Liputan6.com, Jakarta - Syahdan, kabar wafatnya KH Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, segera menyebar ke seluruh dunia. Pada momen tersebut, banyak tokoh dan masyarakat dari berbagai daerah berdatangan untuk mengikuti proses pemakaman Gus Dur.
Salah satu saksi penting dari peristiwa ini adalah Tuan Guru Turmudzi Badaruddin, datuk Bagu asal Nusa Tenggara Barat (NTB), yang juga merupakan sahabat dekat Gus Dur.
Ketika berita mengenai kepergian Gus Dur tersebar, kepadatan dan kemacetan tak dapat dihindari, terutama ketika mobil jenazah yang membawa almarhum Gus Dur tiba di Jombang.
Advertisement
"Kemacetan luar biasa terjadi di jalan-jalan menuju Jombang. Tidak hanya kendaraan pribadi, tapi juga rombongan dan peziarah dari berbagai tempat," kata Tuan Guru Turmudzi Badaruddin dalam pengakuannya yang disiarkan melalui kanal YouTube @Ceritaislami836.
Tuan Guru Turmudzi mengisahkan bahwa pada saat itu, mobil yang ditumpanginya bersama rombongannya tertinggal jauh dari mobil jenazah yang membawa Gus Dur.
"Kami mengalami kesulitan untuk menyusul jenazah karena banyaknya orang yang antusias datang. Situasi semakin sulit karena jalan yang padat," ujarnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tiba-Tiba Datang 2 Pengawal Polisi Militer
Untuk mengatasi kemacetan yang terjadi, Datuk Bagu, sapaan akrab Tuan Guru Turmudzi, mengajak rombongannya untuk bertawasul dengan membaca Surah Al-Fatihah.
"Saya menyarankan agar kita bertawasul dengan membaca Al-Fatihah. Kami berharap jika Gus Dur benar-benar seorang wali, maka Allah akan memberikan kemudahan bagi perjalanan kami," tuturnya.
Tak lama setelah doa dan tawasul tersebut, keajaiban mulai terjadi. "Tiba-tiba, dua motor pengawal dari polisi militer muncul dan membuat jalan menjadi lebih lancar. Mereka memandu mobil kami agar dapat bergerak dengan cepat," kata Tuan Guru Turmudzi dengan rasa heran.
Mobil yang ditumpangi oleh Tuan Guru Turmudzi dan rombongannya akhirnya dapat memasuki kompleks pesantren dengan lebih mudah.
Hal ini dianggap sebagai sebuah karomah atau mukjizat yang terkait dengan keagungan Gus Dur sebagai seorang wali.
Advertisement
Tiba-Tiba Dua Pengawal Hilang
"Kehadiran motor pengawal ini sangat membantu kami untuk segera sampai di pesantren," ungkapnya.
Setibanya di pesantren Tebuireng, Tuan Guru Turmudzi merasakan kejadian yang luar biasa.
"Ketika kami sampai, dua motor pengawal yang sebelumnya membantu kami menghilang. Saya tidak melihat mereka lagi," ceritanya, menambahkan bahwa peristiwa tersebut semakin memperkuat keyakinannya tentang karomah Gus Dur.
Tuan Guru Turmudzi kemudian menegaskan keyakinannya bahwa Gus Dur adalah salah seorang wali dari Allah.
"Saya menyatakan bahwa Gus Dur adalah seorang wali Min Auliyaillah. Hal ini saya saksikan sendiri dalam perjalanan tersebut," pungkasnya.
Cerita ini menambah kekaguman terhadap sosok Gus Dur dan memberikan gambaran mengenai keistimewaan beliau sebagai seorang ulama yang sangat dihormati.
Momen-momen seperti ini menunjukkan bagaimana keyakinan dan doa bisa membawa kemudahan dalam situasi yang sulit.
Kisah ini, yang disampaikan melalui kanal YouTube @Ceritaislami836, menjadi bukti nyata tentang keagungan dan pengaruh Gus Dur dalam kehidupan banyak orang.
Keberadaan mukjizat dalam perjalanan menuju pemakamannya semakin menguatkan posisi Gus Dur di hati para pengikut dan sahabatnya.
Dalam konteks ini, karomah yang dikisahkan oleh Tuan Guru Turmudzi Badaruddin menjadi salah satu dari banyak cerita yang memperkaya pemahaman tentang Gus Dur sebagai seorang ulama besar dan seorang wali yang penuh dengan berkah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul