Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan untuk segera bertobat saat berbuat maksiat. Terlebih, apabila itu dosa besar.
Nah, seringkali muncul pertanyaan, saat seseorang sudah taubat, apakah di akhirat kelak, dia masih kena azab akibat dosanya? Soal ini, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskannya dengan gamblang.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah mengenai apakah seseorang kena azab saat sudah taubat akibat dosa maksiatnya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (24/12/2024).
Artikel kedua terpopuler yaitu topik hukum mengucapkan selamat hari natal bagi orang Islam, penjelasan Buya Yahya dan Habib Ja'far.
Sementara, artikel ketiga yaitu pemaparan Ustadz Abdul Somad (UAS) terkait apakah seseorang masih diperbolehkan sholat qobliyah subuh jika terlambat sholat subuh?
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Sudah Tobat dari Perbuatan Dosa, Apakah Masih Kena Azab? Simak Kata Ustadz Khalid Basalamah
Setiap muslim tidak luput dari kesalahan. Ketika berbuat maksiat yang berujung dosa, sangat dianjurkan untuk segera bertobat, menyesali perbuatannya dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Seorang jemaah yang mengikuti kajian Ustadz Khalid Basalamah bertanya, muslim yang bertobat dari perbuatan dosa apakah masih kena azab sebagai pembersihan atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya?
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, selama ia masih hidup di dunia, balasan untuk orang yang berbuat dosa akan tetap ada meskipun dia sudah bertobat. Ustadz Khalid menyebutnya dengan istilah pembersihan atas dosa-dosanya.
“Di dunia akan ada pembersihan. Jadi jangan heran kalau bapak ibu sudah mengikuti pengajian sunnah kemudian taubat, kemudian digunjing oleh orang, diceritakan aibnya. Ingat coba muhasabah. Dulu sebelum tobat pernah gunjing orang gak? Inilah pembersihannya,” katanya dikutip dari YouTube Manhaj Para Sahabat, Ahad (22/12/2024).
“Pasti ada. Di dunia itu tidak ada dosa yang tidak ada konsekuensi pembersihannya. Tetapi, kalau dia tobat ya akan bersih dari dosanya,” ujar Ustadz Khalid menekankan.
Advertisement
2. Bolehkah Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Ini Pandangan Buya Yahya dan Habib Husein Ja’far
Umat Kristiani merayakan Natal setiap tahunnya pada 25 Desember. Hari Natal dirayakan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Biasanya, perayaan Natal sudah dimulai sejak malam malam 24 Desember.
Natal bukan hari raya umat Islam. Karena itu, setiap tahunnya selalu menjadi perdebatan mengenai hukum mengucapkan selamat Natal. Apakah memberi ucapan selamat Natal dibolehkan dalam Islam atau tidak?
Hukum mengucapkan selamat Natal dalam Islam sudah banyak dibahas oleh para ulama. Ada ulama yang membolehkan sebagai wujud toleransi, sebagian melarangnya karena alasan akidah.
Terkait hukum muslim mengucapkan selamat Natal, Liputan6.com mengulas pandangan dua pendakwah kondang KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dan Habib Husein Ja’far Al-Hadar.
Simak berikut penjelasan mengenai hukum mengucapkan selamat Natal bagi muslim dari Buya Yahya dan Habib Husein Ja’far.
3. Terlambat Sholat Subuh, Masih Bolehkah Lakukan 2 Rakaat Qobliyah? UAS Menjawab
Selain melaksanakan sholat fardhu, muslim sangat dianjurkan melakukan sholat sunnah. Salah satu sholat sunnah yang dapat dilakukan umat Islam adalah sholat rawatib.
Pengertian sholat rawatib adalah sholat sunnah yang mendampingi sholat fardhu. Sholat yang dilakukan sebelum sholat fardhu adalah sholat qobliyah, sedangkan jika dilakukan setelahnya disebut sholat ba’diyah.
Salah satu sholat rawatib yang diutamakan adalah sholat qobliyah Subuh. Sholat dua rakaat ini sangat diperhatikan oleh Rasulullah SAW dan keutamaannya sangat luar biasa jika diamalkan.
“Dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, jangankan melaksanakan sholat sunnah qobliyah Subuh, sholat Subuh-nya saja terkadang sulit dilakukan bagi sebagian muslim karena bangunnya kesiangan.
Seandainya terlambat sholat Subuh tapi masih masuk waktunya -belum waktu isyraq-, apakah sholat qobliyah Subuh masih boleh dilakukan meski tidak di awal waktu? Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad alias UAS berikut.
Advertisement