digelar di Balai Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jumat (07/07/2023).
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan itu, Gus Iqdam sempat menyinggung sosok Gus Dur, seorang santri yang menjadi presiden. Gus Dur juga dikenal alim dan diyakini seorang wali Allah atau Waliyullah.
Mmenurut dia, ketenaran Pondok Pesantren Tebuireng tak lepas dari pendirinya, KH Hasyim Asy'ari dan sosok KH Abdurrahman Wahid, cucu Mbah Hasyim. Â
 "Sekarang yang masyhur di Tebuireng itu ada makam KH Hasyim Asy'ari, pendirinya Nahdlatul Ulama (NU). Setelah itu ada makamnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), salah satu santri yang pernah menjadi presiden. Salah satu santri yang alim dan terkenal kewaliannya, itulah Gus Dur. Ini cucunya Mbah Hasyim," ujarnya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Bukan Santri Biasa
Mengutip laman NU Jatim, santri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang itu bukan asal santri. Hal ini dikarenakan santri Tebuireng mempunyai sanad yang jelas hingga Nabi Muhammad saw.Â
Gus Iqdam menuturkan, para santri yang ada di Desa Sobontoro ini adalah santri yang sanad keilmuannya jelas. Yang menyambung sampai ke Kanjeng Nabi Muhammad saw.Â
"Kalian semua kalau ingin memondokkan anak, carilah pondok yang jelas seperti Tebuireng ini. Kalian semua di sini beruntung, didatangi dan diadakan kegiatan oleh santri-santri Tebuireng. Itu sanad keilmuannya jelas, bukan asal-asal santri. Santri Tebuireng itu bukan asal santri," ucapnya, melansir jatim.nu.or.id, Kamis (2/11/2023).
Gus Iqdam menilai, sekarang yang dilihat oleh orang tentang Tebuireng adalah Mbah Hasyim dan Gus Dur yang sudah jelas sanadnya. Oleh karenanya, santri-santri Tebuireng juga pasti gemar tahlilan dan mendoakan orang tuanya. Menurutnya, hal ini harus benar-benar dipantau.
Â
Advertisement
Cari Pesantren yang Sanadnya Jelas
Pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ini berpesan, jika berkumpul dengan santri, maka harus dilihat itu santri dari pondok mana. Karena menurutnya, sekarang sudah marak ketika orang memiliki uang tiba-tiba mendirikan pondok pesantren.Â
"Di sini, santri Tebuireng bersama Pak Lurah dakwah bersama, apa yang diperoleh di pondok, di sini disalurkan ilmunya. Syukur-syukur warga Sobontoro yang tidak punya cita-cita memondokkan anaknya, supaya punya cita-cita memondokkan anaknya. Sebelum anak-anak terkena paham yang tidak jelas," katanya.Â
 Ia melanjutkan, seperti kata Abdullah bin Mubarak, jikalau tanpa sanad keilmuan yang jelas, orang akan berbicara seenaknya sendiri. Tapi jika santri yang jelas seperti santri Tebuireng, santri Ploso Kediri, santri Lirboyo Kediri ini pasti yang disampaikan mengikuti apa yang disampaikan oleh guru-gurunya.Â
"Inilah hikmahnya sanad. Adanya santri Tebuireng datang ke sini itu jawaban. Ini menyelamatkan Desa Sobontoro dari ajaran-ajaran santri yang menyimpang, yang sanadnya tidak jelas," pungkas Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam 2 Blitar itu.