Kapan Waktu Sholat Dhuha yang Paling Utama? Kata Buya Yahya Lakukanlah di Jam Ini

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menjelaskan, waktu sholat dhuha adalah setelah matahari meninggi sampai matahari sebelum tergelincir di atas kepala. Selagi matahari belum di atas kepala, maka itu masuk waktu dhuha.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 13 Jun 2024, 11:26 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2024, 05:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya ungkap waktu sholat dhuha yang paling utama. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu ibadah sunnah yang dapat dilakukan setiap hari adalah sholat dhuha. Menukil laman NU Online, waktu sholat dhuha adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sampai waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke arah barat).

Sementara itu, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menjelaskan, waktu sholat dhuha adalah setelah matahari meninggi sampai matahari sebelum tergelincir di atas kepala. Selagi matahari belum di atas kepala, maka itu masuk waktu dhuha.

Tentu saja waktu sholat dhuha cukup lama. Pertanyaannya, kapan waktu sholat dhuha yang paling utama?

Buya Yahya mengatakan, sholat dhuha yang paling afdhol dilakukan ketika ketika terik matahari telah terasa panas atau seperempat siang yang dihitung dari setelah matahari terbit.

“Separuh dari jam 06.00-12.00. Jadi 3 jam setelah matahari terbit. Itu adalah waktu yang paling bagus kalau mau sholat dhuha,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (1/3/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sabda Nabi

Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows
Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows

Buya Yahya mengutip hadis dari Sayyidina Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anh bahwa ia pernah melihat segolongan orang melakukan sholat dhuha. Lalu berkata, “Tidakkah kalian tahu bahwa sholat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda, sholat kaum awwâbîn (sholat dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari.” 

“Jadi anak unta itu kan dijemur. Jadi kalau sudah mulai jam 9 keliatan anget. Itulah waktunya sholat dhuha yang lebih bagus. Dikatakan, yaitu mulai meninggi seperempat dari siang itu, 3 jam dari waktu terbit matahari kurang lebihnya seperti itu,” jelas Buya Yahya.

Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha

Ilustrasi sholat dhuha
Ilustrasi sholat dhuha. Photo by Michael Burrows:

Mengutip NU Online, sholat dhuha dapat dilaksanakan sebagaimana shola-sholat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat salam sebagaimana berikut.

Niat di dalam hati bersamaan takbîratul Ihrâm. Untuk memantapkan niat, sebelumnya bisa melafalkan niat sholat dhuha berikut.

 أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى 

Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Saya niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”  

Selanjutnya melaksanakan gerakan dan bacaan sholat sebagaimana umumnya sampai salam setelah dua rakaat. Setelah salam atau selesai seluruh sholat kemudian membaca doa.

Doa Setelah Sholat Dhuha

Sholat Dhuha
Ilustrasi Melaksanakan Sholat Dhuha Credit: shutterstock.com

Berikut doa setelah sholat dhuha.

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ   

Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.  

Artinya: “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Demikian penjelasan terkait waktu sholat dhuha paling utama menurut Buya Yahya dan berdasarkan hadis nabi yang dilengkapi tata caranya. Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya