Liputan6.com, Jakarta - Kikir atau pelit merupakan salah satu sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam ajaran Islam kita dianjurkan untuk bersikap dermawan terhadap sesama.
Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi:
“Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang kikir” (HR. Tirmidzi).
Advertisement
Baca Juga
Melalui hadis di atas, dijelaskan bahwa sifat kikir itu akan menjauhkan seseorang dari Penciptanya, bahkan jauh dari kenikmatan hidup di dunia maupu akhirat.
Lantas, bagaimana dengan ancaman dan nasib orang-orang kikir saat di akhirat kelak? Berikut pejelasannya dirangkum laman dream.co.id.
Saksikan Video Pilihan ini:
Perintah untuk Menjauhi Sifat Kikir
Rasulullah menyeru umatnya untuk menjauhi sifat kikir karena sifat tersebut dibenci oleh Allah. Kikir merupakan sikap yang meredakan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Dalam ajaran Islam, Rasulullah menekankan pentingnya bersedekah dan berbagi rezeki dengan sesama sebagai salah satu bentuk ibadah. Sifat pelit dan kikir menunjukkan ketidakakuratan dan ketidaksetiaan terhadap ajaran Islam, yang membuatnya dibenci oleh Allah.
Dampak negatif dari sifat kikir adalah terjadinya ketidakadilan dalam pembagian rezeki. Kemudian menimbulkan permusuhan dan ketidakharmonisan dalam hubungan antar sesama.
Cara menghindari sifat tersebut sesuai ajaran Islam adalah dengan lebih memahami dan menghayati ajaran agama, serta meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Rasulullah juga mendorong umatnya untuk lebih bersedekah dan berbagi rezeki dengan orang lain, sebagai bentuk penghindaran dari sifat kikir. Dengan mengikuti ajaran Rasulullah, umat Islam diharapkan dapat menjauhi sifat ini dan meraih keberkahan dalam hidup.
Advertisement
Nasib Orang Kikir yang Harus Diwaspadai
Hukuman bagi orang yang pelit adalah terancam siksaan di dunia maupun di akhirat. Dalam ajaran Islam, kikir dianggap sebagai dosa besar yang akan mendatangkan ancaman di akhirat, seperti masuk neraka dan mendapat siksaan yang pedih.
Dalam kehidupan akhirat, orang kikir akan mendapat ancaman berupa kefakiran dan kekurangan dalam nikmat Allah. Dosa ini di akhirat adalah tidak mendapat kasih sayang dan ampunan Allah, serta terpisah dari kebaikan surga.
Untuk menghindari sifat kikir dalam kehidupan sehari-hari, solusinya adalah dengan melaksanakan ajaran Islam tentang sedekah dan berbagi kepada sesama.
Islam mengajarkan untuk memberikan sebagian rezeki kepada yang membutuhkan dan tidak kikir dalam berbagi kebaikan. Dengan mempraktikkan ajaran Islam tentang kasih sayang dan kedermawanan, sifat kikir dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menjauhi sifat ini dan menerapkan ajaran Islam tentang kedermawanan, seseorang dapat menghindari hukuman dan konsekuensi kepelitian, serta mendapat kebaikan dan pahala di akhirat.
Azab Allah terhadap Orang Kikir dalam Kisah Qarun
Al-Qur'an menegur sifat kikir melalui kisah Qarun, seorang yang kaya raya namun kikir terhadap pemberian kepada orang lain. Allah mengisahkan hukuman yang diterima oleh Qarun karena sifatnya, yaitu bumi menelan habis kekayaannya.
Firman Allah dalam Surah Al-Qasas ayat 76-77 menggambarkan kebinasaan Qarun akibat sifat pelitnya.
Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan umat manusia untuk menjauhi sifat kikir. Beliau bersabda dalam sebuah hadis:
"Sesungguhnya belanja yang paling baik adalah yang paling banyak yang diperlihatkan. Dan sesungguhnya sebaik-baiknya pemberian adalah yang paling sedikit yang merasakan".
Hadis ini menunjukkan anjuran untuk bersedekah dan tidak kikir dalam memberi. Dari kisah Qarun dan ajaran Nabi Muhammad SAW, kita dapat belajar betapa pentingnya menjauhi sifat kikir dan rajin dalam bersedekah.
Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi juga mengingatkan kita tentang bahaya sifat kikir dalam kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, mari kita selalu berusaha untuk menjadi orang yang dermawan dalam memberi.
Advertisement