Kisah Syekh Nawawi Al-Bantani Datangkan Hujan dengan Doa Bahasa Jawa di Depan Ka'bah

Syekh Nawawi AL-Bantani berdoa menggunakan bahasa Jawa, yang tentu saja tidak dikenal oleh sebagian besar orang di sana.Tentu saja, banyak yang merasa heran dan skeptis terhadap tindakan ini. Banyak orang yang meragukan apakah doa dengan bahasa Jawa dapat diterima di hadapan Ka'bah, terutama karena tidak ada tradisi serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2024, 00:30 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kepungan suhu terik yang menyengat, kota Makkah mengalami musim kemarau yang panjang. Masyarakat setempat menghadapi krisis air bersih, kelaparan, dan potensi bencana alam.

Selama berbulan-bulan, hujan tak kunjung turun meski doa-doa telah dipanjatkan oleh masyarakat dan ulama setempat.

Dalam keputusasaan, raja pun memanggil Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama asal Indonesia yang sudah dikenal luas di dunia Islam.

Syekh Nawawi al-Bantani, atau Al-Imaam Al-'Allaamah Asy-Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani at-Tanari asy-Syafi'i, adalah sosok ulama besar yang tidak hanya dihormati di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.

Karya-karyanya yang mendalam dalam bidang ilmu agama menjadikannya seorang guru besar yang mengajar berbagai ulama ternama. Kealimannya menembus batas negara, dan pengaruhnya sangat besar dalam dunia Islam.

Namun, kisah karomahnya yang terkenal ini terjadi di Mekkah. Ketika musim kemarau melanda, dan seluruh upaya untuk datangkan hujan gagal, masyarakat merasa sangat khawatir.

Air semakin sulit ditemukan, sementara berbagai kebutuhan dasar mulai sulit dipenuhi. Ketika situasi sudah semakin kritis, raja memutuskan untuk memanggil Syekh Nawawi, berharap ia dapat memberikan solusi bagi masalah besar ini.

Kisah ini diceritakan oleh Ade Fatahilah, seorang pengurus wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat, dalam tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @SPORTS_30626. Dalam video tersebut, Ade menjelaskan bahwa meskipun Syekh Nawawi bukan orang Arab, dirinya dipercaya untuk memimpin doa di depan Ka'bah, tempat paling suci bagi umat Islam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Berdoa Pakai Bahasa Jawa, dan Dikabulkan

Hujan mengguyur Kabah
Ilustrasi Hujan mengguyur Ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. (Nativepakistan.com)

Bahkan lebih mengejutkan lagi, Syekh Nawawi berdoa menggunakan bahasa Jawa, yang tentu saja tidak dikenal oleh sebagian besar orang di sana. Tentu saja, banyak yang merasa heran dan skeptis terhadap tindakan ini. Banyak orang yang meragukan apakah doa dengan bahasa Jawa dapat diterima di hadapan Ka'bah, terutama karena tidak ada tradisi serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.

Meski demikian, Syekh Nawawi tetap dengan keyakinannya. Ia memanjatkan doa dengan penuh rasa khusyuk, memohon agar Tuhan segera menurunkan hujan untuk meringankan penderitaan umat.

Tidak lama setelah doa tersebut selesai, sebuah keajaiban terjadi. Hujan yang sangat lebat turun begitu saja, mengguyur Mekkah yang sudah lama dilanda kekeringan. Masyarakat yang awalnya ragu, kini menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa doa Syekh Nawawi ternyata memiliki kekuatan luar biasa. Hujan yang turun bukan hanya membawa berkah bagi masyarakat setempat, tetapi juga membuktikan karomah yang dimiliki oleh Syekh Nawawi sebagai seorang wali Allah.

Kisah ini bukan hanya menjadi cerita tentang keajaiban yang terjadi di hadapan Ka'bah, tetapi juga menunjukkan kekuatan doa dan keyakinan yang mendalam. Syekh Nawawi, meskipun berasal dari Indonesia dan tidak berbicara dalam bahasa Arab, mampu berkomunikasi langsung dengan Tuhan melalui doa yang tulus. Keimanan yang kuat, ditambah dengan kerendahan hati, menjadi kunci dari karomah tersebut.

Bagi umat Islam, terutama di Indonesia, kisah ini menjadi salah satu teladan tentang bagaimana ketulusan doa dapat mengubah keadaan. Ini juga mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, dan bahasa bukanlah penghalang untuk berdoa. Bahkan, dalam kesulitan dan keterbatasan, doa yang penuh keyakinan bisa membuka pintu keajaiban.

Syekh Nawawi al-Bantani sendiri adalah seorang ulama yang memiliki banyak pengaruh dalam dunia keilmuan Islam. Sejak masa hidupnya, beliau telah menjadi guru bagi banyak ulama besar di dunia, termasuk di Nusantara. Salah satu ajaran utama yang beliau sampaikan adalah pentingnya menjaga keikhlasan dalam berdoa dan beribadah, serta tidak terbatas oleh bahasa atau tempat.

Cerita ini menunjukkan bahwa karomah, atau mukjizat, bukan hanya milik para nabi, tetapi juga dapat diberikan kepada para wali Allah yang memiliki kedekatan dengan-Nya. Syekh Nawawi membuktikan bahwa ketulusan doa dan keimanan yang kuat adalah jalan menuju keberkahan dan karomah dari Tuhan.

Selain itu, kejadian ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah, terutama dengan para ulama dan sesama umat Muslim. Keberhasilan Syekh Nawawi dalam mendatangkan hujan bukan hanya karena karomah pribadinya, tetapi juga karena doanya yang penuh keberkahan untuk kepentingan umat.

Masyarakat Bersyukur dengan Datangnya Hujan

Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Setelah hujan turun, masyarakat di Mekkah merasa sangat bersyukur. Krisis air bersih yang mereka alami akhirnya dapat teratasi, dan ketegangan yang melanda pun mulai reda. Kejadian ini meninggalkan kesan mendalam di hati banyak orang, dan kisah karomah Syekh Nawawi al-Bantani pun terus dikenang hingga kini.

Sebagai seorang ulama besar, Syekh Nawawi al-Bantani tidak hanya dikenal karena karomahnya, tetapi juga karena kontribusinya yang besar dalam dunia pendidikan Islam. Karya-karya beliau, yang masih dipelajari oleh banyak santri hingga kini, mencakup berbagai bidang, mulai dari fiqh, tafsir, hingga tasawuf. Kepakaran beliau dalam bidang-bidang ini menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam.

Kisah karomah ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa kita tidak boleh mudah putus asa dalam menghadapi cobaan hidup. Seperti yang dialami oleh masyarakat Mekkah saat itu, doa yang tulus dan penuh keyakinan dapat menjadi solusi atas segala masalah. Terkadang, solusi tersebut datang dengan cara yang tidak terduga, seperti yang dialami saat doa Syekh Nawawi diterima oleh Tuhan.

Penting untuk diingat bahwa karomah seperti ini bukanlah hal yang terjadi setiap hari, namun itu menunjukkan bahwa kekuatan doa dan keimanan dapat memberikan dampak yang luar biasa. Kisah ini semakin mengukuhkan nama Syekh Nawawi al-Bantani sebagai seorang wali Allah yang bukan hanya dihormati di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia Islam.

Secara keseluruhan, kisah Syekh Nawawi al-Bantani yang mendatangkan hujan dengan doa dalam bahasa Jawa di hadapan Ka'bah menjadi bukti nyata bahwa ketulusan hati dan keyakinan yang mendalam dapat membuka pintu keajaiban. Sebuah pelajaran bagi kita semua untuk selalu berdoa dengan penuh harapan dan tanpa keraguan.

Dalam mengenang perjalanan hidupnya, kita diajarkan untuk terus menjaga hubungan yang baik dengan Allah  dan dengan sesama. Keikhlasan dan kesabaran adalah kunci dalam menjalani hidup ini, dan kisah Syekh Nawawi al-Bantani menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berusaha dengan keyakinan, meski tantangan yang dihadapi terasa berat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya