Insya Allah Maqbul, Amalkan Doa Pelunas Utang Ini di Bulan Muharram!

Ini doa pelunas utang yang dapat diamalkan di bulan Muharram.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jul 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2024, 07:30 WIB
INFOGRAFIS
Infografis Pinjol Menjamur, Utang Menumpuk (Ilustrasi: Abdillah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Cilacap - Utang merupakan hal lumrah yang terjadi di masyarakat. Utang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang kurang mampu atau miskin saja, melainkan kalangan orang kaya saja bisa memiliki utang.

Hal lumrah ini menjadi pembahasan yang diatur dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Bagi orang yang memiliki utang, hukumnya wajib untuk membayarnya.

Namun, jikalau kita memiliki utang, namun susah untuk membayarnya, meskipun kita telah ikhtiar lahir untuk melunasinya, tak ada salahnya mengamalkan doa pelunas utang.

Kebetulan saat ini kita telah memasuki bulan mulia, yang merupakan bulan pertama dalam kalender Islam atau hijriyah yakni Muharram, maka mengamalkan doa pelunas utang insya Allah akan cepat dikabulkan Allah SWT.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Lafal Doa Pelunas Utang

Ilustrasi Stress
Ilustrasi Stres karena terjerat utang | foto : istimewa

Mengutip NU Online, doa tersebut pernah diajarkan Rasulullah ﷺ kepada seorang sahabat Anshar, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud, nomor hadis 1555, berikut ini.     

Disebutkan oleh Abu Sa‘id al-Khudri, pada suatu hari, Rasulullah ﷺ masuk ke masjid. Ternyata di sana sudah ada seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau kemudian menyapanya, “Hai Abu Umamah, ada apa aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat?” Abu Umamah menjawab, “Kebingungan dan utang-utangku yang membuatku (begini), ya Rasul.” Beliau kembali bertanya, “Maukah kamu jika aku ajarkan suatu bacaan yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kebingunganmu dan memberi kemampuan melunasi utang?” Umamah menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah:”

     اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ 

[Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wa a‘ûdzu bika minal ‘ajzi wal kasal. Wa a‘ûdzu bika minal jubni wal bukhl. Wa a‘ûdzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijâl]  

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.”  

Abu Umamah menuturkan, “Setelah aku mengamalkan doa itu, Allah benar-benar menghilangkan kebingunganku dan memberi kemampuan melunasi utang.”   

Demikian doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ agar kita terlepas dari lilitan utang yang sering kali diikuti oleh rasa ketakutan, kesusahan, kelemahan, kekikiran, dan seterusnya. Semoga Allah mengabulkan doa dan permohonan kita semua. Amîn yâ mujîbas sâ’ilîn


Tata Cara Berdoa Agar Maqbul

Ilustrasi muslim, berdoa, berzikir
Ilustrasi muslim, berdoa, berzikir. (Image by Aamir Mohd Khan from Pixabay)

Syekh M Ibrahim Al-Baijuri menyebutkan sejumlah syarat dan adab bagi orang yang berdoa. Menurutnya, orang yang berdoa disyaratkan untuk memastikan kehalalan makanan yang dikonsumsi olehnya.  Orang yang berdoa juga harus yakin akan ijabah atau pengabulan doanya. Dia juga harus menjaga kesadaran. Jangan sampai berdoa dalam keadaan hati lalai dari Allah (Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).

Syekh M Ibrahim Al-Baijuri mengatakan bahwa permintaan dalam doa tidak mengandung dosa atau pemutusan hubungan silaturahmi. Doa seyogianya tidak berisi harapan atas terwujudnya penyia-nyiaan terhadap hak umat Islam. 

Al-Baijuri menganjurkan orang yang berdoa untuk memanfaatkan waktu-waktu ijabah di mana pintu langit dibuka. Orang yang berdoa dianjurkan untuk berdoa dalam keadaan suci dan menghadap kiblat. 

ومن آدابه أن يتحرى الأوقات الفاضلة كان يدعو في السجود وعند الأذان والإقامة ومنها تقديم الوضوء والصلاة واستقبال القبلة ورفع الأيادي إلى جهة السماء وتقديم التوبة والاعتراف بالذنب والإخلاص وافتتاحه بالحمد والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم وختمه بها وجعلها في وسطه أيضا

 Artinya : Salah satu adabnya adalah menggunakan waktu-waktu yang utama, yaitu berdoa saat sujud, berdoa saat jeda antara azan dan iqamah. Salah satu adabnya lagi adalah bersuci terlebih dahulu, shalat, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan ke arah langit, bertobat terlebih dahulu, pengakuan dosa terlebih dahulu, ikhlas dalam berdoa, membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi, mengakhiri doa dengan shalawat nabi, dan juga membaca shalawat nabi di tengah doa (Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92). 


Ringkasan Tata Cara Berdoa

Ilustrasi doa
Ilustrasi doa. (Photo by Rendy Novantino on Unsplash)

Secara ringkas, adab dan tata cara berdoa dapat dikatakan sebagai berikut ini:  

1. Memakan yang halal 

2. Meyakini ijabah doanya. 

3. Menjaga hati agar tidak lalai saat berdoa. 

4. Tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa. 

5. Tidak meminta sesuatu yang dapat memutuskan silaturahmi. 

6. Tidak meminta sesuatu yang dapat menyia-nyiakan hak umat Islam. 

7. Tidak meminta sesuatu yang mustahil secara umum. 

8. Memanfaatkan waktu-waktu yang afdhal dalam berdoa, yaitu waktu sujud dan waktu jeda antara azan dan iqamah. 

9. Wudhu dan shalat terlebih dahulu sebelum berdoa. 

10. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan saat berdoa. 

11.Tobat dan mengakui dosa terlebih dahulu sebelum berdoa. 

12. Ikhlas dalam berdoa. 

13.Membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi. 

14. Mengakhirinya dengan shalawat nabi. 

15.Membaca shalawat nabi di tengah doa.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya