Apakah Pelaku Dosa Besar Akan Peroleh Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat?

Syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat ternyata tidak hanya untuk orang-orang yang sholeh saja, melainkan juga para pendosa.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2024, 16:30 WIB
Ilustrasi rumah Rasulullah SAW (SS: YT Shofa Media)
Ilustrasi rumah Rasulullah SAW (SS: YT Shofa Media)

Liputan6.com, Cilacap - Syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat ternyata tidak hanya untuk orang-orang yang sholeh saja. Seluruh umatnya, termasuk para pendosa akan memperoleh syafaatnya.

Pasalnya setiap manusia tentu saja tak luput dari kesalahan dan dosa. Namun kasih sayang Allah jauh lebih luas lagi.

Meskipun kita penuh lumuran dosa, namun jika kita benar-benar menyesali perbuatan buruk yang kita lakukan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan lagi, maka ampunan Allah lebih luas lagi.

Demikian halnya kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya ini sangat besar. Ia senantiasa memikirkan nasib umatnya di hari kiamat. Jika teringat akan umatnya, beliau sampai meneteskan air mata.

Jika semua umatnya memperoleh syafaat, apakah pelaku dosa besar juga akan memperoleh syafaat di hari kiamat?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Hadis Rasulullah SAW

FOTO: Benda Peninggalan Rasulullah Dipamerkan di Parung Bogor
Pengunjung menangis melihat serban Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). Sebanyak 20 benda peninggalan Nabi Muhammad dan sahabatnya dipamerkan dalam acara ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menukil Sanad Media.com, bukti kecintaan Rasulullah saw. kepada setiap umatnya, baik kepada sang pendosa maupun ahli ibadah adalah ungkapnya dalam sebuah hadits,

خيرت بين الشفاعة وبين أن يدخل نصف أمتي الجنة، فاخترت الشفاعة لأنها أعم وأكفى، أترونها للمتقين؟ لا! ولكنها للمذنبين الخطائين المتلوثين.

"(Tuhanku) telah memberikan aku penawaran serta pilihan antara; syafaat atau menetapkan separuh dari umat-ku untuk masuk surga. Namun, aku lebih memilih syafaat (pertolongan), karena syafaat lebih luas ranah dan cakupannya kepada umatku. Apakah kalian mengira bahwa syafaat tersebut hanya aku peruntukkan kepada ahli ibadah dari umatku saja? Sungguh, Tidak!! Akan tetapi syafaat tersebut aku peruntukkan kepada para pendosa, serta umatku yang masih berkubang dalam jurang kemaksiatan serta ingin bertobat dan menyesal akan perbuatannya." (HR. Ibn Majah dalam kitab Sunannya)

Dalam redaksi lain, Rasulullah saw. menyebutkan kategori atau sifat-sifat orang yang akan mendapatkan syafaat dan pertolongannya kelak dalam haditsnya,

وهي لمن مات لا يشرك بالله شيئًا

"(Syafaat ku tersebut) aku peruntukkan kepada setiap umatku yang mati dalam keadaan beriman serta tak menyekuuntukan Allah swt." (HR. Hakim dalam kitabnya; al-Mustadrak)


Meskipun Pendosa Akan Dapat Syafaat

Ketika mengomentari hadits ini, Al-Imam Al-Munawi menjelaskan, "Syafaat tersebut mencakup setiap individu dari umat Rasulullah yang mati dalam keadaan beriman, walaupun semasa hidupnya ia dalam kubangan kemaksiatan ataupun pelaku dosa-dosa besar.”

Kemudian di akhir pembahasan, Al-Imam al-Munawi menimpali keterangan tersebut, serta menuangkan argumennya dalam petikan kalamnya,

وهذا متضمن لكرامة المصطفى على ربه وأفضاله على أمته ووفور شفقة النبي صلى الله عليه وسلم عليهم 

"(Petikan hadits ini menunjukkan bukti kemuliaan Rasulullah saw. di sisi Allah swt. serta keutamaan, perhatian, dan kasih sayang Rasulullah kepada umatnya (sekalipun pendosa dari mereka)." (lihat; Faydh al-Qadhir syarh Al-Jami' As-Shoghir)


Pelaku Dosa Besar Juga Akan Dapat Syafaatnya

Rindu Pada Nabi Muhammad SAW? Ini Peninggalan Tubuh Rasulullah
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW | Via: flickr.com

Rasulullah saw. ialah sosok yang Allah swt. utus sebagai pembawa kasih sayang serta penyebar kecintaan di muka bumi ini. Cinta yang dimaknai secara luas. Sebuah cinta serta kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk, baik manusia ataupun selainnya.

Dalam sebuah riwayat yang menguatkan keterangan tersebut, Rasulullah  saw. bersabda,

لكل نبي دعوة مستجابة يدعو بها وأريد أن أختبئ دعوتي شفاعة لأمتي في الآخرة

"Setiap utusan Allah swt. diberi kesempatan berupa satu doa yang pasti akan diijabahi oleh Allah swt. (karena pengkabulan serta jawaban doa dari selain satu doa tersebut hanyalah sebuah harapan yang belum terbukti pengkabulannya) Namun, doaku akan kusimpan sebagai permohonan syafaat serta pertolongan bagi umatku kelak di akhirat." (HR. Bukhori)

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW pun bersabda,

شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي

"Syafaatku serta pertolonganku, akan aku peruntukkan kepada para pelaku dosa-dosa besar dari umatku." (HR. Bukhori)

Sosok nabi yang lebih memperhatikan umatnya dari kepentingan dirinya sendiri. Sosok yang mengedepankan keselamatan umat-nya dari hal-hal yang lain. Maka, pantaskah bagi sang pendosa untuk putus asa serta pupus harapan atas ampunan Allah swt. serta kasih sayang Rasulullah? Ingat, Rasulullah tak akan meninggalkan umatnya sama sekali.

Beliau tak akan menghiraukan tobat tulus dari setiap pendosa. Bahkan ia pun turut serta memohonkan ampunan kepada Allah swt. atas setiap pendosa dari umat-nya. Al-Imam an-Nawawi menyatakan- dalam komentarnya terhadap hadits,

فيه كمال شفقته صلى الله عليه وسلم على أمته ورأفته بهم واعتناؤه بالنظر في مصالحهم، فجعل دعوته في أهم أوقات حاجتهم

"(Hadits ini) bukti akan kasih-sayang, cinta, serta kepedulian dari Rasulullah kepada setiap umatnya- dari segi perhatiannya terhadap kemaslahatan umat-nya, maka inilah motif yang mendasarinya untuk menyimpan doanya, serta menggunakan doa (permohonan tersebut) di waktu yang sangat diperlukan dan dibutuhkan  oleh umat-nya, yaitu; Hari penghitungan dan kiamat." (Syarh Shohih al-Muslim)

Sang pendosa, janganlah ragu akan ampunan Allah swt. Ingatlah! Kasih sayang, cinta dan perhatian Rasulullah akan senantiasa menaungi setiap umat-nya yang mau bertobat dan menyesali atas perbuatannya.

Maka, yang tersisa bagi kita untuk membalas kecintaan dan perhatian Rasulullah tersebut dengan; membahagiakannya dengan tingkah-laku kita, membuatnya tersenyum dengan tutur-kata kita, serta membanggakannya dengan amal baik kita.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya