Dzikir Mudah Efeknya Dahsyat: Rezeki Mengalir Deras, Mencegah Siksa di Hari Kiamat

Ada dzikir yang mudah namun fadhilahnya sangat besar yakni dapat mencegah datangnya siksa Allah di hari kiamat dan melancarkan rezeki

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 07:30 WIB
Kiamat-01
Sebuah asteroid akan melintasi Bumi malam sebelum Natal. Namun sebuah kelompok mengungkapkan bahwa kiamat akan datang. (News.com.au)

Liputan6.com, Cilacap - Banyak dzikir atau wirid yang diajarkan Rasulullah SAW dan para ulama yang memiliki fadhilah dahsyat. Uniknya lafal dzikir tersebut tidak sulit dan lafalnya pun tergolong sangat populer dan mudah dihafal.

Salah satu fadhilah agung sebab istiqamah mengamalkan dzikir ini, dapat mencegah datangnya siksa Allah di hari kiamat sekaligus pembuka pintu agar rezeki mengalir deras.

Namun ada syarat yang penting untuk diketahui dalam mengamalkan dzikir ini untuk memperoleh fadhilah atau keutamaan sebagaimana dimaksud di atas.

Selain rutin mengamalkannya, juga senantiasa menjaga kesucian niat ditujukan semata-mata karena Allah SWT.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Mencegah Siksa Allah di Hari Kiamat

Menukil Republika, setiap kali seorang Muslim mengucapkan istighfar dengan tulus dan ikhlas, mereka membuka pintu untuk menerima rahmat dan ampunan-Nya. Istighfar juga merupakan bentuk pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan kerendahan diri manusia sebagai hamba yang rentan melakukan kesalahan.

Dengan mengucapkan istighfar secara rutin, umat Islam diingatkan untuk senantiasa merawat hubungan mereka dengan Allah SWT, serta menjaga kesucian hati dan perilaku mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Istighfar bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan amalan yang memiliki dampak spiritual yang besar bagi kehidupan seorang Muslim.

Allah SWT berfirman, "Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah Ayat 199)

Dalam Surah lain, Allah SWT memuji orang-orang yang beristighfar pada-Nya. Allah SWT berfirman:

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran ayat 135)

Rasulullah SAW pun bersabda bahwa Allah SWT tidak akan menyiksa orang-orang yang melakukan perbuatan dosa saat mereka beristighfar. Karena itu pula, Abu Musa berkata, "Kami mendapat dua keselamatan, satu pergi dan yang lainnya tetap." (HR Ahmad)

Dibukanya Pintu Rezeki

Ilustrasi mengatur keuangan (Foto by AI)
Ilustrasi mengatur keuangan (Foto by AI)

Imam Ibnu Qayyim menjelaskan, cara beristighfar kepada Allah SWT untuk mencegah datangnya siksaan adalah dengan mengucapkan istighfar sambil melepaskan setiap dosa secara sungguh-sungguh.

Karena, pengampunan adalah penghapusan dosa dan menghilangkan jejak dosa itu. Dan bukan seperti anggapan kebanyakan orang, yaitu sebagai bentuk penyembunyian dosa. Karena Allah SWT yang Maha Tinggi dalam menghapus mereka yang meminta ampunan dan yang tidak meminta.

Selain ampunan, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda tentang keutamaan memohon ampunan kepada Allah SWT yakni mendsapatkan keluasan rezeki. Berikut haditsnya:

  روي هذا الحديث عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قَال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا ، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ) رواه أبو داود (1518) وابن ماجه (3819) ، وأحمد في "المسند" (1/248) ، والطبراني في "المعجم الأوسط" (6/240)، والبيهقي في "السنن الكبرى" (3/351) ، وغيرهم .

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang membiasakan istighfar (mohon ampun), niscaya Allah memberikan sebuah jalan keluar kepadanya di tengah kesempitan dan sebuah kelonggaran di tengah kesumpekan, dan Allah berikan rezeki kepadanya dari jalan yang ia tidak disangka-sangka." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Ath-Thabrani, Al Baihaqi dan lainnya)

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya