Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha, dalam ceramahnya yang tayang di kanal YouTube @AlGhifari27 yang dikutip pada Jumat (16/08), memberikan wawasan mendalam mengenai perjuangan melawan penjajahan dan pentingnya harapan dalam perjuangan tersebut.
Gus Baha menjelaskan bahwa sejarah penjajahan Belanda yang berlangsung selama 350 tahun di Indonesia merupakan masa yang penuh tantangan dan penderitaan. “Semuanya itu dimulai dari harapan,” ujar Gus Baha.
Advertisement
Baca Juga
Gus Baha menggambarkan betapa terbelakangnya masyarakat pada masa penjajahan, di mana penjajah Belanda dianggap sebagai entitas yang sangat buruk dan kafir.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat saat itu sangat tertekan dan sulit untuk bangkit melawan penjajah. “Penjajah itu buruk, sudah buruk kafir,” tegas Gus Baha.
Menurut Gus Baha, para pejuang dan kiai pada masa itu menghadapi tantangan besar dalam membangkitkan semangat perlawanan di tengah masyarakat yang terbelakang.
Ia menyoroti betapa sulitnya untuk menggerakkan masyarakat yang dalam kondisi demikian. “Masyarakat kita sangat terbelakang, bagaimana bisa menggerakkan mereka?” tanyanya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Peran Ulama dan Kiai
Gus Baha menekankan bahwa meskipun kondisi saat itu sangat sulit, para pejuang dan ulama tidak pernah menyerah. Mereka terus mencari cara untuk mendidik dan membangkitkan semangat perlawanan.
“Para pejuang kita tidak berhenti mencari celah untuk mendidik dan membangkitkan semangat,” ujar Gus Baha.
Ia juga mengungkapkan bahwa kesadaran untuk melawan penjajah adalah kunci dari perjuangan tersebut. Menurutnya, memiliki kesadaran melawan penjajah adalah langkah awal yang sangat penting.
“Kesadaran melawan penjajah ini sangat penting untuk memulai perlawanan,” jelasnya.
Gus Baha menceritakan bagaimana para ulama dan kiai berperan penting dalam mendidik masyarakat untuk melawan penjajahan.
Mereka tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik tetapi juga kekuatan intelektual dan spiritual dalam perjuangan. “Para ulama dan kyai terus mendidik masyarakat dengan cara yang bijaksana,” kata Gus Baha.
Ia menyoroti peran penting pendidikan dalam membangkitkan semangat perlawanan. Menurut Gus Baha, pendidikan yang baik dan tepat dapat membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya perjuangan melawan penjajahan.
“Pendidikan adalah kunci untuk membangkitkan semangat perlawanan,” tambahnya.
Advertisement
Harapan merupakan Bahan Bakar Utama Perjuangan
Gus Baha juga mengingatkan bahwa perjuangan melawan penjajahan bukan hanya milik para pejuang dan ulama, tetapi juga tanggung jawab semua elemen masyarakat.
Ia mengajak semua pihak untuk tidak melupakan sejarah perjuangan dan terus meneruskan semangat perjuangan tersebut. “Perjuangan melawan penjajahan adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa tanpa adanya harapan, perjuangan melawan penjajahan mungkin tidak akan berhasil. Gus Baha mengingatkan pentingnya menjaga harapan dan semangat juang dalam setiap upaya perjuangan.
“Harapan adalah bahan bakar utama dalam perjuangan melawan penjajahan,” jelasnya.
Dalam ceramah tersebut, Gus Baha juga menyoroti bagaimana kesadaran dan pengetahuan dapat mengubah keadaan.
Ia mengingatkan bahwa melalui pendidikan dan kesadaran, masyarakat dapat mengubah nasib dan melawan ketidakadilan. “Pengetahuan dan kesadaran dapat mengubah keadaan,” kata Gus Baha.
Gus Baha juga mengajak masyarakat untuk terus menghargai dan mengenang jasa para pejuang dan ulama yang telah berkorban untuk kemerdekaan.
Ia menegaskan bahwa tanpa perjuangan mereka, Indonesia tidak akan mencapai kemerdekaan. “Kita harus terus menghargai jasa para pejuang dan ulama,” ujar Gus Baha.
Di akhir ceramahnya, Gus Baha mengingatkan bahwa perjuangan melawan penjajahan adalah cermin dari semangat juang yang harus terus dipelihara.
Ia berharap agar semangat perjuangan tersebut dapat diteruskan untuk mencapai cita-cita bangsa yang lebih baik. “Semangat perjuangan melawan penjajahan harus terus dipelihara,” pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul