Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan untuk secepatnya bertobat usai melakukan maksiat atau dosa. Bahkan, taubat dianjurkan dilakukan tiap saat, tiap hari, dengan beristighfar.
Namun, adakalanya seseorang sudah taubat nasuha usai melakukan dosa besar, namun ujung-ujungnya dia melakukan maksiat lagi.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Pertanyaannya kemudian, apakah orang jenis ini mempermainkan tobat dan taubat diterima Allah SWT?
Ulasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah mengenai orang yang sudah taubat nasuha tapi melakukan maksiat lagi dan apakah tobatnya diterima menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (23/1/2025).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah ciri perempuan jahiliyah yang hidup di zaman sekarang, sebagaimana diungkap oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Sementara, artikel ketiga yaitu kapan terakhir puasa Rajab 2025?
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Sudah Taubat Nasuha tapi Maksiat lagi, Apa Termasuk Mempermainkan Tobat? Ini Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Muslim tidak luput dari kesalahan. Disadari maupun tidak, ada kalanya seorang muslim berbuat maksiat yang berujung dosa. Hal inilah yang seharusnya dihindari, tapi memang godaannya tidak mudah.
Apabila terjerumus ke jalan maksiat, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah taubat nasuha. Bertobat karena pernah melakukannya dan tidak mengulangi perbuatan serupa.
Namun sekali lagi, istiqomah di jalan ketaatan tidak mudah. Ada kalanya tidak dapat menahan hawa nafsu yang pada akhirnya kembali bermaksiat.
Terkait dengan sering taubat tapi maksiat lagi pernah dibahas dalam kajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah. Bahasan itu muncul setelah ditanyakan oleh salah satu jemaah.
“Setiap ana melakukan dosa selalu bertobat, tapi melakukan dosa dan bertobat lagi. Begitu seterusnya. Apakah itu termasuk mempermainkan tobat dan apakah ada batasan untuk bertobat?” tanyanya seperti dikutip dari YouTube Yufid TV, Selasa (21/1/2025).
Advertisement
2. Ciri Perempuan Jahiliyah di Kehidupan Sekarang, Hati-Hati Kata UAH
Fenomena gaya hidup perempuan masa kini kerap menjadi perhatian serius di tengah masyarakat. Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyoroti perilaku yang disebutnya memiliki kemiripan dengan kebiasaan perempuan jahiliyah di masa lampau.
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ciri-ciri yang dapat menunjukkan adanya praktik-praktik jahiliah yang dilakukan secara tidak disadari oleh sebagian perempuan modern.
Ustadz Adi Hidayat memulai dengan mengingatkan tentang pentingnya iman dalam menjaga perilaku dan penampilan. "Kalau kalian masih merasa punya iman, imannya dipertaruhkan di sini," ucapnya tegas.
Ia menjelaskan bahwa perempuan yang sengaja keluar rumah dengan tujuan menarik perhatian orang lain, baik melalui pakaian, perhiasan, atau sikap, termasuk dalam perilaku jahiliah.
"Janganlah kalian keluar untuk tampil sengaja ingin dilihat orang, mengenakan pakaian atau perhiasan supaya orang lain bisa fokus terhadap Anda," lanjutnya, dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @nasihatpendek2023.
Menurutnya, tujuan untuk memikat pandangan orang lain, terutama laki-laki, mencerminkan kebiasaan perempuan jahiliah di masa lalu. Perempuan pada masa itu sering kali menggunakan cara-cara tertentu untuk menarik perhatian.
3. Kapan Terakhir Puasa Rajab 2025? Cek Tanggalnya di Sini
Pada bulan Rajab, para ulama selalu memperingatkan agar melaksanakan puasa sunnah. Dalil puasa di bulan Rajab merujuk pada anjuran puasa sunnah di bulan haram yang dimuliakan.
Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihyâ ‘Ulumiddîn (juz 3, h. 431) menyebutkan tentang hadis keutamaan puasa di bulan haram, kemudian menjadi rujukan melaksanakan puasa di bulan Rajab.
. صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام
Artinya: “Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.”
Selain itu, ada juga hadis lain yang secara spesifik tentang puasa Rajab. Hadis ini berisi tentang dialog Utsman ibn Hakim Al-Anshari dengan Sa’id ibn Jubair yang diriwayatkan Imam Muslim, dinukil via NU Online.
“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh.” (HR: Muslim).
Puasa Rajab dapat dikerjakan sepanjang masih bulan tersebut. Namun, tidak disarankan puasa Rajab dilaksanakan selama satu bulan. Sebagian sahabat nabi menghukuminya makruh jika puasa Rajab dilakukan sebulan penuh.
Imam Al-Ghazali menyarankan agar puasa Rajab dilakukan bertepatan hari-hari utama berpuasa. Misalnya, pada Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh (13, 14, dan 15 Rajab).
Lantas, kapan terakhir umat Islam boleh melaksanakan puasa Rajab? Cari tahu tanggalnya di halaman berikutnya.
Advertisement