Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam di seluruh dunia mulai bersiap menjelang Ramadhan 2025. Ramadan merupakan bulan istimewa yang ditunggu karena berbagai keutamaannya.
Kegembiraan itu seyogyanya diimplementasikan dengan amalan-amalan yang dianjurkan dilakukan menjelang Ramadhan. Salah satunya yakni mendoakan orangtua yang telah meninggal.
Advertisement
Sebagaimana diketahui, seorang anak wajib berbakti kepada orangtua. Apabila orangtua telah meninggal dunia, maka bakti itu bisa diwujudkan dengan berbagai amalan yang pahalanya juga akan turut dirasakan orangtua.
Advertisement
Selain berdoa, ada berbagai amalan-amalan lain untuk membahagiakan orangtua di alam kubur. Hal itu dijelaskan oleh Menteri Agama KH Nasaruddin Umar yang mengajak umat Islam untuk menyambut Ramadan dengan penuh persiapan, termasuk mendoakan orang tua dan guru yang telah wafat.
Baca Juga
Orangtua Tidak Pernah Sholat Meninggal, Apakah Bisa Diganti Fidyah? Simak Penjelasan Gus Baha Sekaligus Solusinya
Sudah Sholat Tarawih dan Witir, Apakah Boleh Sholat Tahajud? Begini Penjelasan UAH
Resep Tokcer Gus Baha untuk Orang Frustasi yang Banyak Utang dan Istri Minggat, Cukup Lakukan Hal Mudah Ini
“Kalau kita mencintai orang tua kita, setiap habis sholat, kita bacakan, kita kirimkan Surah Al-Fatihah kepada mereka berdua. Baik yang masih hidup, maupun yang sudah wafat. Mereka akan mendapatkan manfaatnya,” pesan Menag Nasaruddin, dalam pengajian sekaligus reuni ex-Washington di rumah dinas Menteri Agama, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2025).
Dikatakan Menag, doa anak sholeh akan sampai kepada orangtua mereka yang telah wafat, sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis.
“Mungkin kita punya orang tua sudah meninggal atau guru-guru yang pernah membuat sejarah dalam hidup kita, yang mengajari kita mengaji, mungkin mereka sudah dipanggil Allah SWT. Mereka itu adalah orang tua spiritual kita juga. Dan pada saat ini kita akan doakan,” ungkap Nasaruddin Umar, dikutip dari laman Kemenag.
Simak Video Pilihan Ini:
Sumber Kebahagiaan Orangtua yang Telah Wafat
Menteri Agama menggambarkan bahwa doa anak dapat menjadi sumber kebahagiaan orang tua yang telah berpulang. Ia mengibaratkan orang tua yang tidak pernah didoakan anaknya seperti pengemis di alam barzakh, menunggu doa dari anak-anak mereka.
“Pada hari Jumat, mereka berkumpul, menunggu hari Jumat itu, karena pada hari Jumat itu ada doa yang harus dibaca oleh khatib. Dalam khutbah kedua, ya Allah ampunilah orang-orang Muslim laki-laki dan perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat,” tuturnya.
Menjelang Ramadhan, Nasaruddin Umar berharap umat Islam dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, sedekah, serta doa untuk keluarga dan guru-guru yang telah berpulang.
“Saya mohon kepada kita semua, apapun kesibukan kita, mari menjadikan Ramadan itu satu-satunya bulan untuk menanam akhirat. Apa yang kita tanam hanya itu yang kita akan panen,” pungkasnya.
Acara pengajian juga diisi ceramah oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Muchlis M Hanafi. Turut hadir, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga tokoh-toloh penting lainnya.
Advertisement
