Kisah Sahabat yang Bikin Rasulullah SAW Ditegur Allah SWT, Penyebabnya Ini

Rasulullah SAW ternyata pernah ditegur Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 22:30 WIB
Menilik artefak peninggalan Rasulullah di Masjid At-Tin
Pameran Artefak Rasulullah SAW dan Sahabat yang digelar di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Sabtu (25/3/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Cilacap - Beragam kisah seputar kehidupan Rasulullah SAW. Mulai dari kisah bahagia hingga kisah sedih yang membuat kita meneteskan air mata.

Rasulullah SAW merupakan manusia yang memiliki akhlak yang mulia dan teladan bagi siapa saja yang ingin mendpaatkan kemuliaan.

Meski demikian, Rasulullah SAW tak luput dari teguran Allah SWT. Bahkan teguran Allah SWT tidak cukup hanya sekali, namun beberapa kali.

Lantas, apa yang menyebabkan Rasulullah SAW ditegur Allah SWT? Simak kisahnya berikut ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Rasulullah SAW Sedang Bersama Para Pembesar Quraisy

Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Foto: Abdullah Oguk/Unsplash.com

Menukil NU Online, salah satu teguran itu datang ketika Nabi Muhammad saw sedang menerima tamu para pembesar Quraisy yang diharapkan masuk Islam. Sebelum kemudian datanglah Abdullah bin Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta, meminta dibacakan al-Qur’an.

Nabi Muhammad berpaling darinya dalam keadaan bermuka masam. Kisah ini direkam dalam Al-Qur’an surat Abasa ayat 1-10.

Sebagaimana diriwayatkan Ibnu Katsir dalam kitabnya, saat itu Nabi Muhammad sedang menerima tamu pembesar-pembesar Quraisy, yang di antaranya ialah Walid bin Al-Mughirah.

Nabi Muhammad berharap akan keislaman mereka. Kemudian datanglah sahabat Nabi, Ibnu Ummi Maktum, sahabat nabi yang buta meminta dibacakan ayat al-Qur’an.


Nabi Mendapat Teguran Allah sebab Sahabat Ini

Kubah hijau, dibawah kubah ini terdapat makam Nabi Muhammad SAW, Madinah
Kubah hijau, dibawah kubah ini terdapat makam Nabi Muhammad SAW, Madinah (Liputan6.Com/Nugroho Purbo)

Sebagaimana diriwayatkan Ibnu Katsir dalam kitabnya, saat itu Nabi Muhammad sedang menerima tamu pembesar-pembesar Quraisy, yang di antaranya ialah Walid bin Al-Mughirah. Nabi Muhammad berharap akan keislaman mereka. Kemudian datanglah sahabat Nabi, Ibnu Ummi Maktum, sahabat nabi yang buta meminta dibacakan ayat al-Qur’an.

Hal itu membuat Nabi Muhammad sedikit kesal sebab ia sedang menerima tamu para pembesar Quraisy yang diharapkan masuk Islam. Sebelum kemudian Nabi Muhammad mendapatkan teguran dari Allah sebab kejadian tersebut lewat ayat yang turun.

قَالَ: وَوَقَفَ الْوَلِيدُ بْنُ الْمُغِيرَةِ فَكَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَلِّمُهُ وَقَدْ طَمِعَ فِي إِسْلَامِهِ فَمَرَّ بِهِ ابْنُ أُمِّ ‌مَكْتُومٍ- عَاتِكَةَ بِنْتِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَنْكَثَةَ- الْأَعْمَى فَكَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعَلَ يستقريه الْقُرْآنَ، فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ حَتَّى أَضْجَرَهُ وَذَلِكَ أَنَّهُ شَغَلَهُ عَمَّا كَانَ فِيهِ مِنْ أَمْرِ الْوَلِيدِ وَمَا طَمِعَ فِيهِ مِنْ إِسْلَامِهِ، فَلَمَّا أَكْثَرَ عَلَيْهِ انْصَرَفَ عَنْهُ عَابِسًا، وَتَرَكَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى عَبَسَ وَتَوَلَّى أَنْ جاءَهُ الْأَعْمى

Artinya: “Ibnu Ishaq berkata: Pada saat Rasulullah saw berdialog dengan Walid bin Al-Mughirah (salah satu pembesar Quraisy saat itu) yang menemuinya, sedang Nabi sangat mengharapkan keislamannya. Kemudian datanglah Ibnu Ummi Maktum yang buta meminta dibacakan al-Qur’an. Hal tersebut membuat Nabi sedikit kesal sebab dikhawatirkan akan mengganggu dialognya dengan Walid yang ia harapkan keislamannya. Setelah Nabi membacakan ayat, ia berpaling dengan muka yang masam dan meninggalkan Ibnu Ummi Maktum. Setelahnya Allah menurunkan ayat ‘Abasa wa tawalla an jaahul a’ma’ (Dia berwajah masam dan berpaling karena seorang tunanetra datang kepadanya). (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, [Beirut: Dar Ihya At-Turats Al-Arabi, 1988 M], juz III, hal 112).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya