Kisah Perdebatan Imam Syafi'i dan Imam Malik, Rezeki Harus Dicari atau Datang Sendiri?

Hikmah dari kisah ini mengandung pelajaran tentang pentingnya keseimbangan antara usaha dan tawakal kepada Allah dalam memperoleh rezeki.

oleh Putry Damayanty diperbarui 15 Jan 2025, 04:30 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 04:30 WIB
Ilustrasi uang koin (iStock)
Ilustrasi uang koin (iStock)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, ada banyak kisah yang menggambarkan kebijaksanaan para ulama dalam memahami dan menyampaikan ilmu. Di antaranya adalah dua ulama masyhur yang dikenal oleh banyak umat yaitu Imam Syafi'i dan Imam Malik.

Selain karena kecemerlangan ilmu fiqih, kisah-kisah yang berhubungan dengan pandangan mereka terhadap kehidupan sehari-hari juga menarik untuk dipelajari.

Salah satunya adalah perdebatan mereka mengenai bagaimana seharusnya seorang Muslim menyikapi rezeki. Apakah rezeki harus dicari dengan usaha keras, ataukah rezeki itu akan datang dengan sendirinya dari Allah SWT?

Imam Malik memiliki pandangan yang lebih mengarah kepada prinsip tawakal yang sangat kuat. Beliau percaya bahwa rezeki adalah urusan Allah yang sudah ditentukan dan akan datang sesuai dengan kehendak-Nya.

Sementara itu, Imam Syafi'i meskipun sangat menghargai konsep tawakal, namun juga menekankan pentingnya usaha keras dalam mencari rezeki sebab ikhtiar merupakan bagian dari perintah Allah.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Perdebatan Imam Syafii dan Imam Malik tentang Rezeki

Dompet Kontinental
Ilustrasi Dompet Kontinental. (Shutterstock/Inna Vlasova)... Selengkapnya

Dikutip dari NU Online, dikisahkan, Imam Syafi’i pernah berdebat dengan gurunya, Imam Malik, tentang masalah rezeki. Imam Malik berpendapat bahwa rezeki itu datang tanpa usaha. Seseorang cukup bertawakal saja, niscaya Allah akan memberinya rezeki. 

Imam Malik berkata kepada Imam Syafi’i, “Lakukan saja apa yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus yang lainnya.” Kemudian, Imam Malik membacakan hadis Rasulullah yang berbunyi:

لَوْ ‌تَوَكَّلْتُمْ ‌عَلَى ‌اللَّهِ ‌حَقَّ ‌تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Artinya: “Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, maka Allah akan memberi rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, di mana ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Malik dikutip oleh Imam Az-Zarqani, Syarah al-Muwatha’, [Kairo: Maktabah ats-Tsaqafah, 2003], jilid IV, halaman 394).

Sementara itu, Imam Syafi’i berpendapat sebaliknya. Ia berkata, “Wahai Guru, andai seekor burung tidak keluar dari sarangnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki?” 

Rezeki Terbuka Melalui Banyak Pintu

Ilustrasi dompet tebal
Ilustrasi dompet tebal/Shutterstock-RomanR.... Selengkapnya

Suatu ketika, saat sedang berjalan-jalan, Imam Syafi’i melihat rombongan orang yang sedang memanen anggur. Sang Imam pun ikut membantu mereka, lantas ia mendapat imbalan beberapa ikat anggur dari mereka.

Begitu mendapat imbalan anggur, Imam Syafi’i lantas bergegas kembali menemui gurunya. Sang guru pun terlihat tengah bersantai. Sambil menaruh ikatan anggur yang dibawanya, Imam Syafi’i menceritakan pengalamannya. Ia berkata, “Andai saya tidak keluar dari rumah dan tidak bekerja, tentu anggur ini tidak akan sampai kepada tangan saya.”

Mendengar demikian, Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Kemudian, Imam Malik berkata, “Sehari ini aku tidak keluar rumah. Hanya mengajar saja. Dan sempat membayangkan betapa nikmatnya dalam cuaca panas seperti ini saya bisa menikmati buah anggur.”

“​​​​​​​Untungnya, engkau datang membawakannya untukku. Bukankah ini yang dimaksud dengan, ‘Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus yang lain’.” Akhirnya, keduanya pun tertawa lebar dan mereka melanjutkan menikmati buah anggur tersebut.

Perbedaan pendapat dua tokoh besar dalam kisah di atas sesungguhnya tidak ada yang salah. Pasalnya, Allah sudah menyiapkan banyak pintu rezeki untuk hamba-Nya.

Hanya saja, kita yang kurang mengetahui dan memahami, sehingga melihat rezeki hanya datang dari pintu usaha saja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya